Memanfaatkan tenaga nuklir sebagai pengobatan penyakit kanker menggunakan energi radiasi terbuka untuk menilai fungsi suatu organ, mendiagnosis dan mengobati penyakit.
Womanindonesia.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengidentifikasi sembilan penyakit prioritas yang menjadi penyebab kematian tertinggi dan beban pembiayaan yang terbesar, yaitu: Jantung, Stroke, Kanker, Ginjal, Diabetes Melitus, Hepar, Kesehatan Ibu & Anak, Tuberkulosis, serta Penyakit Infeksi Emerging.
Demikian disampaikan Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan / Direktur Pelayanan Kesehatan Primer (PKR) Kemenkes RI, dr. Yanti Herman MH.Kes pada penandatanganan kerjasama “Kolaborasi Strategis GE Healthcare dan RS Murni Teguh, Tingkatkan Akses & Kapabilitas Layanan Onkologi dan Kedokteran Nuklir” di Jakarta, Selasa (18/10).
Kemenkes, kata dr Yanti memfokuskan pada empat penyakit katastropik utama (kanker, jantung, stroke, ginjal) terlebih dahulu, yang merupakan penyebab kematian tertinggi dan berkontribusi pada 90 persen dari pembiayaan katastropik paling mahal dan hanya mungkin dicapai jika didukung oleh seluruh pihak termasuk sektor swasta dan industri di Indonesia.
Prevalensi Kanker di Indonesia
Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, yang didominasi oleh kanker payudara, paru, colon dan rectum serta kanker prostat.
Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi kanker meningkat sebanyak 28% dari 1,4 per 1000 penduduk pada 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk pada 2018, atau berjumlah 477.000 penduduk.
Diperkirakan bahwa lebih dari 70% pasien kanker didiagnosis sudah pada stadium lanjut sehingga diperlukan intervensi yang lebih sulit.
Berdasarkan data Globocan 2018, kanker payudara dan serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia (untuk seluruh jenis kelamin dan untuk khusus wanita).
Sedangkan untuk pria didominasi oleh kanker trachea, bronkus dan paru. Kanker darah atau leukemia merupakan kanker yang paling banyak diderita anak-anak di Indonesia.
Menurut sampel Data BPJS Kesehatan tahun 2017 – 2018, 76,5% total kasus kanker terjadi di Jawa dan Bali. Data Profil Kesehatan 2021 menunjukan bahwa kanker merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan program JKN yang tertinggi setelah penyakit jantung, yaitu dengan biaya 3,5 trilyun untuk 2.595.520 kasus pada tahun 2021.
Keterlambatan diagnosis serta intervensi penyakit katastropik juga dipengaruhi oleh karena kurangnya akses ke pelayanan kesehatan rujukan terutama didaerah terpencil, kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit, waktu tunggu lama, kurangnya alat, keterbatasan dokter spesialis, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit belum optimal.
“Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Pada 2019, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia berada pada urutan 8 se-Asia Tenggara,” kata dr. Yanti.
Padahal, lanjut dr. Yanti 43 persen kematian akibat kanker tidak akan terjadi apabila pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker. “Permasalahan terkait pencegahan dan perawatan kanker perlu dilihat dari berbagai aspek,” katanya.
Pemanfaatan Tenaga Nuklir Sebagai Pengobatan Penyakit Kanker
Layanan kedokteran nuklir saat ini merupakan teknologi yang terbaru untuk penanganan onkologi. Radiologi kedokteran nuklir merupakan salah satu bidang radiologi yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai pengobatan penyakit kanker, yang menggunakan energi radiasi terbuka untuk menilai fungsi suatu organ, mendiagnosis dan mengobati penyakit.
Terapi ini menggabungkan dua konsep teknologi, yaitu radiologi dan tenaga nuklir. Pada pengobatan kanker, radiologi berperan untuk mencari dan memetakan lokasi keberadaan sel kanker dan penyebarannya.
Sementara panas dari nuklir berperan sebagai penghantar zat obat untuk membunuh sel-sel kanker pada area target yang spesifik dan aman digunakan dalam dosis rendah.
RS Murni Teguh bersama GE Healthcare Indonesia melakukan kerja sama dengan fokus pada onkologi (kanker) dan solusi kedokteran nuklir di Indonesia.
Kerja sama ini sejalan dengan transformasi di bidang teknologi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI untuk memberikan akses layanan dan peralatan medis kelas dunia agar masyarakat Indonesia berobat di dalam negeri, mengingat lebih dari 1,2 juta masyarakat Indonesia melakukan pengobatan di luar negeri setiap tahunnya.
Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh tingginya total kasus kanker di Indonesia yang mencapai 2.595.520 pada tahun 2021, sehingga dibutuhkan kolaborasi yang fokus dalam menyediakan teknologi medis berkualitas tinggi yang kompetitif secara global, lebih mudah diakses dan terjangkau oleh lebih banyak pasien.
Sebagai langkah awal, RS Murni Teguh dan GE Healthcare menghadirkan solusi onkologi dan kedokteran nuklir yang berpusat di RS Murni Teguh dan ke depannya akan tersedia di seluruh cabang di Indonesia.
Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk (MTMH), Dr. dr. Mutiara, MHA, MKT mengatakan, RS Murni Teguh merupakan rumah sakit dengan keunggulan pada bidang onkologi (kanker) dan kardiovaskuler sebagai fokus utama dan saat ini akan melakukan pengembangan di bidang kedokteran nuklir.
“Selaras dengan program pemerintah untuk mengembangkan perawatan medis dengan teknologi tersebut, kami tentunya senantiasa mendukung pemerintah untuk memajukan dan menangani setiap insan masyarakat yang membutuhkan pelayanan dengan fasilitas kesehatan berkualitas di dalam negeri,” kata dr. Mutiara.
Ia bangga dapat bekerja sama dengan GE Healthcare yang senantiasa memberikan dukungan terutama dalam menawarkan solusi pencitraan molekuler, PET CT, dan teknologi pencitraan berbasis nuklir terbaru di RS Murni Teguh.
GE Healthcare akan terus mendukung RS Murni Teguh dalam pengembangan pelayanan kesehatan di bidang kedokteran nuklir, radiologi, angiografi, USG, anestesi, dan layanan monitoring pasien.
Country General Manager Indonesia GE Healthcare, Putty Kartika mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyediakan teknologi canggih dan solusi kesehatan di rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan keterjangkauan layanan kesehatan di Indonesia.
“Sebagai penyedia teknologi kesehatan terbesar di dunia yang memiliki portfolio diagnostik dan intervensi lengkap, kami merasa terhormat dapat menyediakan layanan kardiologi dan kedokteran nuklir dengan RS Murni Teguh yang dapat mendukung deteksi dini kanker, diagnosa, dan perawatan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News