WomanIndonesia.co.id – Wabah virus corona atau Covid-19 mengharuskan kita tetap di rumah agar terhindar dari virus yang kini jadi pandemi.
Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi mengungkapkan, sebenarnya banyak nilai positif yang dapat dipetik dari WFH. “Utamanya, WFH memungkinkan kita tetap terhubung secara fisik dan psikologis dengan anak dan pasangan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (22/4).
Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan pun lebih fleksibel, bisa diatur dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan kita saat itu. Selain itu, pengeluaran pun menjadi lebih hemat karena tidak ada biaya akomodasi dan transportasi untuk ke kantor dan sekolah.
Yang tak kalah penting, kita sebagai orangtua bisa menjadi role model bagi anak-anak. “Sehingga anak-anak bisa paham apa saja yang dilakukan orang tuanya, terkait pekerjaan atau profesinya,” tutur Irma.
Irma menekankan, pentingnya bekerja sama dengan pasangan untuk menyiasati kerepotan selama WFH. “Aku dan suami sama-sama mengasuh anak. Aku jadi “bumper” ketika anak-anak mau mengganggu jam kerja bapak mereka, dan sebaliknya,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Nucha Bachri, pendiri Parentalk.id. Ketika nucha butuh waktu untuk fokus kerja, maka suaminya akan menemani anak-anak. Bagaimanapun, kadang perselisihan waktu kerja antata Nucha dan suami tak terelakkan. “Konsekuensinya, salah satu dari kami harus kerja sambil digelendoti anak-anak,” ucap Nucha.
Menurut Irma, yang paling utama ketika WFH adalah membuat jadwal keluarga yang teratur. ini akan sangat membantu orang tua, khususnya ibu, untuk menyusun prioritas dan pembagian waktu yang tepat. Ibu pun jadi punya waktu untuk me time di sela-sela waktu bekerja dan menyelesaikan segala urusan rumah tangga.
Irma membuat tiga tips sederhana yang bisa diikuti:
- Buat jadwal kegiatan sehari-hari, tinjau ulang setiap satu minggu sekali;
- Komunikasikan dengan pasangan terkait dengan jadwal dan pembagian tugas serta tanggung jawab bersama;
- Ajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan domestik di rumah. Ia menekankan, hindari menuntut dan berharap terlalu berlebihan pada anak dan pasangan.
“Karena ketika di realitasnya tidak terpenuhi, bisa menjadi masalah baru bagi ibu. Misalnya, muncul rasa cemas, panik serta rasa tidak berdaya. Akibatnya ibu bisa marah-marah, dan muncul masalah fisik,” papar Irma.
Irma menambahkan, sangat penting melibatkan anak dalam kegiatan domestik. Misalnya memasak, membersihkan rumah, atau mencuci pakaian. “Anak-anak biasanya sangat senang jika dilibatkan, sekaligus akan membuat mereka menjadi lebih terampil,” ungkap Irma.
Saat mencuci bersama, “Ibu bisa mencari produk-produk yang inovatif baik dari segi aromanya maupun dari segi teksturnya, sehingga anak anak tertarik mencobanya.”
Produk inovatif SoKlin Softergent yang mengandung kombinasi detergen dan pelembut dengan formula Fresh Protection dan teknologi Aroma Sensory, bisa dimanfaatkan sebagai tool untuk menciptakan kegiatan mencuci yang menyenangkan dan menarik bersama anak.
Senada dengan Irma, Joanna Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care Wings Corp mengatakan bahwa anak-anak tentunya akan lebih senang ketika melakukan kegiatan mencuci karena proses mencuci yang lebih praktis dan waktunya lebih singkat. Hanya dengan satu kali rendam, baju bersih sekaligus dua kali lebih lembut dan dua kali lebih wangi.
“Anak jadi lebih mandiri dengan belajar mencuci baju, tanpa menjadi stres karena proses mencuci jadi lebih praktis dan singkat. Selain itu, keharuman SoKlin Softergent menciptakan perasaan rileks,” tambah Joanna.
Untuk mempermudah kegiatan mencuci yang praktis selama #DiRumahAja, Joanna memastikan SoKlin Softergent tersedia di supermarket, minimarket kesayangan, maupun jaringan pembelian daring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News