WomanIndonesia.co.id – ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi alami yang diciptakan
khusus untuk bayi. Kebutuhan bayi yang baru lahir terpenuhi dengan sempurna dengan mengonsumsi asi hingga enam bulan pertama.
Selanjutnya, bayi dapat memperoleh asupan tambahan seperti makanan pendamping ASI (MPASI) guna mencakupi kebutuhan gizi lainnya yang seiring bertambah usia semakin bertambah.
Asi memiliki kandungan yang unik dan dinamis, dan dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan bayi. Selain itu pula, nutrisi yang terdapat pada asi mudah dicertna dan kaya akan zat gizi dan vitamin yang penting untuk tumbuh kembang anak.
Menyusui merupakan hal alami namun membutuhkan kesiapan fisik dan mental dari calon ibu.
Terlebih jika ini adalah kehamilan pertama si calon ibu dan memiliki kondisi khusus seperti kehamilan kembar, kehamilan dengan risiko tinggi, pernah memiliki riwayat operasi payudaar maupun menderita penyakit dan mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Moms, Ini Lho Pentingnya Menyusui Seusai Melahirkan
Menurut dr. Meutia Ayuputeri Kumaheri, MRes, IBCLC, CIMI, dokter umum konselor laktasi RS Pondok Indah, ibu yang menyusui bayinya setelah lahir dapat membantu pemulihan pasca persalinan.
“Menyusui itu membantu kontraksi rahim untuk kembali ke ukuran sebelum hamil, serta membantu mengontrol pendarahan setelah melahirkan,” katanya.
Selain itu, proses menyusui juga akan menciptakan kedekatan emosional antara ibu dan anak tanpa disadari.
Pembentukan jaringan payudara seorang calon ibu biasanya telah dimulai dari sejak calon ibu berusia 18 sampai 19 minggu di dalam kandungan. Saat pubertas, hormon esterogen dan progesteron berperan dalam pertumbuhan sel-sel kelenjar payudara.
Sementara kelenjar payudara dan salurannya baru akan mulai matang ketika memasuki masa kehamilan.
Kemudian ASI pun akan mulai terbentuk ketika kehamilan telah memasuki minggu ke-20, namun pengeluarannya terhambat oleh hormon-hormon kehamilan.
“Sebenarnya proses menyusui kemudian bergantung pada mekanisme persediaan dan
kebutuhan. Pada saat bayi menyusu pada ibunya, hisapannya akan merangsang hormon ibu untuk memproduksi asi serta mengeluarkannya dari kelenjar payudara,” jelas dr. Meutia.
Ia menambahkan, semakin sering bayi menyusu, maka akan semakin aktif hormon ibu
untuk memproduksi dan mengeluarkan asi sesuai kebutuhan bayinya.
Maka dari itu, seorang ibu perlu mengetahui kapan bayi ingin menyusu. Saat ini, telah berkembang hampir di semua rumah sakit sebuah program bernama Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Pada program ini, bayi diberi kesempatan untuk mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibu dan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir.
Proses ini umumnya dilakukan di kamar bersalin atau kamar operasi. Biasanya, ibu dan bayi akan diberikan kesempatan untuk kontak kulit setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal sampai selesai.
“Jadi, selama perawatan pasca persalinan, ibu dan bayi diharapkan dapat bersama selama 24 jam, sehingga ibu dapat belajar mengenali tanda-tanda bayi lapar dan dapat menyusui sesuai kebutuhan bayi,” katanya.
(mge)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News