Penyebab pudarnya etika dan kesopanan remaja zaman sekarang dipengaruhi oleh tiga faktor yakni didikan keluarga, lingkungan pergaulan dan media massa.
Womanindonesia.co.id – Berkembangnya teknologi mempengaruhi dunia dengan mengubahnya menjadi materialistis. Kemajuan teknologi mengakibatkan remaja memiliki perilaku mendominasi. Faktor utama yang bertanggung jawab atas agresivitas anak remaja adalah bisa jadi karena kurangnya bimbingan dari orangtua mereka dan menanamkan teknologi baru kepada mereka.
Meskipun kedua orangtua bekerja, anak-anak akan menghabiskan sepanjang hari sendirian dan menonton TV. Sementara itu, banyak tayangan kekerasan di televisi yang berdampak buruk bagi psikologi anak.
Lebih lagi, di dunia materialistis gadget elektronik terbaru mempengaruhi kaum muda. Internet juga menyediakan video yang memberikan cara mendapatkan lebih banyak uang dalam waktu yang lebih singkat.
Dahulu Indonesia terkenal dengan nilai kesopanan masyarakatnya hingga ke mancanegara. Namun saat ini, zaman sudah bergeser dan banyak remaja yang mulai terlihat kurang menjaga tata kramanya baik terhadap orangtua, orang lain yang lebih tua bahkan yang lebih muda.
Berikut ini kami akan membahas penyebab pudarnya nilai kesopanan di lingkungan remaja berikut ini.
3 Penyebab Pudarnya Etika dan Kesopanan Remaja Masa Kini
1. Faktor keluarga
Penyebab pudarnya etika dan kesopanan remaja zaman sekarang pertama adalah faktor keluarga. Salah satu hal yang terlihat adalah mulai terbiasanya anggota keluarga yang usianya lebih kecil (adik) memanggil anggota keluarga yang lain yang lebih tua hanya dengan sebutan namanya saja, tidak diawali dengan panggilan “mas, aa, bang, kak, mbak, bi, bu atau pak”.
Selain itu, penyebab lainnya adalah memudarnya penggunaan kata-kata yang membantu dalam beraktivitas di lingkungan sosial seperti kata “tolong”. Bila salah satu anggota keluarga meminta tolong kepada anggota keluarga lain yang lebih muda, saat ini sikap yang terlihat cenderung hanya langsung memberi perintah, misal kepada adik atau asisten rumah tangga tanpa didahului kata “tolong”.
Hal ini mencerminkan mulai memudarnya sikap menghargai orang lain yang secara tidak langsung bisa berdampak pada hilangnya norma kesopanan, belum lagi bila kondisi diri sedang emosi. Kerap kali kata-kata yang terucap menjadi kurang rumah dan terkesan angkuh.
2. Faktor teman atau pergaulan
Penyebab pudarnya etika dan kesopanan remaja zaman sekarang selanjutnya adalah faktor lingkungan pergaulan. Seperti pepatah, apabila kita berkawan dengan penjual minyak wangi akan terkena wangi, dan apabila kita berkawan dengan seorang pandai besi, kita bisa terkena percikan api atau minimal kita akan mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap.
Ketika berkumpul dengan teman-teman tak jarang akan keluar kata-kata kasar dari teman-teman kita, dan itu yang akan melekat pada diri kita. Mungkin kata-kata yang dilontarkan tersebut maknanya sebagai lelucon atau bercanda dengan teman. Namun kerap kali hal ini menjadi kebiasaan yang tertanam, sehingga pada akhirnya hal tersebut menjadi lifestyle bagi remaja.
Bahkan tidak hanya dari ucapan saja, cara berpakaian yang kerap digunakan remaja saat ini juga turut mempengaruhi nilai kesopanan. Penggunaan pakaian yang cenderung terbuka dan memperlihatkan bagian private saat ini seolah menjadi tren baru di kalangan remaja, sehingga semakin banyak remaja lain yang meniru cara berpakaian tersebut.
3. Faktor media massa
Penyebab pudarnya etika dan kesopanan remaja zaman sekarang ketiga adalah faktor media massa. Saat ini banyak sekali tayangan sinetron yang kurang mendidik, mulai dari adegan berkelahi, balap-balapan, pacaran, cara berpakaian, dan juga cara bicara masing-masing tokoh.
