Womanindonesia.co.id – Nono membuat masyarakat Indonesia bangga!
Kabar membanggakan hadir dari seorang bocah SD bernama Nono berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berhasil meraih juara dunia dalam lomba Matematika.
Prestasi yang ditorehkan Nono ini patut diacungi jempol dan layak mendapat apresiasi. Diketahui, Nono saat ini mengenyam dunia pendidikan dengan duduk di bangku kelas 2 SD.
Nono berhasil menjuarai lomba Matematika tingkat dunia dan mengalahkan ribuan peserta lainnya.
Lalu siapakah Nono sebenarnya? Yuk simak profilnya di bawah ini:
Nono, bocah lelaki asal Nusa Tenggara Timur (NTT), menjuarai Kejuaraan Dunia Matematika 2022 di Abacus Brain Gym.
Netizen pun menelusuri profil dan informasi pribadi Nono untuk mengidentifikasi bocah cerdas bernama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay ini.
Nono meraih juara pertama pada World Class Mathematics and Abacus Olympiad yang diselenggarakan oleh Abacus World International.
1. Prestasi Nono
Gubernur NTT Viktor Bungitlu Laiskodat (VBL) mengungkapkan kegembiraannya atas keberhasilan anak yang mengharumkan nama daerahnya ini.
“Saya senang dan bangga melihat anak seperti Nono yang cerdas dan membanggakan NTT, tetapi juga dunia dan peran guru yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan mampu membesarkan anak-anak yang cerdas”, ujar Victor. dari akun FB Tata Usaha Sekretariat Provinsi NTT.
Dalam sebuah kompetisi dengan sekitar 7.000 siswa dari seluruh dunia, ia berhasil menjadi juara pertama mengalahkan peserta dari Qatar dan Amerika Serikat.
Sementara itu, perwakilan Abacus World Competition internasional, Lily Sianto, mengumumkan bahwa Nono sudah menempati posisi ketiga pada 2021.
“Nono meraih juara pertama pada tahun 2022 setelah meraih juara ketiga pada tahun 2021 yang membawanya ke titik ini,” ujar Sianto.
2. Profil Nono
Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono adalah anak laki-laki berusia 8 tahun dari provinsi Nusa Tenggara Timur.
Anak laki-laki itu kini duduk di bangku kelas 2 SDN Inpres Burae 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT. Sekolah tempatnya belajar juga merupakan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR).
Nono putra bangsa Indonesia menjadi juara pertama dalam sejarah Abacus Brain Gym World Competition sejak tahun 2003.
Selain itu, para siswa SD ini juga menjuarai kompetisi internal Olimpiade Matematika Astro.
Diketahui, Abacus World Competition merupakan ajang kompetisi matematika bagi seluruh siswa Abacus Brain Gym di seluruh dunia.
Perkiraan jumlah poin dihasilkan dari jumlah file yang diproses oleh siswa dalam satu tahun. File terdiri dari 10 soal.
Setiap file yang dipertimbangkan untuk evaluasi menerima skor minimal 70.
“Saya Nono, siswa kelas 2 SD Inpres Buraen. Saya bercita-cita menjadi tentara dan saya bisa membuat mobil (mobil) tercepat. Kereta dan pesawat tercepat,” kata Nono usai bertemu dengan Gubernur NTT Viktor B. Laiskodat.
Bocah bernama asli Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay ini mengaku bisa menjadi cerdas karena membaca Alkitab dan berdoa, rendah hati dan terus berolahraga.
“Nona senang. Saya belajar Matematika Gasing,” kata Nono.
Pengakuan Nono dibenarkan oleh Nuryati Usanak Seran dan Raflim Meo, orang tua kandung Nono.
“Nono diajari bahwa sebelum kuliah dia harus membaca Alkitab dan berdoa. Itu yang selalu diajari,” kata Nuryati.
“Sebagai orang tua, kami sangat senang dan sangat bangga. Jujur saja saat menyanyikan lagu Indonesia saya sedih dan terharu, saya punya hati yang sudah berbakti kepada negara,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Nono adalah siswa binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) dan Nuryat kebetulan menjadi guru matematika binaan Astra.
“Pertama, saya mengikuti kegiatan fumigasi (metode matematikanya sederhana, menyenangkan dan menghibur). Setelah itu, saya pergi ke Tangerang-Jakarta untuk pelatihan selama dua bulan. Setelah saya kembali dari pelatihan, saya mencoba mengajari Nono metode terbaik dengan menggunakan fasilitas Astra,” ujarnya.
Dengan menggunakan cara ini, ternyata Nono sangat cepat dalam berhitung.
“Sejujurnya, aku selalu mengikutinya di kelas matematika. Tapi aku lambat. Aku tidak cepat seperti Nono. Ketika saya mencobanya, saya harus melakukan perhitungan dengan kalkulator. Dia bisa menghitung dengan cepat ketika harus menghitung saham,” tambahnya.
Ia berharap model pembelajaran anak-anak ke depan harus berubah. Kita tidak boleh mengekang kekerasan. Saya membuktikan ini dengan bantuan Astra. Kita perlu mendorong anak-anak.
Karena kebanyakan dari kita jarang memberikan udara kepada anak-anak kita. Kita harus mengembangkan talenta sesuai dengan apa yang Tuhan kasihi. Nono hanya sebagai penyemangat bagi anak-anak untuk berprestasi,” pesannya.
Pencapaian yang membanggakan ini tentunya mendapat sambutan yang luar biasa dari Gubernur NTT, Viktor B. Pondok busuk
Viktor mengaku senang dan bangga dengan prestasi Nono.
“Saya senang dan bangga melihat anak seperti Nono yang cerdas dan membanggakan NTT, tapi juga dunia dan peran seorang guru yang sangat penting,” kata Viktor Laiskodat.
Viktor Laiskodatr mengaku kesuksesan Nono tak lepas dari peran guru sebagai pendidik anak bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News