Womanindonesia.co.id – Setelah seharian beraktivitas tentunya Anda akan merasa lelah, sehingga bayangan di kepala cuman ingin pulang ke rumah beristirahat dan tidur. Namun, nyatanya terkadang setelah sampai di rumah Anda menjadi susah tidur padahal merasa lelah.
Hal ini sering terjadi, bahkan hampir semua orang pernah mengalami susah tidur meskipun merasa lelah. Kejadian ini dipicu oleh banyak faktor penyebab mulai faktor internal maupun gaya hidup yang tidak sehat sehingga mengganggu siklus tidur.
Berapa Banyak Tidur yang Direkomendasikan?
Penelitian ilmiah menjelaskan bahwa tidur sangat penting pada usia berapa pun. Tidur memperkuat pikiran, memulihkan tubuh, dan membentengi hampir setiap sistem dalam tubuh. Tetapi berapa banyak tidur yang benar-benar kita butuhkan untuk mendapatkan manfaat ini?
Pedoman National Sleep Foundation menyarankan bahwa orang dewasa yang sehat membutuhkan antara 7 dan 9 jam tidur per malam. Bayi, anak kecil, dan remaja membutuhkan lebih banyak tidur untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Orang yang berusia di atas 65 tahun juga harus mendapatkan 7 hingga 8 jam per malam.
Mengetahui rekomendasi umum untuk berapa banyak tidur yang Anda butuhkan adalah langkah pertama. Maka penting untuk merenungkan kebutuhan pribadi Anda berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat aktivitas dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Dan yang terakhir, tentunya perlu menerapkan tips tidur yang sehat agar Anda benar-benar bisa mendapatkan tidur malam yang direkomendasikan.
Berapa Banyak Tidur yang Direkomendasikan untuk Setiap Kelompok Umur?
Waktu tidur yang direkomendasikan dipecah menjadi sembilan kelompok usia.
Bayi baru lahir 0-3 bulan 14-17 jam
Bayi 4-11 bulan 12-15 jam
Balita usia 1-2 tahun 11-14 jam
Prasekolah 3-5 tahun 10-13 jam
Usia sekolah 6-13 tahun 9-11 jam
Remaja 14-17 tahun 8-10 jam
Anak muda 18-25 tahun 7-9 jam
Dewasa 26-64 tahun 7-9 jam
Dewasa yang lebih tua 65 tahun atau lebih 7-8 jam
Di setiap kelompok, pedoman menyajikan rentang durasi tidur malam yang direkomendasikan untuk individu yang sehat. Dalam beberapa kasus, tidur satu jam lebih atau kurang dari kisaran umum mungkin dapat diterima berdasarkan keadaan seseorang.
Apakah kita semua bisa mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari? Sayangnya, beberapa kondisi menghambat kita untuk mendapatkan tidur yang sempurna, sering kali mata susah tidur meskipun tubuh merasa lelah.
Apasih penyebabnya, padahal merasa lelah tapi susah tidur? Simak penjelasannya berikut ini:
1. Pola Tidur yang Buruk

Pola tidur yang buruk menjadi pemicu utama susah tidur meskipun merasa lelah. Pola tidur yang buruk merupakan salah satu penyebab susah tidur walau sudah mengantuk dan merasa lelah. Susah tidur pada malam hari ini merupakan efek dari pola tidur kamu yang sebelumnya tidak teratur.bahkan bila pola tidur kamu terus berantakan dan tidak pernah teratur, tubuh akan merasa selalu kelelahan dan tidak bersemangat dalam beraktivitas.
Badan akan terasa berat karena kurang tidur dan membuat kamu cepat kelelahan dalam beraktivitas. Tidak hanya selalu merasa kelelahan saja, kamu juga akan merasakan stres emosional karena tidak kunjung bisa tidur pada malam hari walaupun sudah mengantuk dan merasa lelah.
Hal inilah yang membuat waktu tidur kamu makin berkurang dan menyebabkan pola tidur menjadi tidak beraturan setiap harinya.
2. Kekurangan hormon kortisol
Jika pola tidur Anda sudah baik namun masih sering susah tidur malam karena badan kecapekan, ini mungkin tandanya tubuh Anda mengalami kekurangan hormon kortisol. Gangguan atau kerusakan pada kelenjar adrenal dapat menyebabkan hal ini, menurut laman Mayo Clinic.
Hormon kortisol berperan meningkatkan kadar gula dalam darah, menekan kerja sistem imun, meningkatkan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat, serta membantu mengatur metabolisme dan jam biologis tubuh.
Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menyebabkan sistem imun malah melemah ketika stres datang menghampiri. Pada akhirnya, ketidakseimbangan kadar kortisol dalam tubuh mengacak-acak jam biologis tubuh Anda.
Normalnya, pada pagi hari kadar kortisol akan meningkat namun dan semakin menurun ketika malam hari sehingga membuat kita tertidur. Namun jika Anda memiliki gangguan kelenjar adrenal, yang terjadi bisa sebaliknya. Hormon kortisol meningkat pada malam hari sehingga Anda jadi lebih gelisah dan mengalami insomnia pada malam hari.
3. Kecemasan

Pikiran yang terus sibuk tidak kondusif untuk beristirahat. Tidak heran gangguan tidur menjadi gejala diagnosa untuk beberapa gangguan kecemasan, yang menurut penelitian terdahulu juga dimiliki oleh 24-36 persen orang dengan insomnia. Kecemasan juga menyebabkan peningkatan kewaspadaan, yang semakin dapat mengganggu tidur.
4. Pola makan

Sebuah studi tahun 2019, para peneliti mengamati kantuk dan pola makan siang hari yang berlebihan. Mereka menemukan bahwa mengganti 5 persen asupan kalori harian seseorang dari protein dengan jumlah yang sama dari lemak jenuh atau karbohidrat meningkatkan risiko kantuk di siang hari.
Di sisi lain, mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh, protein, atau karbohidrat mengurangi risiko kantuk yang berlebihan di siang hari. Mereka menyimpulkan bahwa perubahan pola makan dapat membantu seseorang mengatasi gangguan tidur.
Sebuah tinjauan tahun 2016 menemukan bahwa pola makan tinggi lemak dikaitkan dengan kurangnya tidur REM, lebih banyak tidur nyenyak, dan meningkatkan gairah tidur. Sementara asupan karbohidrat tinggi dikaitkan dengan lebih banyak tidur REM, kurangnya tidur nyenyak, dan tertidur lebih cepat.
Namun, penulis studi tersebut mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan apakah salah satu pola makan mendorong atau mengganggu tidur malam dan energi siang hari.
Pada intinya, jika Anda lelah tetapi tidak bisa tidur, itu mungkin pertanda ritme sirkadian yang tidak aktif. Namun, kelelahan sepanjang hari dan terjaga di malam hari juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor di atas.
Itulah penjelasan mengapa Anda susah tidur meskipun merasa lelah. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News