WomanIndonesia.co.id – Wabah virus corona atau Covid-19 ibarat mata rantai yang tidak bisa putus. Meski telah memasuki masa new normal tapi angka kasus terus meningkat. Data Satgas Covid-19 hingga Jumat, 7 Agustus 2020 pukul 12.00 WIB terkonfirmasi sebanyak 121.226 kasus Covid-19 di Tanah Air dengan angka kematian mencapai 5.593 pasien, terhitung sejak kasus pertama yang diumumkan pada 2 Maret 2020.
Dikonfirmasi 19.266.406 kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan angka kematian 718.530. Indonesia menempati peringkat 23 di dunia dan peringkat pertama di Asia Tenggara mengalahkan China, negara dimana Covid-19 berasal dan negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Pada webinar bertajuk “Bahaya Penyakit Penyerta Pada Pasien Covid-19” Sabtu (11/7/2020) DR. med. dr. Maya Surjadjaja, M. Gizi, SpGK, FAAMFM, menerangkan bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Tingkat mortalitas (kematian) di Indonesia sebesar 8,9 persen, tertinggi di Asia Tenggara. “Tingkat kematiannya lebih tinggi daripada di Wuhan,” imbuhnya.
Mengapa demikian? para pakar dan praktisi kesehatan mengungkap faktor pemicu tingginya kasus positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 adalah penyakit komorbid atau penyakit penyerta pada pasien virus corona. Adapun beberapa contoh penyakit penyerta yang kerap dimiliki, antara lain diabetes atau awam disebut kencing manis atau penyakit gula, hipertensi alias darah tinggi, penyakit saluran pernafasan seperti paru-paru obstruktif kronis, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, keganasan, dan obesitas atau kegemukan.
“Yang disebut penyakit penyerta ialah penyakit-penyakit yang memang sudah ada lebih dahulu dan biasanya bersifat kronis. Penyakit ini gak langsung datang seperti penyakit infeksi yang cepat tinggi dan cepat teratasi tetapi ini lambat laun,” katanya.
Penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) kata Maya rentan terhadap infeksi Covid-19. Dijelaskan dr. Maya di Wuhan pertama-tama terkena dampaknya adalah dari pasien yang masuk sekitar 20- 51 persen mempunyai satu penyakit penyerta yakni diabetes sebesar 10 – 20 persen dan hipertensi sebesar 10 – 15 persen. Lalu, penyakit kardiovaskular sebesar 7 – 40 persen. Sebanyak 131 pasien Covid-19 di Wuhan 30 persen memiliki penyakit hipertensi, 19 persen penderita diabetes dan 8 persen penderita penyakit kardiovaskular.
Penyakit komorbid apa sih? Penyakit penyerta atau komorbid sebeneranya merupakan penyakit dengan low-grade chronic systemic inflammation. Ada peradangan yang bersifat low-grade atau tidak terlihat. Peradangan yang terjadi tidak menunjukkan gejala yang terlihat seperti meradang, merah, panas, demam, nyeri dan membengkak namun bisa berakibat fatal.
“Ini tidak nampak, namanya silent inflammation. Ini sampai menjadi stroke atau high impact membutuhkan waktu puluhan tahun. Tetapi dengan adanya silent inflammation ini respons imunitas tubuh terhadap infeksi terganggu dan akan mempercepat respon pro inflamasi, peradangannya akan lebih kuat,” terangnya.
Akibat ketika virus corona masuk ke tubuh akan lebih mudah mengalami kondisi hiperinflamasi. Dan ini akan menyebabkan sindrom badai sitokin. Lebih lanjut ia menjelaskan alasan mengapa orang tua atau usia lanjut lebih rentan terhadap Covid-19. Karena orang tua memiliki sensitivitas imun lebih rentan sehingga mudah terkena kronis inflamasi. Jika usia tua terkena kronis inflamasi maka disebut Inflammaging atau inflamasi pada aging. Dengan Iflammaging ini fungsi-fungsi metaboliknya juga akan turun.
“Makanya harus kita jaga, orang tua (lansia) ini jangankan Covid-19 infeksi lain seperti demam berdarah, cikungunya, tipes dan penyakit yang gejalanya mirip Covid-19 harus kita jaga karena imunitasnya tidak lagi sama saat masih muda,” ujarnya.
dr. Maya menerangkan persentase kematian pasien Covid-19 dengan penyakit kritis sangat tinggi. Sekitar 54 pasien dengan penyakit kritis ditambah pneumonia atau radang paru-paru. 44,4 persen menderita hipertensi, 24,1 persen mengalami diabetes dan 14,8 persen memiliki penyakit jantung koroner.
“Persentasi kematiannya sangat tinggi yakni 48,1 persen pasien dengan penyakit bawaan, tapi sebetulnya banyak studi lain yang mengatakan bahwa angka kematiannya mencapai 80 persen,” kata dr. Maya.
