Womanindonesia.co.id – Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memperhatikan tanda label hemat energi (LTHE) saat membeli AC split. Faktor harga yang terjangkau dan daya listrik rendah menjadi pertimbangan utama dalam memilih AC split.
Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM), Gigih Udi Atmo, menyampaikan bahwa tantangan utama adalah kesadaran masyarakat, terutama ibu-ibu, yang lebih memperhatikan harga tanpa memerhatikan label LTHE.
Gigih menekankan pentingnya melihat label tanda hemat energi saat membeli AC split. Semakin tinggi jumlah bintang yang tertera di label, semakin hemat energi AC tersebut. Meskipun harganya lebih mahal, biaya tagihan listrik bulanan akan lebih murah dibandingkan dengan AC berdaya rendah dengan bintang satu atau dua.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, Ditjen EBTKE Kemen ESDM melakukan sosialisasi label hemat energi melalui berbagai cara, melibatkan asosiasi, praktisi, produsen, serta menyasar langsung ibu-ibu PKK. Sosialisasi juga dilakukan melalui media massa, televisi, dan media sosial.
Selain itu, Ditjen EBTKE Kemen ESDM telah menjalin kerja sama dengan marketplace untuk memperluas sosialisasi label hemat energi. Hal ini sejalan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM pada tahun 2015, yang mewajibkan produsen AC meningkatkan efisiensi energi listrik untuk AC yang dijual di Indonesia.
Herlin Herlianika, Presiden American Society of Heating, ASHRAE Indonesia Chapter, menyatakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap label hemat energi masih rendah. Ashrae Indonesia Chapter melakukan survei yang menunjukkan hanya lima persen pengguna AC split di Indonesia yang mengetahui tentang label hemat energi.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran mengenai isu lingkungan, Syarif Hidayatullah, Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos yang menaungi Indopos.co.id dan Indoposco, mendorong dukungan insan media untuk mengedepankan isu lingkungan dalam pemberitaan mereka. Media massa memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan.
Sri Wahyuni, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menekankan perlunya regulasi dan kebijakan yang adil dalam mewujudkan transisi ke energi hijau.
Tarif yang terjangkau bagi konsumen dan keberlanjutan pelayanan energi nasional menjadi faktor penting dalam mewmewujudkan kebijakan energi hijau yang sukses. Dalam upaya mencapai transisi menuju energi bersih, perlu adanya keselarasan antara kebijakan sektor transportasi dan kebijakan energi.
Penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam mengatasi perubahan iklim dan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Dalam hal ini, peran aktif masyarakat sangat penting, dan mereka perlu diberikan akses kepada kebijakan dan regulasi yang memberikan solusi yang menguntungkan semua pihak.
Christine Egan, CEO CLASP, menyatakan bahwa CLASP Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM.
CLASP merupakan organisasi internasional non-profit yang memberikan dukungan teknis dan kebijakan kepada pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam mengimplementasikan standar efisiensi energi dan label untuk peralatan dan pencahayaan.
Salah satu misi CLASP adalah meningkatkan kinerja energi dan lingkungan dari peralatan yang digunakan sehari-hari serta mempercepat peralihan ke dunia yang lebih berkelanjutan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah Indonesia dalam sosialisasi label hemat energi, CLASP akan berperan aktif. Acara FGD ini didukung oleh SHARP, yang juga turut berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesadaran akan isu energi hemat melalui produk-produk yang mereka tawarkan.
Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, produsen, media massa, dan masyarakat secara keseluruhan, diharapkan upaya untuk mengatasi ketidakpedulian terhadap label hemat energi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya efisiensi energi dapat berhasil. Dengan demikian, kita dapat bergerak menuju penggunaan energi yang lebih berkelanjutan, mengurangi emisi, dan menjaga lingkungan untuk generasi yang akan datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News