Womanindonesia.co.id – Bolehkah berhubungan Seks Saat Hamil? Jawabannya bagus. Ayah seringkali enggan berhubungan seks dengan istrinya karena istrinya sedang hamil.
Meski dalam kandungan bayi dilindungi cairan ketuban dan otot rahim yang kuat. Aktivitas seksual yang dimulai di Mayo Clinic tidak akan memengaruhi bayi Anda.
“Kesalahan paling umum yang dilakukan pasangan adalah tidak berhubungan seks saat hamil. Semuanya harus dilakukan di bawah pengawasan dokter,” kata Anup Dhir, direktur Alpha One Andrology Group dan konsultan perawatan seksual, seperti dikutip NDTV.
Hal-hal berikut ini sebisa mungkin harus dihindari agar seks saat hamil tetap nyaman dan terhindar dari risiko kesehatan tertentu.
5 Kesalahan Seks saat Hamil yang Harus Dihindari
1. Waktu yang tidak nyaman
Pasangan hamil sebaiknya memperhatikan usia rahim sebelum melakukan hubungan intim. Sebaiknya berhubungan seks terlebih dahulu pada trimester pertama atau tiga bulan kehamilan.
Mengapa? Trimester pertama adalah waktu kritis untuk perkembangan janin.
Seksolog Konseling dari Hati ke Hati Rajan Bhonsale mengatakan ini adalah saat implan plasenta di bagian atas rahim. Jika Anda dan pasangan cukup mencintai satu sama lain, ada risiko plasenta terlepas.
Hanya masalah waktu sebelum berhubungan seks di bulan terakhir kehamilan tidak dianjurkan. Ini adalah risiko yang sama berhubungan seks di awal kehamilan. Seks bisa memicu kontraksi dan bayi bisa lahir prematur.
2. Abaikan bahaya seks oral
Sebenarnya, ini adalah rangsangan alternatif saat berhubungan seks, terutama saat hamil. Tapi bukan berarti seks oral benar-benar aman.
Seks oral yang ditawarkan di situs kesehatan terkadang menyebabkan pria meniupkan udara ke dalam vagina wanita tanpa dia sadari. Akibatnya, emboli udara atau kantung udara berpotensi berbahaya karena dapat merusak plasenta.
3. Posisi seksual yang mencekik perut
Salah satu hal yang mengasyikkan tentang bercinta adalah posisi seks yang berbeda. Mungkin Anda senang dalam posisi lotus, doggy style atau posisi misionaris. Namun saat hamil, posisi seksual harus diatur agar tidak menimbulkan tekanan pada perut.
“Pasangan sebaiknya berhubungan seks dengan posisi yang tidak menekan perut. Posisi berpindah bisa membuat tidak nyaman saat hamil. Jangan melakukan seks anal saat hamil karena bisa memicu infeksi,” ujar Dhir.
Ia menyarankan posisi seks yang lebih aman, seperti woman on top, di samping tempat tidur, kemudian sendok, yang nyaman dan tidak melelahkan.
4. Asal rangsangan
Beberapa stimulasi tidak dianjurkan karena dapat memicu kontraksi rahim. Ayah harus menghindari rangsangan di area dada, juga ejakulasi di vagina mengatur rangsangan untuk menghindari efek orgasme yang berlebihan.
Berikan ibu sentuhan lembut, rangsangan genital, ciuman, bisikan dan area sensitif lainnya.
5. Jatuh cinta saat ibu terkena plasenta previa
Dalam kondisi normal, plasenta harus menempel pada rahim. Namun pada beberapa kasus, plasenta dapat terletak di bagian bawah rahim yang menutup leher rahim (serviks). Kondisi ini disebut plasenta previa.
Biasanya, ibu dengan plasenta previa mengalami pendarahan saat hamil dan melahirkan. Seks dalam keadaan ini tidak dianjurkan. Ini dapat membahayakan janin.
Menurut Mayo Clinic, ibu dengan plasenta previa juga disarankan untuk menghindari aktivitas yang memicu kontraksi, seperti berjalan kaki. B. penggunaan tampon, aktivitas berat, dan olahraga berat seperti berlari, jongkok, dan melompat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News