Hasil penelituan Small Firm Diaries Mengungkap Pertumbuhan dan Stabilitas Menjadi Prioritas Utama bagi Usaha Kecil di Indonesia.
Womanindonesia.co.id – Pusat Penelitian Financial Access Initiative (FAI) dari New York University bekerja sama dengan MicroSave Consulting (MSC) Indonesia hari ini merilis hasil dari studi Small Firm Diaries (SFD) Indonesia di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta.
Dukungan untuk penelitian ini diberikan oleh Mastercard Center for Inclusive Growth (CFIG) dan the Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF). Studi global ini memberikan wawasan tentang kehidupan keuangan usaha kecil di tujuh negara di Amerika Latin, Afrika Sub-Sahara, dan Asia.
Tentang studi Small Firm Diaries
Small Firm Diaries adalah proyek penelitian global yang dilakukan antara tahun 2021 hingga 2023 di tujuh negara: Kenya, Nigeria, Uganda, Ethiopia, Indonesia, Fiji, dan Kolombia.
Studi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana usaha kecil dapat mengatasi hambatan yang mereka hadapi untuk berkembang dalam ekonomi modern, dan dengan demikian berkontribusi pada pengurangan kemiskinan.
Di setiap negara, tim peneliti lapangan mengunjungi sekelompok pemilik usaha kecil setiap minggu selama satu tahun untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif tentang arus keuangan mereka.
Informasi ini memberikan gambaran tentang pengambilan keputusan ekonomi, strategi, dan keterbatasan usaha kecil saat mereka menghadapi situasi yang tidak pasti.
Hasil studi di Indonesia
Di Indonesia, studi ini mengumpulkan data dari 162 usaha kecil di daerah perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan di empat lokasi: Bandung (Kota Bandung dan Lembang di Kabupaten Bandung Barat), Medan, Yogyakarta (Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Borobudur, Magelang di Jawa Tengah), dan Makassar, antara November 2021 hingga November 2022.
Studi ini difokuskan pada tiga industri yaitu manufaktur ringan, pengolahan pertanian, dan jasa, yang semuanya berperan penting dalam pembangunan dan keberlanjutan ekonomi Indonesia.
Studi ini menemukan bahwa sekitar tiga perempat (76%) dari usaha kecil di Indonesia melaporkan memiliki pinjaman dalam berbagai bentuk (termasuk pinjaman informal) selama studi, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain yang diteliti.
Bank pemerintah menjadi sumber pinjaman yang paling umum (41% dari semua pinjaman yang tercatat), terutama karena adanya program pinjaman subsidi pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penelitian ini juga fokus pada kesejahteraan pekerja dalam usaha kecil, dan menemukan bahwa usaha kecil tersebut tidak mampu memberikan pendapatan yang konsisten kepada para pekerja.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan beberapa aspek penting tentang usaha kecil di Indonesia” dan berikan beberapa poin tambahan untuk melengkapi berita tersebut.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan beberapa aspek penting tentang usaha kecil di Indonesia. Selain temuan yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah beberapa poin tambahan yang melengkapi gambaran mengenai kondisi usaha kecil di Indonesia:
1. Peningkatan inklusi keuangan: Meskipun sebagian besar pemilik usaha kecil memiliki rekening bank, hanya sebagian kecil dari mereka yang aktif menggunakan rekening tersebut untuk melakukan transaksi bisnis. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kepemilikan rekening dan penggunaan layanan keuangan secara efektif. Dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan, perlu dilakukan upaya untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada para pemilik usaha kecil mengenai manfaat dan penggunaan layanan keuangan yang lebih luas.
2. Keterbatasan akses kredit: Meskipun sebagian pemilik usaha kecil melaporkan memiliki pinjaman, banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam memperoleh akses ke kredit formal. Modal kerja dan likuiditas menjadi kebutuhan yang lebih besar bagi usaha kecil daripada modal investasi jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil, terutama dalam hal modal kerja yang dapat membantu mengatasi fluktuasi pendapatan.
3. Teknologi dan layanan keuangan digital: Penggunaan teknologi dan layanan keuangan digital telah meningkat di kalangan pemilik usaha kecil di Indonesia. Mereka menggunakan ponsel pintar, komputer, dan layanan seperti kartu debit, mesin ATM, dan mobile banking untuk mendukung operasional bisnis mereka. Namun, penggunaan mobile wallet untuk keperluan bisnis masih jarang dilakukan. Perusahaan dan penyedia layanan keuangan perlu terus mengembangkan solusi digital yang lebih mudah digunakan, aman, dan relevan dengan kebutuhan usaha kecil.
4. Kesenjangan pendapatan dan stabilitas pekerjaan: Studi ini menunjukkan bahwa usaha kecil di Indonesia memberikan sedikit lebih banyak stabilitas pekerjaan bagi pekerja utama dibandingkan dengan usaha kecil di negara-negara lain yang diteliti. Namun, masih terdapat sebagian pekerja yang mengalami ketidakpastian dalam pekerjaan mereka. Hanya setengah dari pekerja usaha kecil yang menerima gaji selama 8 bulan atau lebih dalam periode 10 bulan. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, diperlukan langkah-langkah seperti peningkatan upah yang adil, pengembangan keahlian, dan perlindungan hak-hak pekerja.
5. Perluasan pasar dan pertumbuhan yang berkelanjutan: Studi ini menegaskan bahwa pertumbuhan dan stabilitas menjadi prioritas bagi usaha kecil di Indonesia. Mereka berharap dapat tumbuh secara bertahap dengan mengurangi risiko dan volatilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News