Womanindonesia.co.id – Umrah atau haji menjadi momen sakral bagi umat Muslim Indonesia. Namun, risiko gangguan kesehatan saat menjalani ibadah di Tanah Suci menjadi lebih tinggi, terutama pada jemaah umrah berusia dewasa dan lansia, yang memiliki penyakit komorbid seperti riwayat penyakit jantung, asma, diabetes, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.
Oleh karena itu, persiapan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi tubuh yang sehat menjadi perlu. Dalam acara media diskusi yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis), dan PERALMUNI (Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia) di Jakarta, Rabu (8/5) membahas mengenai waspada penyakit meningitis saat umroh dan haji dengan melakukan vaksin.
Kepala KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, SKM, MKM, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai predisposing faktor penyakit tidak menular dan beberapa penyakit menular, termasuk jemaah umrah terutama mereka yang berusia dewasa dan lansia.
“Pada saat berada di Tanah Suci, mereka akan bertemu dengan orang-orang yang berasal dari berbagai negara didunia yang mungkin juga mempunyai faktor risiko penyakit. Selain itu, berdesak-desakan, berada pada kepadatan tinggi, iklim yang berbeda dan kadang ekstrem, serta kelelahan, merupakan faktor risiko penyakit yang perlu diwaspadai,” kata Naning.
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah meningitis atau radang selaput otak. Ahli Neurologi Anak, Dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K), menjelaskan bahwa terdapat risiko bahaya penyakit meningitis pada jemaah umrah, terutama penyakit meningococcal meningitis yang disebabkan oleh penyakit meningokokus invasif (IMD).
Gejala awal dari IMD cukup umum, seperti demam, gelisah, gejala gastrointestinal, dan sakit tenggorokan. Namun, IMD berkembang pesat dari gejala non-spesifik, menyebabkan konsekuensi yang parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15-24 jam.
“Oleh karena itu, sangat penting bagi jemaah umrah untuk melakukan vaksinasi sebelum keberangkatan. Selain meningitis, penyakit influenza juga perlu diwaspadai karena merupakan kuman infeksi saluran napas. Jemaah umrah perlu membawa vaksin influenza untuk memberikan proteksi diri selama menunaikan ibadah umrah dan haji,” kata Setyo.
Studi di Arab Saudi menunjukkan bahwa sekitar 60 persen jemaah yang berkonsultasi di Klinik Primer Mina datang dengan keluhan infeksi saluran napas. Untuk jemaah yang dirawat inap di rumah sakit, hampir 40 persen disebabkan pneumonia, bahkan jemaah yang dirawat ICU 67 persen disebabkan infeksi saluran napas.
Ketua Umum PP PERDOKHI (Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia), Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K, menegaskan pentingnya vaksinasi influenza pada jemaah umrah, terutama yang berusia dewasa dan lansia dengan penyakit komorbid.
“Vaksinasi juga memberikan manfaat yang tak kalah penting yaitu saling melindungi satu sama lain dan diharapkan jemaah umrah tetap sehat saat kembali ke tanah air,” kata Syarief.
Di akhir media discussion, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Ketua PERALMUNI mengimbau masyarakat Indonesia yang berencana untuk ibadah umrah ke Tanah Suci agar melindungi diri sebelum perjalanan dengan vaksinasi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.
Penyebaran informasi mengenai risiko dan upaya pencegahan serta perlindungan kesehatan bagi jemaah umrah sangat penting untuk membuat ibadah mereka berjalan lancar, aman, dan nyaman. Oleh karena itu, mari bersama-sama menjaga kesehatan dan keamanan saat menjalankan ibadah umrah dan haji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News