Womanindonesia.co.id – Studi terbaru menunjukkan bahwa pasangan yang bertemu secara online lebih cenderung putus setelah menikah daripada pasangan yang bertemu di perguruan tinggi atau yang dikenalkan dengan teman dan keluarga.
Studi yang didanai oleh Marriage Foundation, menganalisis data dari survei terhadap 2.000 orang dewasa menikah antara usia 30 dan 80 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa kencan online adalah cara paling umum pasangan bertemu, terhitung 28 persen pernikahan pada 2017.
Namun, pasangan yang bertemu online enam kali lebih mungkin bercerai dalam tiga tahun pertama pernikahan daripada pasangan yang pertama kali bertemu melalui teman. atau keluarga.
Secara khusus, pasangan yang bertemu online sejak tahun 2000 memiliki risiko perceraian 12 persen dalam tiga tahun pertama pernikahan. Sementara itu, orang yang bertemu melalui kontak sosial memiliki risiko 2 persen untuk berpisah selama periode yang sama.
Tujuh belas persen pasangan yang bertemu secara online juga bercerai setelah tujuh tahun menikah, sementara 10 persen pasangan yang bertemu langsung berakhir dengan perceraian.
Namun setelah 10 tahun menikah, mereka yang bertemu melalui pekerjaan tampaknya memiliki tingkat perceraian tertinggi, 24 persen dibandingkan dengan 20 persen dari mereka yang bertemu secara online, 19 persen dari mereka yang bertemu di bar atau restoran, dan 15 persen dari mereka yang bertemu di bar atau restoran.
Bertemu melalui keluarga, teman atau tetangga,” kata studi tersebut. Studi ini menunjukkan bahwa jejaring sosial berperan penting dalam keutuhan rumah tangga pasangan.
“Hal ini menunjukkan bahwa pasangan yang bertemu secara online mungkin tidak memiliki modal sosial yang cukup atau jaringan pendukung yang erat di tahun-tahun awal pernikahan dibandingkan dengan pasangan yang bertemu melalui teman, keluarga atau tetangga untuk mengatasi semua tantangan yang mereka hadapi,” kata Harry Benson, direktur penelitian dari Foundation for Marriage, seperti dikutip dari Independent.
Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pasangan yang bertemu secara online dapat memperluas jaringan sosial mereka, saling memahami, dan menambah pengetahuan satu sama lain jika mereka memutuskan untuk menikah.
Seiring berkembangnya teknologi, kita memang dimudahkan dalam berbagai kegiatan, termasuk mencari jodoh. Kini mencari jodoh tidak lagi ada di koran, seperti memilih kucing dalam karung.
Kini, semakin banyak aplikasi kencan yang membantu kita mencari pasangan. Meskipun, dalam beberapa kasus banyak dari mereka yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang telah dideskripsikan.
Menurut CEO & Co-Founder platform biro jodoh Lunch Actually Violet Lim, banyaknya match yang didapatkan kerap membuat para lajang kurang menghargai kencan dan tidak merasakan urgensi untuk menemukan pasangan yang sesungguhya.
“Aplikasi kencan membuat para jodoh mengalami ‘paradoks dari adanya pilihan’, yaitu ketika kita memiliki terlalu banyak pilihan, kita cenderung mengalami kelumpuhan dalam menganalisis dan akhirnya tidak membuat pilihan apapun. Ini menyebabkan para jomblo mengalami kelelahan berkencan,” kata Lim seperti dilansir dari Antara.
Untuk itu, Lim mengingatkan ada tujuh kesalahan yang harus dihindari saat berkencan agar perjalanan mencari cinta Anda tidak sia-sia.
Menjadi pick me boy/girl
Istilah pick me boy/girl sering terdengar di tahun 2022, di mana seseorang mencoba untuk terlihat berbeda dengan pria atau wanita lainnya untuk menarik perhatian lawan jenis. Padahal, bisa jadi kenyataannya dia tidak seperti itu.
Pendekatan ini tidak bisa digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Sebaliknya, jujurlah dan to the point mengenai diri Anda.
Kesalahan saat mencari pasangan online
Seiring berkembangnya teknologi dengan didukung dalam berbagai kegiatan, termasuk perjodohan. Sekarang berkencan tidak lagi di koran seperti memilih babi di ladang.
Sekarang semakin banyak aplikasi kencan membantu kami menemukan pasangan. Namun, dalam beberapa kasus, banyak di antaranya yang tidak sesuai dengan deskripsi.
Menurut CEO dan pendiri platform kencan Lunch Actually, Violet Lim, tingginya jumlah kecocokan seringkali membuat para lajang kurang tertarik untuk berkencan dan tidak merasa perlu menemukan pasangan yang tepat.
“Aplikasi kencan membuat pasangan mengalami ‘paradoks pilihan’, yang berarti ketika kita memiliki terlalu banyak pilihan, kita cenderung lumpuh dalam analisis dan tidak dapat mengambil keputusan. Ini membuat para lajang merasa lelah,” kata Lim. Dikutip dari Antara..
Untuk itu, Lim mengingatkan ada tujuh kesalahan dalam berpacaran yang harus dihindari agar perjalanan Anda menemukan cinta tidak sia-sia.
Menjadi laki-laki/perempuan pilihanku
Istilah pick me boy/girl sering digunakan di tahun 2022 ketika seseorang berusaha tampil beda dari pria atau wanita lain untuk menarik perhatian lawan jenis.
Namun pada kenyataannya, dia mungkin tidak seperti itu. Pendekatan ini tidak dapat digunakan untuk menarik lawan jenis. Sebaliknya, jujurlah dan spesifik tentang diri Anda.
1. Belum mencoba yang lain
Mencari cinta online bisa berisiko karena Anda cenderung menemukan profil palsu, penipuan, dll. Jadi tidak ada salahnya mencarinya dengan cara lain.
Berinteraksi dengan rekan kerja dan tetangga, mendaftar keanggotaan gym, atau bergabung dengan organisasi dan grup sukarelawan. Ini menawarkan kesempatan untuk membawa orang baru ke dalam hidup Anda.
2. Terlalu terbuka
Ingatlah untuk merahasiakan informasi pribadi Anda. Jangan tunjukkan pada teman kencan Anda semua yang Anda miliki, tetapi tunjukkan sebagian secara perlahan. Ini akan membuat Anda terlihat lebih menarik untuk teman kencan Anda. Selain itu, Anda juga dapat menghindari penipuan.
3. Hindari percakapan
Anda harus menjauhi perangkat Anda saat berkencan dan tidak mencari alasan untuk meninggalkan percakapan. Alih-alih membiarkan percakapan berakhir, cari topik lain untuk dibicarakan. Anda juga bisa menyiapkan pertanyaan menarik untuk ditanyakan saat berkencan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News