Womanindonesia.co.id – Perum Bulog mengatakan pemerintah akan menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan Febby Novita, Direktur Komersial Perum Bulog.
“Masalahnya beras lebih mahal. Kemarin pemerintah kembali bertemu untuk menaikkan HET karena biaya produksi meningkat. Harga pembelian pemerintah (HPP) sudah naik, jadi HETnya harus naik,” ujarnya dalam Acara Kopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (15/3).
“HPP naik jadi Rp 9.950, harga beli rata-rata. HET hari ini masih Rp 9.450. Itu juga harus naik, lucu kalau harga belinya lebih rendah dari harga jualnya,” lanjut Febby.
Febby mengatakan Bulog saat ini sedang menunggu surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengubah HET beras. Namun, dia tidak merinci kapan harga beras di pasaran akan naik.
“Sampai kemarin Presiden (Jokowi) pesan beras ke Ngawi ke Bapanoi, maka dikirim (surat) kenaikan harga beras di gudang Bulog sekitar Rp 9.950. Ini HPP, tidak seperti HET yang tutup kemarin, tapi butuh waktu untuk beradaptasi,” jelasnya.
Selain menyinggung rencana kenaikan HET beras, dia juga mengatakan pemerintah berencana memproduksi beras berkualitas dari Pabrik Penggilingan Padi Modern (MRMP) milik Bulog.
Ia menambahkan, saat ini terdapat 10 pabrik MRMP di seluruh wilayah produksi, yakni Subang, Kendal, Sragen, Bojonegoro, Magetan, Lampung, Karawang, Jember, Banyuwangi, dan Sumbawa.
Dengan pabrik modern ini, Bulog bisa mengatur apakah gabah petani diolah menjadi beras kualitas sedang atau tinggi.
Selain itu, Bulog juga bisa langsung menyesuaikan harga beras yang dipesan pelanggan. “Karena memang hanya ada dua jenis beras, beras kualitas medium dan beras kualitas tinggi, yang sebatas bulir pecah.
Bila hasil premium dari semua pabrik ini, kami akan memproduksi beras kualitas tinggi dengan merek baru, sekitar Rp62.000 per 5 kilogram (ukuran),” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News