Womanindonesia.co.id – Universitas MH Thamrin meluncurkan OSCE Center sebagai upaya meningkatkan kualifikasi lulusan dalam bidang kesehatan, sehingga lebih kompetitif dalam skala nasional maupun internasional.
Rektor Daeng Muhammad Faqih menjelaskan bahwa OSCE merupakan metode penilaian yang sudah diwajibkan di Indonesia dan diharapkan setiap lulusan memiliki kompetensi dasar dalam memberikan layanan kesehatan.
Universitas MH Thamrin (UMHT) baru saja meluncurkan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Center, salah satu langkah penting untuk menghasilkan sumber daya manusia bidang kesehatan yang kompeten di bidangnya, sesuai dengan standar internasional.
Rektor Universitas, Daeng Muhammad Faqih menyatakan melalui peluncuran OSCE Center ini, kualifikasi lulusan UMHT diharapkan mampu bersaing dengan lulusan universitas lainnya, baik skala nasional maupun internasional.
“Komitmen kita di UMHT adalah terus meningkatkan kualitas dan kompetensi sdm lulusan, dalam rangka memastikan peningkatan sumber daya manusia, menjadi sumber daya manusia unggul, yang kompetitif,” ujar Daeng Faqih saat Meet Media Darling di UMHT, Kramat Jati, Jakarta (16/11/2023).
OSCE Center ialah metode penilaian dalam bidang kesehatan yang digunakan untuk menguji keterampilan klinis, pengetahuan, dan kemampuan praktis mahasiswa kedokteran, kepegawaian, dan profesi kesehatan lainnya.
Faqih menyampaikan bahwa mahasiswa akan diuji melalui serangkaian stasiun berbeda, dimana mereka dihadapkan pada skenario klinis yang simulatif untuk menyelesaikan tugas atau masalah klinis dalam jangka waktu tertentu.
“Standar internasional keterampilan profesi kesehatan sudah diwajibkan di Indonesia, setiap lulusan pelayanan kesehatan harus melewati tes di lab OSCE ini,” tutur Daeng Faqih.
Ia menambahkan bahwa bentuk tes melibatkan tata laksana layanan kesehatan dengan menerapkan layanan pada prototipe serupa anatomi manusia, sehingga saat melakukan praktik, mahasiswa sudah mengenal dengan baik.
Universitas MH Thamrin merupakan salah satu perguruan tinggi yang sudah memiliki lab OSCE ini. “Belum semua universitas memiliki. Alhamdulillah UMHT sudah memiliki. Dan ini bisa digunakan oleh pihak lain yang belum memiliki lab OSCE. Karena standarisasi-nya sudah ada dan divalidasi setiap lima tahun sekali, bersamaan dengan pemeriksaan CPD,” kata Daeng Faqih.
Dalam OSCE, materi yang diuji meliputi perawatan luka, layanan menolong pasien sesuai kebutuhan pasien, dan pengecekan janin untuk sektor kebidanan. “Harapannya setiap lulusan memiliki kompetensi dasar dalam melakukan layanan kesehatan,” pungkas Faqih.
Rektor Daeng Faqih juga menekankan pentingnya kerjasama antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang kompetitif di bidang kesehatan.
“Kerjasama antara dunia akademik, pemerintah, dan industri sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Pendidikan yang baik harus diimbangi dengan dukungan finansial, infrastruktur, dan promosi riset dan inovasi untuk memaksimalkan potensi mahasiswa dan tenaga profesional di bidang kesehatan,” ucap Daeng Faqih.
Dalam kesempatan yang sama, Universitas MH Thamrin juga mengumumkan pembukaan program studi baru, yaitu Magister Manajemen (S2). Hal ini menambahkan pilihan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di tingkat pascasarjana, seiring dengan Program Kesehatan Masyarakat (S2) yang sudah ada sebelumnya. Prodi baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan yang siap menghadapi persaingan di era global.
Pembukaan program studi baru ini juga sejalan dengan komitmen UMHT untuk berkontribusi secara nyata dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, serta untuk melengkapi kebutuhan industri di berbagai sektor, termasuk di bidang kesehatan dan manajemen.
Di tengah tantangan global dan perkembangan teknologi yang pesat, upaya Universitas MH Thamrin melalui peluncuran OSCE Center dan pembukaan program studi baru ini sepenuhnya berfungsi sebagai investasi pada masa depan generasi muda Indonesia, khususnya di bidang kesehatan dan manajemen.
Diharapkan, ini dapat memicu perubahan positif dalam dunia pendidikan di Indonesia dan membantu menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam skala nasional dan internasional.
Pada akhirnya, kesuksesan penciptaan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas di bidang kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan tinggi semata, melainkan juga melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat luas.
Seperti yang Rektor Daeng Faqih tekankan, kerjasama antara semua sektor ini akan menjadi kunci untuk menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan pada masa depan yang semakin kompleks dan tidak pasti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News