WomanIndonesia.co.id – Dharmaning Gesing dapat diartikan secara harafiah sebagai hal dalam memuliakan atau kewajiban berbuat baik terhadap bambu. Tanaman bambu menjadi bahasan kesadaran filosofi bambu di Bali.
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak digunakan mayarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di setiap upacara keagamaan, bambu pasi digunakan, baik daun maupun batangnya.
Bambu juga menjadi salah satu unsur penting bangunan arsitekur adat Bali. Bagi masyarakat Bali, bambu memang memiliki filosofi kuat dan sangat mendalam.
Sifat-sifat baik dan keunggulan bambu dibandingkan tanaman lainnya menjadi spirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali. Bambu semasa kecil tumbuh tegak, namun saat tua akan merunduk.
Ini adalah lambang filosofi Hindu Bali yang selalu menjaga sopan santun. Disamping itu bambu juga memiliki sifat semakin lama semakin kuat, baik akar yang membentuk rumpun kesatuan maupun batangnya yang kuat.
Sebagai salah satu contoh, bambu yang dimanfaakan dalam sunari. Benda yang terbuat dari buluh bambu yang dilubangi dan dapat mengeluarkan suara saat diterpa angin.
Dalam keyakinan Hindu Bali, sunari merupakan symbol Dewa Brahma, dan pada lengkungannya terdapat kera yang merupakan symbol maruti, yang berasal dari kata marut atau angin.
https://www.instagram.com/p/BthxPIUACZ7/?igshid=so6agjgdwaxi
Sunari yang bentuknya bambu utuh menjulang tinggi ini erat kaitannya dengan akivitas dan budaya agraris. Sunari yang konon berarti sunar atau sinar memiliki makna sebagai penerang umat manusia dalam hidup dan kehidupan.
Konteks Sunari juga mendekatkan pada Sanur yang dulunya adalah wilayah agraris serta nama Sanur sendiri yaitu Saha Nuhur atau sinar suci yang dapat memberikan penerang bagi kehidupan.
Sanur Village Festival mengusung tema bambu bukan saja membicarakan mengenai bambu secara materi saja, namun juga melalui kesadaran dan falsafah hidup disamping memahami manfaat dan fungsinya, serta kelestariannya.
Melalui tema Dharmaning Gesing Sanur Village Festival ingin mendekatkan kembali sebuah penghormatan pada unsur alam yang menjadi guru dan petunjuk bagi keselarasan hidup di muka bumi ini.
Ketua of Sanur Village Festival, I.B Gede Sidharta Putra, MBA mengatakan kembali menyambut masyarakat pada Sanur Village Festival ke-14 tahun 2019.
Untuk kalender pariwisata Bali dan Indonesia, Agustus adalah bulan untuk festival komunitas Sanur. Festival tahunan ini akan diadakan pada 21-25 Agustus 2019 di Pantai Matahari Terbit Sanur, Denpasar.
“Pengembangan Festival Desa Sanur hingga 2018 telah dihargai oleh Departemen Pariwisata dan sekarang termasuk dalam kalender acara pariwisata Delapan Besar Indonesia,” kata I.B Gede Sidharta dalam siaran persnya.
https://www.instagram.com/p/Brrk2_jA-D5/?igshid=ey60wepn5xrj
Di tahun ke-14, Sanur Village Festival akan menampilkan tema Dharmaning Gesing – pemuliaan bambu, yang mencerminkan apresiasi masyarakat Bali terhadap peran bambu dalam kehidupan sehari-hari.
Ini digunakan dalam upacara keagamaan dan elemen penting dalam membangun arsitektur, sehingga festival ini mengeksplorasi bambu sebagai bagian dari semangat kreativitas masyarakat Sanur.
“Kesadaran akan keberadaannya diharapkan dapat mendorong kebersamaan dan rasa kekeluargaan, menghargai dan melindungi lingkungan serta menginspirasi kreativitas masyarakat,” katanya.
Silakan menikmati Sanur Village Festival 2019, Salam rahayu, menyama braya dan menghormati alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News