Bayi menggertakkan gigi saat tidur disebut juga Bruxism. Bruxism adalah menggertakkan atau mengepalkan gigi secara berulang-ulang.
Womanindonesia.co.id – Di tahun pertama kehidupan, bayi Anda memiliki banyak hal yang terjadi. Salah satu perkembangan yang paling menonjol berkisar pada tumbuh gigi. Saat setiap gigi muncul, bayi Anda mengalami sensasi dan ketidaknyamanan baru.
Pernahkah Anda memperhatikan bayi Anda menggertakkan giginya? Dalam kebanyakan kasus, tindakan ini tidak lebih dari sekadar penjelajahan. Namun jika sering terjadi, bayi Anda mungkin mengalami bruxism, suatu kondisi di mana mereka sering menggemeretakkan giginya.
Wajar jika Anda khawatir jika Anda melihat anak Anda menggemeretakkan giginya saat tidur. Ini disebut bruxism tidur , dan penelitian memperkirakan di mana saja dari 6% hingga hampir 50% anak-anak1terlibat dalam bruxism pada malam hari. Bruxism diyakini lebih sering terjadi pada masa kanak-kanak2dan itu bisa dimulai segera setelah gigi tumbuh.
Menggertakkan atau mengatupkan gigi mungkin merupakan respons yang tidak disengaja terhadap stres dan kecemasan. Selama tidur, orang dewasa dan anak-anak mungkin melakukan gertakan gigi tanpa disadari sepenuhnya3mereka melakukannya.
Bruxism sendiri tidak dianggap berbahaya, tetapi menggertakkan atau mengepalkan gigi secara terus-menerus dapat menyebabkan nyeri rahang dan kerusakan gigi seiring waktu. Kami memeriksa penyebab dan risiko bruxism tidur pada anak-anak dan mendiskusikan beberapa strategi untuk mencegah kebiasaan malam hari ini.
Apa itu Bruxisme atau Menggertakkan Gigi?
Bruxism adalah mengepalkan atau menggertakkan gigi secara berulang-ulang. Ada dua jenis bruxism yang berbeda: bruxism tidur dan bruxism terjaga. Bruxism saat terjaga diyakini lebih umum dan biasanya terutama terdiri dari mengatupkan gigi tanpa menggertakkan gigi.
Lebih dari 80% orang dengan bruxism tidur mungkin tidak menyadari bahwa mereka menggertakkan gigi saat tidur. Mungkin sulit untuk mengidentifikasi bruxism tidur pada anak-anak kecuali mereka berbagi kamar tidur dengan saudara kandung atau pengasuh.
Mengapa Anak-anak Menggertakkan Giginya?
Bruxism pada anak kemungkinan terjadi karena kombinasi faktor psikologis, riwayat keluarga, dan pemicu lingkungan. Ini berjalan dalam keluarga, meskipun belum jelas apakah ini karena genetika atau faktor ketiga seperti pola asuh yang sama.
Studi juga menemukan bahwa anak laki-laki lebih cenderung terlibat dalam bruxism, meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini. Orang yang cenderung mengalami bruxism dapat dipicu oleh satu atau lebih faktor tambahan, seperti stres atau perokok pasif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News