Belum lagi dengan adanya media sosial dunia maya yang memberikan pandangan baru kepada remaja mengenai gaya hidup remaja secara global yang pada akhirnya kerap dicontoh oleh remaja di Indonesia. Seperti bermewah-mewahan, menginap di hotel dengan lawan jenis, pergi ke club malam dan hal lainnya yang secara tidak sadar dicontoh dan diikuti oleh remaja di Indonesia.
Hal ini membuat beberapa kalangan masyarakat kurang menyetujui dengan kondisi remaja saat ini. Namun bila ada yang menasihati atau memberi saran kepada remaja, mereka cenderung menghiraukannya karena menganggap apa yang dilakukannya adalah hak dan kebebasan masing-masing individu.
Hal ini secara tidak langsung mulai memudarkan kepedulian sosial antar satu sama lain di lingkungan masyarakat. Sehingga bila terlihat ada perilaku remaja yang kurang sopan dan kurang patut, masyarakat cenderung pasif dan tidak menghiraukan perilaku remaja tersebut. Hal ini perlahan akan menjadi kebiasaan yang secara tidak langsung turut mempengaruhi pudarnya nilai-nilai kesopanan di lingkungan remaja.
Apa yang Harus Dilakukan
Pada dasarnya sikap sopan santun perlu dilakukan terhadap siapapun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Tidak hanya terhadap orangtua, anggota keluarga, terhadap guru, hanya dirumah, di sekolah atau hanya dengan orang-orang yang dikenal kita bersikap sopan santun, namun juga di lingkungan sosial.
Ketika kita bermasyarakat dan berbaur di lingkungan sosial kita perlu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan nilai-nilai yang melekat di lingkungan tersebut. Selama kita berada di Indonesia maka kita perlu menyesuaikan diri dengan bersikap santun sesuai dengan apa yang menjadi nilai-nilai bermasyarakat di Indonesia.
Dengan mengikuti budaya timur, sudah sepatutnya kita menjaga nilai kesopanan dengan aturan dan batasan yang sudah melekat dalam lingkungan sosial masyarakat Indonesia. Kondisi yang telah dijabarkan sebelumnya jangan sampai membuat kita menjadi pasif dan tidak peduli dengan perkembangan remaja saat ini.
Diperlukan sikap proaktif untuk mengawasi dan memberikan contoh yang baik kepada remaja untuk mempertahankan dan memelihara nilai kebudayaan kita yang telah dipegang teguh selama ini. Hal sederhana yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu remaja memelihara nilai kesopanan diantaranya memberi contoh secara langsung melalui perilaku.
Misalnya disaat kita memerlukan bantuan anak, ucapkanlah kata “tolong” dan sudahi dengan mengucapkan “terima kasih” meskipun kepada anak yang usia dan statusnya jauh dibawah kita. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai sehingga ia akan belajar bagaimana caranya menghargai orang lain.
Bila kita ingin anak remaja bersikap sopan dan menghargai pendapat orang lain, maka dengarkanlah ketika mereka memberikan pendapatnya. Hargai secara positif argumen dan pendapat mereka, meskipun ada hal yang masih belum tepat.
Anak akan belajar bahwa apapun pendapat orang lain meskipun bertentangan dengan pandangan kita, sangat penting untuk tetap menghargai dan bersikap sopan terhadap orang lain. Hal ini akan menjadi kesempatan bagi anak remaja untuk dapat belajar secara langsung dalam menghargai pendapat saudara, teman, serta orang lain yang mungkin akan ditemuinya di masa mendatang.
Bila kita ingin anak remaja kita berpakaian yang sopan, maka berilah contoh bagaimana cara berpakaian sopan yang dimaksud. Berikan pemahaman mengapa kita harus bersikap dan berperilaku demikian, sehingga anak dapat memahami alasan mengapa kita harus menjaga nilai-nilai kesopanan.
Berikan pemahaman bahwa bersikap sopan dan santun haruslah dilakukan terhadap siapa saja tanpa memandang apakah usianya lebih tua atau lebih muda, status apakah lebih tinggi atau rendah, dimanapun kita berada dan dalam situasi apapun.
Berikanlah kesempatan bagi anak untuk mempelajari nilai-nilai kesopanan yang bermanfaat dalam membantu anak untuk bermasyarakat di lingkungan sosial. Mulailah dari diri kita sendiri dengan memberi contoh konkrit yang baik sebagai sarana belajar bagi anak untuk bersikap sesuai dengan apa yang diharapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News