Prevalensi Malnutrisi di Asia
Lebih lanjut dr. Nurhayat menyampaikan, dalam riset prevalensi malnutrisi pertama di Asia, Indonesia menjadi bagian dari riset bersama dengan 6 negara lainnya. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan 54% pasien memiliki risiko malnutrisi sedang hingga tinggi.
Di Indonesia saja, menunjukkan bahwa risiko malnutrisi sedang hingga tinggi terjadi pada 76% pasien. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa di Asia angka kejadian pada pasien yang mengalami malnutrisi sejak sebelum melakukan operasi atau pasien yang berisiko malnutrisi, cukup tinggi.
“Dengan demikian, dukungan perbaikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien,” kata dr. Nurhayat.
Perbaikan Nutrisi Pasien Rawat Inap Turunkan Risiko Komplikasi
Dampak Pemberian Nutrisi Pada Pasien Rawat Inap
Dalam penelitian tersebut, dukungan pemberian nutrisi yang menunjukkan defisit kalori dan protein yang lebih rendah bisa dicapai dengan kombinasi antara pemberian nutrisi parenteral dan nutrisi enteral. Nutrisi parenteral bisa diberikan tunggal apabila pasien tidak bisa menerima nutrisi oral maupun enteral.
Selain menyebabkan dampak bagi kesehatan pasien, malnutrisi juga membebani pasien dan rumah sakit dalam hal pembiayaan. Berdasarkan penelitian, estimasi beban ekonomi yang disebabkan oleh malnutrisi di rumah sakit mencapai USD 30,1 milyar.
Tingginya periode rawat inap membutuhkan biaya yang paling besar, setelah itu diikuti dengan tingginya kebutuhan ruang Intensive Care Unit (ICU), dan tambahan pengobatan akibat komplikasi. Di Indonesia, total tambahan biaya malnutrisi rumah sakit di Indonesia diestimasi mencapai USD 488 juta atau sebesar 1,61% dari proporsi pembiayaan kesehatan secara keseluruhan, per tahunnya.
Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia Herlina Harjono, mengatakan Fresenius Kabi, merupakan perusahaan dengan filosofi ”caring for life” dan merupakan pelopor penyedia produk-produk nutrisi baik parenteral maupun enteral.

Fresenius Kabi berkomitmen untuk menyediakan obat-obatan dan teknologi esensial kepada pihak-pihak yang menolong pasien dalam menghadapi tantangan hidup mereka, termasuk dalam hal ini mengenai malnutrisi pada pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit melalui solusi nutrisi enteral dan parenteral.
Dukungan perusahaan terhadap penelitian yang telah dilakukan semakin membuka pemahaman kami mengenai pentingnya nutrisi bagi pasien dalam menghadapi tantangan seperti pada operasi gastrointestinal.
“Oleh karenanya, kami berkolaborasi secara strategis dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) untuk memberikan edukasi mengenai pemberian nutrisi optimal bagi pasien agar kejadian malnutrisi bisa dihindari sehingga diharapkan bisa mencegah dampak negatif karena malnutrisi,” jelas Herlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News