Womanindonesia.co.id – Bagi sebagian pasangan, membicarakan seks adalah topik yang tidak boleh dibicarakan di luar ranjang.
Padahal, pembahasan seks ini harus dibicarakan, seperti pengeluaran bulanan atau menu makan malam untuk malam ini.
Jackie Golob, seorang konselor dan sex and relationship therapist, mengatakan pasangan yang sehat sebenarnya tidak masalah membicarakan seks.
“Kunci komunikasi seksual yang baik adalah konsistensi. Foreplay dimulai saat Anda bangun di pagi hari. Kita perlu berbagi kebutuhan kita sehingga sebagai pasangan kita bisa berkompromi, saling menyenangkan, saling memberi ketenangan dan mendorong satu sama lain untuk menantikan sesi kemesraan berikutnya,” kata Golob mengutip Fatherly.
Saatnya membuat secangkir cokelat panas untuk diri Anda sendiri dan membicarakan seks seperti ini.
Pembahasan seputar seks yang harus didiskusikan:
1. Apa yang kamu suka dan tidak suka?
Apakah Anda memiliki daftar keinginan (wish list) untuk bercinta? Itu hebat. Ini bisa jadi modal ngobrol dan memancing ide menarik di ranjang.
Namun, perlu diingat bahwa ini bukanlah pedoman yang harus diikuti untuk memenuhi kebutuhan Anda. Pasangan juga memiliki hal-hal yang mereka sukai. Penting untuk berbicara tentang suka dan tidak suka.
“Setiap pasangan harus merasa aman, terlindungi, dan tenang. Seks adalah permainan orang dewasa yang imajinatif dan bebas. Pasangan yang sehat berkomunikasi dengan menunjukkan siapa diri mereka dan bagaimana mereka menginginkan pasangannya,” jelas konselor Cay Crow dan terapis seks.
2. Fantasi seks
Itu bukan apa-apa untuk ditertawakan. Berbicara tentang fantasi dan fetish seksual harus menjadi topik pembicaraan dengan pasangan yang bijaksana.
Percakapan ini akan membantu Anda dan pasangan mempelajari kebutuhan satu sama lain, sehingga Anda tidak akan terkejut saat menemukan sesuatu yang baru.
“Ini bisa menjadi kejutan di tempat tidur ketika Anda menunjukkan kepada pasangan Anda fetish rambut tubuh. Sesuatu seperti minyak dan krim tampaknya normal, ”kata Abiola Abrams, pendidik seks dan pencipta Playbook Passionista Abiola, seperti dikutip dari Essence.
“Tidak perlu diskusi. Tetapi jika Anda menyukai perbudakan atau dominasi, beri tahu pasangan Anda.”
Tidak ada salahnya membicarakan mainan seks jika Anda atau pasangan sangat menikmatinya.
Tentu saja, pasangan yang sudah lama bersama membutuhkan variasi, serta menghangatkan ranjang seperti di masa-masa awal pernikahan.
3. Pengalaman seksual kesehatan
Topik ini tidak ada hubungannya dengan ongkos. Orang sering menafsirkan riwayat seks sebagai catatan dengan siapa mereka berhubungan seks, seberapa sering atau jenis kelamin apa yang mereka lakukan.
Batasi bahwa hasil yang diperoleh berhubungan dengan kesehatan.
Abrams menekankan bahwa Anda harus mengetahui status kesehatan pasangan Anda, termasuk kondisi medis, seberapa sering mereka mendapatkan tes PMS dan kondisi medis apa saja yang Anda miliki.
Ini akan membantu Anda dan pasangan menghadapi dan menghindari masalah yang lebih besar.
4. Orgasme
Setiap orgasme berbeda. Tidak seperti pria, wanita biasanya memiliki masalah dalam mencapai orgasme. Sebaiknya topik orgasme diangkat dalam obrolan agar Anda bisa berbagi apa yang membuat Anda orgasme.
Misalnya posisi favorit, titik rangsangan yang cocok atau hal lain yang membantu mencapai orgasme.
Anda juga dapat memeriksa apakah pasangan Anda menyukai apa yang Anda lakukan atau apakah mereka memiliki preferensi lain.
5. Frekuensi seks
Ini sering tidak berhubungan. Anda merasa berhubungan seks 3-4 kali seminggu sudah cukup sedangkan pasangan Anda ingin berhubungan seks setiap hari.
Perbedaan keinginan gender dan kesulitan dalam mengkomunikasikan kebutuhan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Apalagi jika pasangan Anda adalah orang yang suka disentuh hingga membuatnya merasa tersisih saat Anda sedang tidak mood.
Sebaiknya diskusikan frekuensi hubungan intim yang nyaman dan cukup bagi Anda dan pasangan.
Kemudian tanyakan pendapat pasangan Anda saat hubungan intim tidak memungkinkan, sinyal mana yang lebih baik dan pasangan Anda tidak merasa tersisih.
Boleh saja membicarakan aktivitas lain di luar seks, namun tetap menimbulkan keintiman.
6. Ekspektasi
Hubungan gender apa yang Anda pikirkan? Ekspektasi orang tentang seks bisa berbeda-beda. Mereka merasa seks itu sakral, butuh persiapan dan suasana yang nyaman.
Di saat yang sama, pasangan tidak fokus pada “cetakan”, karena yang utama adalah waktu. Ketika seks dilakukan, seseorang mungkin akan kecewa karena tidak sesuai harapan.
Sebaiknya diskusikan hal ini, cari jalan tengah jika terjadi ekspektasi yang berbeda, agar tidak ada masalah di kemudian hari.
7. Kontrasepsi
Kontrasepsi sangat penting, terutama bagi pasangan yang tidak berencana hamil dalam waktu dekat. Meskipun sebagian besar kontrasepsi diresepkan untuk wanita, diskusi dengan pasangan tetap diperlukan.
Menurut The Every Girl, jika tidak ada rencana kehamilan jangka panjang, pilihan KB bisa dibiarkan dengan IUD. Bagaimana dengan kondom? Itu juga bukan masalah.
Pastikan Anda memilih kondom yang tepat yang nyaman dan tidak mengganggu aktivitas seksual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News