Tradisi menyambut Ramadhan di berbagai negara berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, masyarakat di setiap daerah mempunyai cara tersendiri menyambut bulan Ramadhan.
Womanindonesia.co.id – Umat Islam di Indonesia selalu menyambut bulan suci Ramadhan dengan suka cita dan ditunggu-tunggu. Hal itu terlihat dari berbagai ritual dan tradisi menyambut bulan puasa.
Tradisi-tradisi ini telah dipraktikkan sejak lama, dan masing-masing tradisi memiliki maknanya sendiri dan sangat dipengaruhi oleh budaya dan norma-norma daerah atau etnis masing-masing dari mana mereka berasal.
Berikut 8 tradisi unik untuk menyambut Ramadhan:
1. Nyadran atau Nyekar
Nyadran merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Orang-orang akan mengunjungi makam keluarga dan leluhur mereka beberapa hari sebelum Ramadhan tiba. Mereka akan meletakkan bunga di kuburan, membersihkan area sekitar kuburan dan mengirim mereka doa. Tak heran jika pemakaman Muslim di Indonesia dipadati pengunjung pada hari-hari terakhir Syaban (bulan sebelum Ramadhan dalam kalender Islam).
2. Dugderan
Dugderan pertama kali dipraktekkan oleh masyarakat Semarang pada tahun 1881 untuk menentukan hari pertama Ramadhan. Sekarang di zaman modern, Dudgeran dipandang sebagai pesta rakyat dengan parade yang panjang. Namun, puncak acara ini tetap sama: ritual penentuan hari pertama puasa Ramadhan.
Acara ini memiliki maskot khusus bernama Warak Ngendog. Warak Ngendok adalah kambing dengan patung kepala naga. Patung tersebut dilengkapi dengan beberapa telur rebus sebagai simbol bahwa makhluk tersebut sedang bertelur. Hal ini terkait dengan Dudgeran pertama pada tahun 1881, ketika Semarang mengalami krisis pangan dan telur menjadi barang mewah bagi warga.
3. Meugang
Meugang telah dirayakan di Aceh sejak tahta Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh. Saat itu, Sultan Iskandar Muda menyembelih banyak hewan dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat menjelang Ramadhan.
Saat ini tradisi Meugang diadakan tiga kali setahun: sebelum Ramadhan, Idul Fitri , dan Idul Adha. Orang-orang akan memasak daging dan menikmati masakannya bersama keluarga, teman, dan anak yatim sebagai simbol rasa syukur setelah 11 bulan mendapatkan uang untuk mencari nafkah.
4. Balimau
Balimau adalah tradisi di mana masyarakat Minangkabau mandi di air dengan limau (jeruk nipis). Biasanya tradisi ini diadakan di daerah-daerah tertentu yang terdapat aliran sungai dan daerah pemandian. Arti dari Balimau adalah membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
5. Nyorog
Nyorog adalah tradisi Betawi di mana orang berbagi paket makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua seperti ayah, ibu, paman, atau kakek-nenek. Dulu bungkusnya berisi sayur dan ikan masak, tapi sekarang orang berbagi bungkus biskuit, kopi instan, gula, sirup, teh, dan masih banyak lagi. Tradisi Nyorog dianggap sebagai pengingat bahwa Ramadhan akan datang dan orang-orang harus memperkuat ikatan mereka dengan keluarga mereka.
6. Megibung
Umat Islam di Bali menyambut bulan suci Ramadhan dengan Megibung. “Megibung” berasal dari kata gibung yang berarti berbagi, duduk melingkar dan makan bersama dengan nasi dan hidangan di atas nampan. Ritual ini dilaksanakan di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, Bali Timur pada tanggal 10, 20, dan 30 Ramadhan. Ritual ini diperkenalkan oleh Raja Karangasem, I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem pada abad ke-17.
7. Megengan
Masyarakat di Jawa Timur, terutama di Tuban, Malang , dan Surabaya menggelar tradisi Megengan untuk menyambut Ramadhan. “Megengan” berasal dari kata Jawa megeng, yang berarti “memegang”. Tradisi ini adalah pengingat bagi orang-orang bahwa Ramadhan akan datang, dan mereka harus menahan diri dari melakukan dosa.
Selama Megengan, orang biasanya duduk bersama di masjid atau lapangan untuk berdoa bersama, mengunjungi makam orang yang dicintai, dan kemudian makan bersama. Tradisi itu juga merupakan salah satu cara penyebaran Islam di Jawa Timur sejak dulu.
8. Malamang
Malamang atau memasak lemang (kue beras yang dimasak dalam bambu) sudah menjadi tradisi khusus masyarakat Minangkabau untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Selama Malamang, orang akan berkumpul di lapangan untuk membuat dan memanggang lemang bersama.
Lemang kemudian disajikan dengan tapai sipuluik (nasi ketan hitam yang difermentasi) atau daging durian.
Cara orang menyambut Ramadhan di Indonesia mungkin berbeda-beda, namun semuanya memiliki kesamaan. Mereka berbagi kebersamaan, menyambut bulan dengan suka cita, dan berharap bulan penuh berkah.
Itulah tradisi unik menyambut Ramadhan di Indonesia. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News