WomanIndonesia.co.id – PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) menganugerahkan penghargaan UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia) kepada Anagard untuk karyanya yang berjudul “Welcome Perdamaian, Goodbye Kedengkian” di Museum Nasional Jakarta, Kamis (17/10).
Perupa graffiti kenamaan yang berusia 35 tahun dari Padang, Sumatera Barat, mengungkapkan gagasan karya yang terkait semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal lka. la mengajak masyarakat untuk bertoleransi dan menerima perbedaan suku, kebudayaan dan kepercayaan, serta mencerminkan komitmen kuat bangsa Indonesia agar saling menghargai, saling menghormati dan menjaga perdamaian dalam bermasyarakat.
Karya pemenang ini dipilih dari empat finalis untuk kategori Perupa Profesional kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia).
Anagard mengatakan bahwa karyanya tenspirasi oleh sebuah rumah ibadah yang dikenal sebagai Bukit Rhema di Magelang, Jawa Tengah, di mana pengunjung dari berbagai negara dan latar belakang datang untuk mengeksplorasi spiritualitas diri.
Lukisan tersebut menggambarkan arsitektur unik dari rumah ibadah Bukit Rhema yang memiliki atap berbentuk kepala merpati sebagai simbol perdamaian, untuk merepresentasikan multikulturalisme dan toleransi di Indonesia.
“Keberadaan Bukit Rhema menegaskan prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal lka, dengan semangat memelihara keselarasan, persatuan dan perdamaian Indonesia di tengah masyarakat yang beragam,” kata Anagard.
Sebagai perupa profesional, Anagard ingin secara bebas mengekspresikan perlunya memiliki kesadaran dan apresiasi terhadap pluralisme yang sesuai dengan semboyan bangsa kita. Anagard sangat antusias bisa mewakili Indonesia di ajang yang lebih tinggi lagi.
“Hari ini, saya bangga dapat menerima penghargaan UOB Painting of the Year 2019 dan saya sangat menantikan kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award di Singapura bulan depan,” kata Anagard.
Karya pemenang memberikan kesan tersendiri bagi para juri UOB Painting of the Year yang terdiri dari kurator dan praktisi seni Indonesia Agung Hujatnikajennong, kurator lepas dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB); Arahmaiani, perupa kontemporer; dan Nirwan Dewanto, kritikus budaya.
Menjelaskan karya pemenang UOB Painting of the Year 2019, Agung Hujatnikajennong menuturkan dengan menggunakan teknik stensil pada aluminium yang unik, perupa ini telah menarik perhatian dewan juri pada isu sosial yang membentuk masyarakat hari ini.
“Busana tradisional yang digunakan oleh sosok manusia dalam karya tersebut seringkali kita lihat pada acara pernikahan tradisional Indonesia yang menggambarkan aspek antar-budaya pada dua keluarga,” kata Agung.
Hal ini, lanjut ia sangat diperlukan agar kita dapat merayakan keberagaman antar individu dimana semuanya merupakan bagian dari kelompok budaya yang lebih besar. “Karena itu, untuk memelihara prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu kita patut hidup bertoleransi,” kata Agung.
Sebagai pemenang kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia). Anagard menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya Anagard akan bersaing dengan karya pemenang dari Singapura,bMalaysia dan Thailand untuk mendapatkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year pada 6 November mendatang di Singapura.
Anagard juga akan berkesempatan untuk mengikuti seleksi program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.
Kategori Perupa Profesional
1. Anagard dengan tema “Karya Welcome Perdamaian, Goodbye Kedengkian” Penghargaan 2019 UOB Painting of the Year (Indonesia) dengan hadiah Rp250 juta.
2. Dwi Januartanto “Eat, Pray, Love” sebagai Gold Winner dengan hadiah Rp100 juta.
3. Galih Adika Paripurna “White Square: Two of A Kind” terpilih sebagai Silver Winner dengan apresiasi Rp80 juta.
4. Ayu Arista Murti “Recycle is the New Enlightenment” sebagai Bronze Winner mendapatkan hadiah Rp50 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News