WomanIndonesia.co.id – Sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes. Neuropati diabetes menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit. Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol.
Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, menjelaskan, pada penderita diabetes, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf.
“Hal itu yang menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati perifer. Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani sedini mungkin, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula,” jelas Prof Mardi pada temu media di Jakarta baru-baru ini.
Data International Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 persen penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 juta kasus diabetes dan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2018 sebesar 10,9% yang menggunakan konsensus PERKENI 2015.
Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian lebih karena neuropati merupakan concealed disease, yang bila tidak diobati akan berkembang dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup. Maka dari itu, keluarga berperan penting untuk membantu mencegah dan mendeteksi risiko gejala neuropati agar penderita dapat segera mendapatkan diagnosa akurat sedini mungkin.
Pencegahan
Dalam rangka Hari Diabetes Sedunia, P&G Health melalui Neurobion mengadakan edukasi pencegahan neuropati, terutama pada penderita diabetes, mengenai vitamin neurotropik yang telah terbukti dapat mengurangi gejala neuropati pada penderita diabetes serta Neuropathy Check Point di lokasi umum untuk menjangkau lebih banyak masyarakat.
Edukasi mengenai vitamin neurotropik ini berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN (penelitian non-intervensi dengan vitamin neurotropik) yang membuktikan bahwa konsumsi vitamin neurotropik (kombinasi vitamin B1, B6 dan B12) dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga dalam 3 bulan periode konsumsi hingga 66% pada penderita diabetes.
dr. Endang Sri Wahyuningsih, MKM
Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA (PTMKJN)
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan Germas sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM).
“Dengan arahan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengembangkan beberapa program, salah satunya program deteksi dini dan edukasi tentang penyakit tidak menular termasuk diabetes,” kata dr. Endang.
Memperingati Hari Diabetes Sedunia yang tahun ini bertemakan ‘Keluarga dan Diabetes’, kami ingin menjadikan keluarga sebagai kunci kualitas hidup penderita diabetes, agar mampu meningkatkan awareness mengenai risiko komplikasi pada penderita diabetes, salah satunya neuropati.
“Oleh karenanya, kami menyambut baik edukasi yang dilakukan oleh P&G Health dan berharap dapat terus dilakukan secara berkesinambungan,” ujarnya.
Bagi penderita diabetes, gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit sangat memengaruhi kualitas hidup. Bahkan jika tidak diatasi, rasa kebas dapat memungkinkan penderita tidak merasakan jika terluka atau terkena benda tajam.
Jika sampai terjadi luka, penderita diabetes akan menurun kualitas hidupnya dan berpengaruh terhadap kondisi keluarga secara keseluruhan. Oleh karenanya, keluarga berperan sangat penting, terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal.
dr. Yoska Yasahardja, Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health, menjelaskan, salah satu kelompok responden penelitian NENOIN adalah 104 pasien diabetes yang mengalami gejala ringan dan sedang. Selama masa penelitian, responden mengonsumsi satu tablet Vitamin Neurotropik sekali sehari setelah makan.
Kombinasi Vitamin Neurotropik yang digunakan adalah Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) and B12 (5000μg) dari Neurobion Forte. Setelah monitoring berkala pada Hari ke-1, ke-14, ke-30, ke-60, dan ke-90, gejala neuropati pada pasien berkurang signifikan hingga 66%.
“Neurobion memiliki dua varian yaitu Neurobion Forte dan Neurobion putih. Neurobion Forte mengatasi neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik dan kebutuhan tinggi pada penderita diabetes serta usia lanjut. Selanjutnya, untuk mencegah dan mengatasi gejala ringan neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik, lebih baik mengonsumsi Neurobion putih,” jelas dr. Yoska.
Wens Arpandy, Group Brand Manager, P&G Consumer Health Indonesia mengatakan, P&G Health melalui Neurobion berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan saraf masyarakat Indonesia dan mendukung sepenuhnya Germas yang dicanangkan oleh pemerintah.
Neurobion juga secara berkelanjutan menggalakkan kampanye Total Solution dengan menyediakan produk vitamin neurotropik berkualitas yang terbukti klinis serta disesuaikan dengan tingkat gejala neuropati, deteksi dini di Neuropathy Check Point (NCP) dan senam kesehatan saraf Neuromove, termasuk sosialisasi ke instruktur senam se-Jabodetabek.
“Dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia, kami juga bekerja sama dengan toko ritel kesehatan dan kecantikan, Watsons, untuk melakukan Neuropathy Check Point (NCP) di sejumlah gerai di Jakarta. Kami harapkan perluasan lokasi NCP di periode ini dapat memfasilitasi masyarakat baik mereka yang positif diabetes, memiliki anggota keluarga diabetes, atau mereka yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan saraf untuk deteksi dini risiko neuropati,” tutup Wens Arpandy.
Neuropathy Check Point (NCP) dapat ditemui di :
• Senayan City (15 November 2019 – 17 November 2019 dan 29 November 2019 – 1 Desember 2019)
• Pondok Indah Mall (22 November 2019 – 24 November 2019 dan 29 November 2019 – 1 Desember 2019)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News