WomanIndonesia.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Levi’s kembali meluncurkan kampanye global I Shape My World secara serentak di seluruh dunia. Kampanye ini bertujuan merayakan dan mengangkat pencapaian setiap perempuan. Dan tahun ini menyoroti isu kesetaraan gender dengan mengangkat tema “Kesuksesan Perempuan tanpa Label Gender”.
Levi’s percaya bahwa kecintaan, ketekunan, dan kerja keras yang membawa perempuan meraih prestasinya. Di Indonesia, untuk menyuarakan semangat ini, tahun ini Levi’s mengangkat empat perempuan inspiratif: Syiki, Zahra Musdalifah, Windy Ariestanty dan Debryna Dewi.
“Levi’s adalah merek yang menjunjung tinggi nilai-nilai authenticity, self expression dan using your voice, yang menjadi prinsip dari setiap hal yang kami lakukan. Levi’s mendukung beragam kampanye di berbagai belahan dunia yang menyuarakan nilai-nilai tersebut, dan kami berkolaborasi dengan sosok-sosok yang konsisten menyuarakannya,” kata Sameer KouI Country Manager PT Levi Strauss Indonesia di Jakarta, Minggu (8/3).
Levi’s juga melakukan hal yang sama untuk perempuan, dengan merayakan pencapaian karena orisinalitas dan keberanian perempuan mengekspresikan pemikirannya dan meraih prestasi. “Kami bekerjasama dengan sosok-sosok Iuar biasa yang mampu menginspirasi Perempuan-perempuan lainnya untuk berbuat haI yang sama,” kata Sameer.
Kampanye I Shape My World tahun ini di luncurkan secara global di buIan Maret, di sekitar perayaan International World’s Women Day (Hari Perempuan Internasional). Dengan kampanye ini Levi’s memberikan wadah kepada perempuan untuk menyampaikan cerita dan aspirasi mereka.
“Tema yang diusung Levi’s dalam kampanye I Shape My World tahun ini adalah untuk menghormati pencapaian dan prestasi perempuan-perempuan di seluruh dunia dalam bidang pilihan mereka, tanpa kuaIifikasi gender,” tambah Adhita Idris, Country Marketing Head PT Levi Strauss Indonesia.
Dalam kampanye I Shape My World tahun ini Levi’s mengajak empat perempuan inspiratif yang dengan kegigihan dan percaya diri membuktikan pencapaian membanggakan dari profesi mereka.
Zahra Muzdalifah, dikenal sebagai seorang pemain timnas sepakbola putri Indonesia. Kecintaannya pada sepakboIa sudah dimuIai sejak dini. Pada usia 12 tahun ia terpilih menjadi satu-satunya perempuan dalam tim yang mewakiIi Indonesia ke Norwegia untuk mengikuti Norway Cup. Setelah itu banyak Iagi kompetisi yang dimenangkan Zahra.
Diremehkan, dan dipandang sebelah mata justru menjadi pemicu buat membuktikan bahwa ia bisa menjadi yang terbaik. Dengan segudang prestasi, skiII dan kerja keras, kini orang tidak Iagi meragukan cita-cita Zahra untuk menjadi pemain sepakboIa profesional dunia.
dr. Debryna Dewi, tidak banyak yang menyangka kaIau Debryna merupakan bagian dari tim INASAR yang bertugas menyelamatkan korban bencana aIam. Tantangan aIam dan fisik bukan menjadi halangan baginya. Menjadi dokter di Iapangan adalah panggilan jiwa bagi dr. Debryna. Tantangan tidak membuatnya behenti. “Simply because it feels right. Aku merasa berguna sebagai manusia,” tutur dr. Debryna.
Windy Ariestanty, adalah seorang penulis dan pendiri dari PatjarMerah, festival literasi dan pasar buku yang berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia. Melalui PatjarMerah ini, Windy mempunyai misi untuk dapat meratakan penyebaran listerasi sampai ke seluruh Indonesia.
Kecintaannya pada dunia literasi pun membawanya untuk menulis di blog pribadi dan juga buku. Bagi Windy seorang perempuan yang sukses adalah mereka yang berani mengambil langkah untuk keluar dari zona nyaman dan dapat menginspirasi orang lain.
Syiki, seorang perempuan Indonesia yang bekerja sebagai Advanced Lead Engineer dan tercatat sebagai satu-satunya perempuan dalam GE Aviation Indonesia. Hal terbesar yang mengubah hidup dari perempuan yang pernah terpilih menjadi None Jakarta Barat ini adalah sebuah pertanyaan yang muncul dalam pikirannya ‘bagaimana sebuah pesawat bisa terbang?’ Rasa keingintahuan itu yang mengantarkannya meraih Summa Cum Laude dari Universitas Teknik Riset Nasional Kazan (A.N. Tupolev).
“Syiki senang karena pekerjaan yang digelutinya ini sangat menarik dan lebih menilai kemampuan seseorang dari peran dan profesionalisme, bukan memandang gender,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News