Womanindonesia.co.id – Pemerintah melalui berbagai program prioritas menunjukkan komitmennya untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesetaraan gender. Menyambut Hari Ibu ke-96 pada 22 Desember 2024, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengusung tiga program utama: Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan layanan Sahabat Perempuan dan Anak (Sapa129), dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa.
Ruang Bersama Indonesia (RBI) menjadi salah satu langkah strategis untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Program ini mengembangkan konsep Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dengan menghadirkan ruang belajar, pelatihan keterampilan, serta tempat bermain anak berbasis nilai-nilai lokal dan budaya bangsa.
“RBI bukan sekadar program seremonial, tetapi gerakan hati untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan dan anak,” ujar Menteri PPPA, Arifah Choiri Fauzi, dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045, Senin (18/11).
Melalui RBI, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan anak pada gawai dengan permainan tradisional dan edukasi berbasis budaya. Bagi perempuan, program ini menyediakan pelatihan keterampilan berbasis desa yang diharapkan mampu meningkatkan kemandirian ekonomi.
Sebagai langkah awal, RBI akan diluncurkan di enam lokasi, termasuk Malang, Tangerang, Jambi, dan NTT, dengan indikator keberhasilan seperti nol angka stunting dan berkurangnya kekerasan terhadap perempuan serta anak.
Program prioritas lainnya adalah perluasan fungsi layanan Sapa129 yang memungkinkan masyarakat melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara cepat dan responsif. Arifah menjelaskan bahwa layanan ini juga menjadi sarana edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kekerasan berbasis gender.
Selain itu, inisiatif Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa dirancang untuk mendukung pembangunan berbasis bukti. Data yang terkumpul melalui RBI akan dimanfaatkan untuk memetakan isu stunting, kekerasan, hingga pendidikan sehingga intervensi dapat dilakukan secara efektif dan terukur.
Menteri PPPA juga memaparkan data Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia yang terus meningkat dari 89,42 pada 2010 menjadi 91,85 pada 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga naik dari 50,22% pada 2014 menjadi 54,52% pada 2023, menunjukkan semakin banyak perempuan terlibat dalam pembangunan ekonomi.
“Kesetaraan gender bukan hanya tujuan, tetapi juga alat untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan memberdayakan perempuan, kita mempercepat kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi,” jelas Arifah.
Meski banyak pencapaian, tantangan seperti stunting, pernikahan dini, dan kekerasan berbasis gender masih menjadi perhatian. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, optimisme terus terbangun untuk menciptakan generasi emas yang siap menghadapi tantangan global.
Puncak peringatan Hari Ibu akan menjadi ajang peluncuran awal program Ruang Bersama Indonesia, sekaligus refleksi atas perjuangan perempuan dalam pembangunan bangsa.
“Dengan perempuan dan anak sebagai prioritas strategis, visi Indonesia Emas 2045 bukan lagi sekadar mimpi, tetapi target yang bisa kita capai bersama,” pungkas Arifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News