WomanIndonesia.co.id – Dalam penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Preventive Cardiology, menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan dan terlambat makan malam itu kesehatan memburuk setelah melewati serangan jantung.
Fakta menunjukkan bahwa orang dengan kebiasaan tersebut berisiko empat hingga lima kali mengalami kematian setelah mengalami serangan jantung berikutnya atau menderita nyeri dada dalam waktu 30 hari setelah meninggalkan rumah sakit.
“Penelitan kami menunjukkan bahwa dua perilaku makan buruk tersebut tidak terkait dengan hasil yang lebih buruk setelah serangan jantung, tapi kebiasaan itu memperburuk kondisi,” jelas penulis penelitian Dr. Marcos Minicucci dari São Paulo State University di Brazil, sebagaimana dilansir laman New York Post.
Dia juga mengingatkan,“Orang yang bekerja lembur itu sangat rentan untuk terlambat makan dan malam dan ia tidak lapar di pagi hari.”
Sebuah laporan mengenai jam makan malam di Amerika Serikat pada tahun 2003 menyebutkan bahwa umumnya orang Amerika makan malam pada pukul 6 atau 7 malam, namun masih banyak orang yang makan malam pada pukul 11 malam atau lebih.
Pola makan berubah ini ditenggarai oleh jam lembur. Dalam sebuah survei bahwa pekerja Amerika lembur 2,5 hari seminggu atau setengah dari setiap minggu bekerja. Mereka mengaku lebih menyukai makan makanan cepat saji ketika lembur.
European Journal of Preventive Cardiology menyebutkan bahwa para penyintas serangan jantung—yang sebagian besar lelaki dan berusia rata-rata 60 tahun berisiko kembali mengalami seranagan jantung dan kematian dini akibat terlambat makan malam dan melewatkan sarapan.
The American Heart Association melakukan penelitian terhadap kebiasaan makan berkalori tinggi setelah pukul 6 sore pada tahun lalu, yang dilakukan orang Hispanik (orang Amerika Latin) dewasa. Lebih dari setengah partisipan dalam penelitian kesehatan masyarakat hispanik atau latin melaporkan bahwa lebih dari 30 persen dari mereka yang terlambat makan dihubungkan dengan 23 persen berisiko tinggi terhadap tekanan darah tinggi dan 19 persen berisiko mengalami prediabetes, jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kalori sebelum pukul 6 sore.
Selain itu, University of Pennsylvania melaporkan bahwa orang yang makan malam pagi pada pukul 8 pagi dan makan malam pada pukul 7 malam dan kemudian beralih ke pukul 11 malam dan akhirnya melewatkan sarapan, justru berat badan bertambah, dan insulin, gula darah, kolesterol, juga trigliserida turut meningkat dan hal tersebut dapat membahayakan jantung.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menemukan bahwa melewatkan sarapan dikaitkan dengan pengerasan pembuluh darah.
Sementara itu, penelitian Harvard menemukan bahwa pria berusia 45 hingga 82 tahun yang melewatkan sarapan memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terkena serangan jantung atau kematian akibat penyakit jantung daripada mereka yang sarapan.
Oleh karena itu, Minicucci merekomendasikan bahwa seseorang itu memiliki jadwal makan malam dan tidur itu dengan interval dua jam. Sehingga, dia akan memulai hari dengan sarapan sehat yang mencakup produk susu (susu bebas lemak atau rendah lemak, yogurt atau keju), karbohidrat (gandum, bagel atau sereal), dan buah-buahan segar.
“Cara terbaik untuk hidup adalah sarapan seperti raja. Seharusnya total asupan kalori harian kita adalah 15 hingga 35 persen,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News