Womanindonesia.co.id – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan tim Indonesia di Turki sedang melakukan evakuasi tahap kedua warga negara Indonesia (WNI) dan beberapa warga negara asing akibat gempa bermagnitudo 7,7 pada Senin pekan lalu.
“Delapan orang yang terdiri dari lima WNI dan tiga Filipina sedang dalam proses evakuasi tahap kedua,” kata Retno dalam konferensi virtual, Senin (13/2).
WNI berasal dari daerah terdampak gempa seperti Hatay dan Kahramanmaras.
Sebelumnya, tim Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ankara berhasil mengevakuasi 120 WNI, dua warga Malaysia dan satu warga Burma.
Mereka kini tinggal di Ankara, tempat yang dianggap tahan gempa. Pada 6 Februari, gempa berkekuatan 7,7 melanda Turki dan Suriah. Akibat bencana ini, 36.217 orang meninggal dunia.
Khususnya, jumlah kematian di Turki adalah 31.643 sementara Suriah memiliki 4.574 pada Senin.
Seorang wanita mengatakan jumlah korban jiwa awal menjadikan gempa bumi Turki-Suriah sebagai bencana paling mematikan kelima dalam dua dekade terakhir.
Menanggapi gempa dahsyat tersebut, komunitas internasional bergegas mengirimkan bantuan ke Turki dan Suriah. Indonesia juga mengirimkan bantuan logistik dan tim penyelamat ke Turki.
Pengiriman bantuan pertama tiba di Adana pada 12 Februari. Bantuan ini termasuk pengerahan tim MUSAR (Medium Urban Search and Rescue) berkekuatan 65 orang, serta bantuan makanan, selimut, dan barang lainnya.
Sementara itu, kiriman bantuan lainnya tiba hari ini. Pesawat itu membawa 119 personel Tim Medis Darurat (EMT) dan tim pendukung dengan peralatan medis.
“Tahap ketiga dijadwalkan dimulai pada 18 Februari 2023. Empat pesawat akan mengangkut 80 ton bantuan kemanusiaan tidak hanya ke Turki tetapi juga ke Suriah,” kata Retno dalam konferensi pers.
Gempa Turki
Gempa berkekuatan 7,7 derajat mengguncang dari Turki hingga Suriah. Guncangan ini juga dirasakan di negara tetangga Lebanon.
Setelah gempa pertama, US Geological Survey (USGS) mencatat sedikitnya 100 gempa susulan. Gempa bumi berkekuatan 7,5 dan terjadi 10 kilometer di bawah permukaan bumi.
Para ahli memperkirakan banyak korban karena gempa berada jauh di dalam pemukiman penduduk dan terjadi pada malam hari saat orang sedang tidur.
Alasan Gempa Turki sangat merusak:
Melansir dari akun Twitter Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, ada lima alasan mengapa gempa bumi yang mengguncang Turki tersebut sangat destruktif. Berikut alasannya:
- Magnitudo gempa yang relatif besar yaitu 7,8.
- Gempa terjadi di kerak bumi yang dangkal.
- Terjadi tiga gempa besar, yakni 7,8 SR, 6,7 SR, dan 7,5 SR.
“(4) Saat gempa pagi pukul 16.00 WIB, banyak warga yang berada di rumah dan masih tidur,” tulis Daryono di akun Twitternya @DaryonoBMKG.
Daryono juga mengungkapkan, empat kota besar yang dilingkupi gempa juga porak poranda. “(4) pusat gempa dikelilingi oleh empat kota besar: Gaziantep, Kahramanmaras, Pazarick & Nurdagi”, tulisnya.
- Kedalaman gempa yang terjadi pada Senin (6/2) pukul 01:17:36 WIB (08:17:36 WIB) adalah 24,1 kilometer.
- Seperti dikutip New York Times, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat 24 gempa susulan setelah gempa terbesar di Turki itu. Pusat gempa kira-kira berada di sayap Anatolia Timur.
RI kirim bantuan untuk gempa Turki
Bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia untuk korban gempa tahap pertama telah tiba di Gaziantep, Turki.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal menyerahkan bantuan kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) pada Rabu (8/2) pukul 13.00 waktu setempat.
Bantuan itu berupa wadah makanan. Bantuan tiba di Gaziantep setelah 34 jam berkendara dari Istanbul. Waktu tempuh lebih lama dari biasanya, 11 jam.
“Presiden RI melalui Menteri Luar Negeri mengimbau pemerintah Indonesia sebagai sahabat dekat negara untuk segera mengirimkan bantuan yang diperlukan ke wilayah yang dilanda gempa di Turki. kata Lalu dalam keterangan resmi.
“Ini adalah bantuan kemanusiaan pertama bantuan berupa logistik. Dari negara ASEAN hingga tiba di lokasi bencana,” lanjutnya.
Badan pengungsi UNHCR memperkirakan bahwa lebih dari lima juta warga Suriah telah kehilangan rumah mereka setelah gempa dahsyat melanda pada Senin (6/2).
Menurut perkiraan awal, 5,37 juta orang di seluruh Suriah yang terkena dampak gempa membutuhkan bantuan dan perlindungan.
“UNHCR sangat memperhatikan tempat penampungan dan fasilitas pendukung, memastikan tempat penampungan kolektif bagi pengungsi memiliki fasilitas yang memadai seperti tenda, selimut plastik, selimut termal, alas tidur, pakaian musim dingin, dll,” kata Sivanka Dhanapala, perwakilan UNHCR di Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News