Womanindonesia.co.id – Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga saat ini masih terus berlangsung. Kini,
Spotify pun turut melakukan PHK karyawan usai kabar dari perusahaan raksasa Google hingga Amazon resmi memberhentikan belasan ribu karyawan.
Termasuk salah satu perusahaan raksasa dunia yang berbasis di Swedia, Spotify resmi memberikan pengumuman perihal PHK karyawan sebesar 6% atau sekitar 600 orang karyawan global.
Diketahui, keputusan PHK tersebut harus diambil oleh Perusahaan Raksasa Spotify dikarenakan adanya kesulitan yang tengah mereka alami, salah satunya adalah kesulitan mendapatkan iklan.
Perusahaan yang mengembangkan platform streaming musik Swedia belum menanggapi masalah ini hin.gga melakukan PHK
CEO Spotify, Daniel Ek, menekankan pentingnya langkah-langkah efisiensi agar perusahaan tetap bertahan walau harus memilih keputusan PHK karyawan.
“Meskipun kami telah membuat langkah signifikan dalam meningkatkan kecepatan selama beberapa tahun terakhir, kami tidak terlalu fokus pada peningkatan efisiensi,” kata EK dikutip dari laman resmi Spotify, Rabu (25/1/2023).
Spotify memiliki total sekitar 9.800 karyawan, sehingga PHK 6 persen akan memengaruhi sekitar 600 karyawan. Pada saat yang sama, perusahaan mempekerjakan 5.400 orang di Amerika Serikat dan 1.900 di Swedia, menurut data LinkedIn.
Spotify dan beberapa perusahaan teknologi lainnya sedang berjuang untuk menghasilkan pendapatan.
“Ini karena suku bunga yang meningkat pesat dan konsekuensi dari perang antara Rusia dan Ukraina, yang membebani perekonomian,” kata Spotify.
Jika benar terjadi PHK massal, berarti Spotify mengikuti perusahaan teknologi besar lainnya seperti Google, Microsoft, dan Amazon.
Menurut Business Insider, lebih dari 55.000 pekerja teknologi telah di-PHK oleh 154 perusahaan. Jumlah itu lebih banyak dari jumlah PHK dalam enam bulan pertama tahun 2022.
Perusahaan induk Google Alphabet Inc (GOOGL.O) mengumumkan pada Jumat, 20 Januari 2023, akan memangkas sekitar 12.000 pekerjaan. Kemudian. Ini merupakan PHK terbesar hingga saat ini pada Januari 2023.
CEO Alphabet Sundar Pichai mengatakan dalam siaran pers, “Perpecahan terjadi setelah dua tahun pertumbuhan dramatis dan kenaikan gaji saat kita menghadapi realitas ekonomi yang berbeda saat ini.”
Sementara itu, Microsoft memangkas 10.000 pekerjaan awal pekan ini ketika raksasa perangkat lunak itu mengumumkan akan memberhentikan hampir 5 persen tenaga kerjanya.
Ini merupakan PHK putaran kedua dalam beberapa bulan terakhir. Microsoft mengumumkan pada bulan Oktober bahwa mereka akan memberhentikan 1 persen dari sekitar 180.000 karyawannya.
Amazon juga mengumumkan akan memangkas 8.000 pekerjaan minggu ini. Mereka mem-PHK 10.000 pekerja pada awal November lalu.
Laporan minggu ini mengklaim bahwa raksasa perbankan Capital One akan memangkas tenaga kerjanya hingga 1.100.
Karyawan yang relevan adalah karyawan yang mempengaruhi tugas teknologi yang paling penting. Namun, juru bicara Capital One mengatakan mereka yang di-PHK bisa melamar posisi lain di perusahaan.
Selain itu, pada 4 Januari 2023, perusahaan perangkat lunak Salesforce yang berbasis di San Francisco mengumumkan akan memangkas 7.900.000 pekerjaan.
Perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan multinasional AS Goldman Sachs juga dikatakan memberhentikan 3.200.000 karyawan.
Pada saat yang sama, perusahaan pinjaman mahasiswa Nelnet juga mengumumkan akan memberhentikan 350 karyawan. Perusahaan telemedicine Teladoc Health juga memberhentikan 300 karyawan.
Sementara itu, perusahaan manajemen rantai pasokan Flexport memperkirakan akan memangkas 662 pekerjaan. Perusahaan induk Facebook Meta juga mengumumkan PHK yang signifikan November lalu.
Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini berencana memangkas 11.000 pekerja atau 13 persen dari seluruh karyawan. PHK tersebut terjadi setelah tenaga kerja Meta tumbuh 60% selama pandemi.
Badai PHK juga melanda beberapa perusahaan crypto ternama di tengah kondisi pasar yang lemah.
latform pertukaran Crypto Coinbase baru-baru ini mengumumkan telah memberhentikan seperlima karyawannya, atau sekitar 2.000 orang, untuk memangkas biaya.
Perusahaan yang PHK massal dalam 1 tahun terakhir:
- Microsoft: 10.000 karyawan
- Amazon: 18.000 karyawan
- Alphabet: 230 karyawan
- Crypto.com: 500 karyawan
- Coinbase: 2.000 karyawan
- Salesforce: 7.000 karyawan
- Meta: 11.000 karyawan
- Twitter: 3.700 karyawan
- Lyft: 700 karyawan
- Stripe: 1.100 karyawan
- Shopify: 1.000 karyawan
- Netflix: 450 karyawan
- Snap: 1.000 karyawan
- Robinhood: 1.100 karyawan
- Tesla: 6.000 karyawan
Apa itu PHK?
PHK adalah pemutusan hubungan kerja karena alasan tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dengan perusahaan/pemberi kerja. Artinya, harus ada fakta/alasan tertentu untuk pemutusan hubungan kerja ini.
PHK berdampak negatif bagi karyawan dan keluarga yang terkena dampaknya. Namun, perusahaan harus memberikan hak kepada karyawan untuk memutuskan hubungan kerja setelah pemecatan.
Tapi harus dketahui bahwa uang pesangon tidak dibayarkan jika karyawan sendiri yang memutuskan hubungan kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News