Womanindonesia.co.id – Qatar adalah negara Arab pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Kebanyakan penduduk Qatar beragama Islam. Menurut konstitusi Qatar, hukum Syariat adalah sumber semua kebijakan Qatar.
Dalam praktiknya, sistem hukum Qatar merupakan campuran antara hukum sipil dan hukum Syariat. Aturan ketat pun diberlakukan selama Piala Dunia 2022 berlangsung di Ibukota, Doha salah satunya pembatasan alkohol.
Penggemar Piala Dunia 2022 di Qatar Merasa Aman
Meskipun banyak suporter yang menentang gagasan Piala Dunia 2022 berlangsung di negara tersebut, tetapi bagi beberapa penggemar perempuan hal itu membuat pengalaman turnamen menjadi lebih aman.
Ellie Moloson salah satu supporter dari Inggris mengaku bahwa selama ia berada di lokasi Piala Dunia 2022 ia merasa aman.
“Saya mengharapkan tempat yang sangat berbahaya bagi wanita. Saya tidak berpikir saya akan aman di sini … datang ke sini bukan itu masalahnya, sebagai penggemar wanita keliling saya dapat mengatakan bahwa saya merasa sangat aman,” kata Molloson dikutip dari Reuters, Kamis (8/12).
Molloson, yang merupakan duta kampanye untuk mengatasi seksisme dalam sepak bola bernama HerGameToo, mengatakan bahwa ayahnya sangat khawatir sehingga dia menemaninya ke Qatar untuk memastikan bahwa dia akan aman, tetapi ternyata layanannya sebagai pendamping tidak diperlukan.
Perempuan 19 tahun itu mengatakan bahwa pembatasan alkohol menjadikan ajang turnamen sepak bola bergengsi ini ramah perempuan. Ia mengapresiasi budaya Qatar yang menjunjung tinggi martabat perempuan.
“Saya pikir itu sebenarnya karena masyarakat yang lebih konservatif secara sosial. Saya pikir alkohol berkontribusi sedikit lebih banyak pada permusuhan, daripada hal-hal seperti catcalling, wolf whistle, dan pelecehan seksual,” jelasnya.
Bagi Molloson ada banyak perbedaan yang mencolong selama Piala Dunia 2022. Sebagai anak muda, ia sangat friendly bahkan terbiasa dengan olok-olokan merasakan atmosfere yang ramah bagi keluarga jika dibandingkan dengan negaranya.
“Saya suka banyak olok-olok, saya suka suasana yang baik, Anda tidak mendapatkan begitu banyak di sini, sangat berbeda, tetapi dengan itu jauh lebih menyenangkan, jauh lebih ramah keluarga … tetapi Anda tidak memiliki atmosfer yang sama seperti di Inggris,” kata Molloson.
Hal yang sama juga dituturkan Ariana Gold (21) penggemar Argentina. Ia mengaku gugup sebelum melakukan perjalanan ke Timur Tengah karena dia tidak membayangkan bahwa bisa merasa aman di negara Islam.
“Ini sangat bagus untuk wanita, saya sangat menyukai sepak bola dan ketika saya berada di negara saya, saya berpikir mungkin ini (Qatar) adalah area untuk pria saja, dan mungkin tidak nyaman untuk wanita tapi tidak, saya sangat nyaman dan itu sangat bagus di sini,” katanya.
Alkohol tersedia di beberapa bar dan hotel di Qatar, tetapi jenis konsumsi yang biasanya terlihat di turnamen sepak bola terbesar di dunia sangat kurang.
“Masih ada suasana yang baik, meskipun tidak ada minuman dan semua orang bersikap bijaksana,” kata penggemar Inggris Emma Smith. “Semua orang melakukannya dan semua orang senang.”
Pemain berusia 33 tahun dari Sheffield itu juga mengatakan hal yang sama. “Ya pasti (aman), pasti – karena tidak ada alkohol yang terlibat, rasanya sangat aman,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News