Lebih lanjut dr. Maya memaparkan bagaimana virus corona menginfeksi sel. Sel tubuh kita mempunyai reseptor yang disebut ACE2, yaitu enzim yang menempel pada permukaan luar sel (membran sel) di hampir semua organ. Misalnya, di paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus. Reseptor ini mempunyai afinitas yang kuat dengan virus SARS-CoV-2 dibandingkan dengan SARS CoV 1. Ikatan dengan reseptor ACE2 inilah yang akhirnya membantu virus corona masuk ke dalam sel inang.
“Itulah mengapa gejala Covid-19 ada di organ-organ tersebut dan sangat bervariasi, seperti gangguan pernapasan, batuk, radang tenggorokan, peradangan hati, kejang, nyeri sendi, ruam di kulit, penurunan fungsi indra pengecap dan pembau, hingga diare,” jelas dr. Maya. “Jika organ tersebut sedari awal sudah bermasalah dan ada chronic inflammation, akibatnya akan lebih buruk,” sambungnya.
Jika penyakit penyerta (komorbid) dapat meningkatkan risiko terkena Covid-19 bukan berarti tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk menghambat penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes agar terhindar dari infeksi virus SARS CoV 2.
Manfaat Air Kelapa
Menjalankan pola hidup sehat dan asupan nutrisi yang cukup merupakan kunci agar terhindar dari berbagai macam penyakit salah satunya menurunkan risiko terinfeksi Covid-19.
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Kelapa adalah salah satu buah tropis yang banyak dijumpai di Indonesia. Selain banyak dan murah, air kelapa ternyata mengandung banyak nustrisi penting yang bisa melawan Covid-19.
dr. Maya menjelskan, satu butir kelapa hijau terdiri dari 0,5 – 1 cup (240 ml) air kelapa muda. Satu cup air kelapa muda mengandung 46 kalori, 9 g karbohidrat, 3 g serat, 2 g protein, 10 persen vitamin c, 15 persen magnesium, 17 persen manganese, 17 persen potassium, 11 persen sodium, dan 6 persen calcium.
Anti Inflamasi
Sebuah penelitian pada tikus membuktikan bahwa air kelapa muda merupakan anti inflamasi. Air kelapa muda lebih baik dari air kelapa tua dan standar drug ibuprofen. “Kalau komorbid memperkuat respon pro inflamasi, air kelapa muda justeru anti inflamasi atau menghambat terjadinya peradangan,” ujarnya.
Antioksidan
Mengonsumsi air kelapa muda 450 ml perhari selama 30 hari dapat meningkatkan ensim anti oksidan SOD, CAT, GPx yang akan mengurangi kronik degeneratif sehingga dapat mencegah oksidatif stress. “Ini dilakukan pada penambang emas tradiosional yang terpapar merkuri, merkuri (zat oksidatif). Penambang emas diberikan air kelapa dan dapat mengurangi zat oksidatifnya,” ujar dr. Maya.
Kemudian air kelapa juga dapat mengurangi tekanan sistolik menurunkan trigliserida dan asam lemak bebas, menurunkan kadar MDA sebagai parameter dari peroksidasi lipid sehingga meningkatkan enzim antioksidan.
Selain itu antioksidan juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin bagi yang menderita diabetes atau pre-diabetes yang mana produksi insulinnya sudah tinggi. Antioksidan juga memberikan efek anti hipertensi sehingga menjaga agar tekanan darah tetap normal.
Penelitian dilakukan pada tikus, tikus diberi banyak gula sehingga mengalami diabetes kemudian diberi air kelapa. Alhasil air kelapa ini dapat menurunkan HbA1c atau hemoglobin A1c (hemoglobin terglikasi) merupakan hemoglobin yang berkaitan dengan glukosa darah. Air kelapa juga memperbaiki gula darah sewaktu dan mengurangi oksidatif stress.
“Air kelapa baik dikonsumsi penderita diabetes maupun non diabetes. Karena 1 cup (140 ml) air kelapa hanya mengandung 3 g serat dan 6 g digestible carb,” kata dr. Maya.
Kandungan Magnesium
Magnesium yang terkandung dalam air kelapa dapat membuat insulin lebih sensitif, sehingga mencegah terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin ialah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.
Kandungan kalori yang rendah dan adanya serat pada air kelapa muda juga dapat menjadikannya asupan menu untuk penderita diabetes.
Bagi orang yang memiliki lingkar pinggang >90 cm pada pria dan >80 cm pada wanita atau berat badan berlebih, pankreas tetap rajin memproduksi insulin sehingga kadar insulin lambat laun meningkat. Hal inilah yang disebut dengan resistensi insulin.
Rendah Karbohidrat
Perlu diketahui juga, air kelapa mengandung serat serta minim karbohidrat. Di mana kandungan serat dan karbohidrat yang sedikit ini cocok untuk mereka yang ingin mengatasi atau mencegah obesitas.
