Womanindonesia.co.id – Stroke, baik iskemik maupun hemoragik, adalah kondisi medis yang sangat serius dan membutuhkan penanganan secepat mungkin untuk meminimalkan risiko kematian dan kecacatan permanen. Di Indonesia, stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian dan juga merupakan penyebab utama kecacatan.
Oleh karena itu, penanganan stroke yang cepat dan efektif sangat penting untuk meningkatkan kesembuhan pasien dan memperkecil risiko kecacatan.
Siloam Hospitals TB Simatupang, salah satu rumah sakit terkemuka di Indonesia, telah melakukan inovasi baru dalam upaya meningkatkan penanganan stroke. Dalam acara peluncuran “Stroke Ready Hospital”, Siloam Hospitals TB Simatupang berkomitmen memberikan penanganan stroke yang cepat, tepat dengan upaya awal yang terkoordinasi dengan baik.
Melalui diketahuinya keseimbangan faktor risiko terhadap waktu, dokter dapat dengan mudah mengukur waktu optimal untuk pemberian obat trombolitik yang membuat efek pengobatan cepat dan efektif.
Mada Shinta Dewi, CEO Siloam Hospitals TB Simatupang menjelaskan, pengenalan Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai “Stroke Ready Hospital” bertujuan untuk mengingatkan masyarakat untuk pilih rumah sakit yang tepat, penanganan yang akurat, dalam waktu yang cepat, gangguan motorik pulih dengan singkat.
Dalam hal penanganan stroke, waktu sangatlah penting dan pasien harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit yang tepat.
“Setiap 30 menit, satu pasien stroke yang mungkin seharusnya dapat diselamatkan, meninggal dini atau mengalami kecacatan permanen, karena dirawat di rumah sakit yang tidak memadai. Oleh karena itu, perlu ada penanganan yang koordinatif dan berkelanjutan terkait pemilihan rumah sakit, yang membantu memperkecil risiko dari komplikasi stroke,” kata Shinta di Jakarta, Kamis (15/8).
dr. Peter Gunawan Ng, SpN, FAf Neurologie (DE) menjelaskan, pihaknya selalu berupaya menyesuaikan regulasi penanganan pasien stroke, terutama untuk mengoptimalkan waktu penanganan.
“Saat ini, dengan fasilitas dan keahlian seluruh tim ahli kami mampu mengurangi door to needle time dari 75 menit ke 37 menit. Artinya, Siloam Hospitals TB Simatupang dapat memangkas waktu penanganan stroke pada umumnya sekitar 38 menit,” katanya.
Selain faktor waktu, kurangnya pengenalan tanda-tanda peringatan stroke juga menjadi faktor penyebab penting dari keterlambatan pelaporan stroke di rumah sakit. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran masyarakat mengenai tanda-tanda peringatan stroke, seperti kesulitan berbicara, kehilangan kekuatan, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh. Ketika gejala stroke terdeteksi pada awalnya, pasien dapat segera diberikan perawatan yang tepat dan efektif.
dr. Grace F. Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group menambahkan, untuk penanganan stroke selama tahap akut, beberapa prosedur pembedahan dan pengobatan diperlukan dan unit perawatan stroke yang memadai terbukti mampu mengurangi risiko kematian dan kecacatan pada pasien.
“Terapi trombolitik dengan rtPA merupakan terapi yang direkomendasikan oleh Heart American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA) dan European Stroke Organization (ESO) untuk pasien dengan stroke iskemik akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,” kata dr. Grace.
Selain terapi trombolitik, pasien stroke juga memerlukan perawatan jangka panjang, seperti rehabilitasi dan dukungan pengasuh untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal. Penanganan gejala sisa seperti kesulitan menelan, depresi, dan spastisitas juga merupakan komponen penting dari perawatan jangka panjang pasien stroke.
Angels (World Stroke Organization) Rika Aprijanti Hutagalung, Associate Director Market access mengucapkan selamat atas pencapaian Siloam Hospitals TB Simatupang yang mendapatkan WSO Angels Awards dengan Diamond dan Gold Level. Sebagai informasi, tidak banyak rumah sakit dapat memenuhi standar internasional dari WSO Angels Award.
“Siloam Hospital TB Simatupang telah terbukti menjadi salah satu rumah sakit terbaik dalam kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Mereka sangat beroperasi dengan baik, bergantung dalam penanggulangan masalah stroke yang bervariasi dan rentan,” ungkapnya.
Penanganan stroke akut harus dilakukan secepat mungkin dan tepat untuk meminimalkan risiko kematian dan kecacatan permanen. Penanganan stroke harus dilakukan di unit perawatan stroke yang memenuhi standar internasional dan memiliki dokter ahli tersebut dengan menggunakan berbagai procedure dan pengobatan yang tepat, yang akan memberikan pengobatan paling efektif pada pasien stroke. Masyarakat Indonesia harus menyadari pentingnya memilih rumah sakit yang tepat dan mulai memperkenalkan tanda-tanda peringatan stroke.
Melalui perhatian dan kehati-hatian yang baik terhadap pasien stroke, diharapkan dapat memperkecil angka kematian dan meningkatkan angka kesehatan di Indonesia serta memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News