Masih ada lagi manfaat dari air kelapa. Air kelapa dapat memengaruhi kadar leptin, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur berat badan tubuh, metabolisme, hingga reproduksi.
“Jika metabolisme tubuh berlangsung dengan baik, sel lemak, khususnya di daerah perut tidak akan menumpuk, sehingga risiko untuk mengalami obesitas sentral juga berkurang. Metabolisme yang seimbang juga dapat mencegah terjadinya peradangan kronis,” tutur dr. Maya.
Kesehatan Jantung
Pada tikus diberikan air kelapa 4 ml per 100 g berat badan. Setelah 45 hari terjadi penurunan nilai kolesterol dan trigliserida sama efektifnya dengan statin (obat penurun kolesterol). Dikatakan Maya pada manusia, dibutuhkan dosis yang tinggi, misal untuk berat badan 68 kg dibutuhkan 2,7 liter air kelapa per hari.
Pasien Hipertensi
Mengonsumsi air kelapa muda segar sebanyak 300 ml, dua kali per hari selama 14 hari berturut-turut dapat menurunkan tekanan darah sostolik (tekanan darah bagian atas). Dalam 240 ml air kelapa mengandung 600 mg kalium yang berperan melebarkan pembuluh darah dan meperbaiki fungsi endotel.
Anti Trombosit
Air kelapa muda berperan sebagai anti trombosit sehingga dapat mencegah penggumpalan darah sehingga dapat mengurangi stress oksidatif secara signifikan.
“Air kelapa muda dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan, khususnya pada lansia yang sering kurang minum hingga mengalami dehidrasi dan daya tahan tubuhnya menurun,” tutur dr. Maya.
Sementara itu di dalam air kelapa terdapat mineral potasium atau kalium. Pengidap hipertensi memerlukan asupan kalium yang cukup agar terhindar dari stroke dan jantung koroner.
Tak hanya itu, kandungan lain dalam air kelapa, yaitu L-arginine, juga bermanfaat untuk penderita penyakit jantung atau untuk orang yang ingin mencegah penyakit kardiovaskular.
L-arginine adalah asam amino yang menghasilkan nitric oxide. Nitric oxide dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga bisa memperbaiki aliran darah arteri ke jantung dan mencegah trombosis (penggumpalan darah). Selain itu, L-arginine dapat mengurangi radikal bebas. Dengan demikian, stress oksidatif di sel jantung bisa berkurang.
Air Kelapa sebagai Minuman Selepas Olahraga
Usai olahraga air kelapa muda dapat dijadikan pengganti elektrolit dan cairan tubuh yang hilang. Dijelaskan dr. Maya, daripada mengonsumsi minuman manis atau tinggi kalori yang dapat meningkatkan inflamasi kronis dan berat badan, minum air kelapa dapat menjadi alternatif untuk mengembalikan kesegaran tubuh.
“Daripada mengonsumsi minuman olahraga, air kelapa pada dasarnya lebih mudah ditoleransi tubuh meski kandungan natriumnya relatif rendah. Selain itu, air kelapa juga jarang menyebabkan perut kembung dan mual. Jadi, tak masalah bila diminum setelah berolahraga dengan dosis wajar,” pungkasnya.
“Kita dianjurkan untuk memenuhi asupan cairan sebanyak 2 liter. Sebanyak 1.500 ml-nya bisa didapatkan dari air putih, sedangkan sisanya, 500 ml lagi, bisa didapatkan dari air kelapa. Tapi, ini tentunya hanya berlaku untuk orang dewasa yang sehat,” tambah dr. Maya.
Air kelapa aman dikonsumsi oleh beragam usia, termasuk anak-anak apabila diberikan secara tidak berlebihan. Untuk orang yang memiliki masalah aritmia, insufisiensi ginjal, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter jika ingin mengonsumsi air kelapa secara rutin. Ini demi menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Sementara, untuk yang sudah memiliki penyakit hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes, air kelapa dapat membantu meringankan penyakit tersebut.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, dr. Maya juga mengingatkan kita semua untuk terus melakukan pencegahan Covid-19 agar kasus di Indonesia tak kian melonjak. Misalnya saja, menerapkan protokol kesehatan (masker, cuci tangan, dan physical distancing), serta menggunakan desinfektan.
“Cobalah perbanyak makan sayur dan buah, lemak sehat, kurangi makan makanan yang mengandung banyak gula atau yang digoreng dalam minyak terlalu panas,” pesan dr. Maya. Tidak hanya itu, dr. Maya pun mengingatkan, perlunya suplementasi vitamin C, vitamin D3, dan glutathione.
Seimbangkan pula hormon Anda dengan tidur cukup dan berolahraga serta berjemur di bawah sinar matahari. Terakhir, jangan tunda cek kesehatan rutin ke dokter bila sudah ada penyakit penyerta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News