Womanindonesia.co.id – Kanker payudara penyebab kematian pertama bagi perempuan di Indonesia. Data Globocan 2018 mencatat kasus kanker payudara di Indonesia sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Doketr spesial bedah konsultan Ongkologi dr. Bob Andinanta SpB(K) Ongk mengungkapkan, penyakit mematikan pada perempuan mengalami perubahan dari kanker serviks (leher rahim) ke kanker payudara. “Jika dulunya kasus kanker serviks pembunuh nomor 1 pada perempuan di Indonesia, beberapa dekade terakhir kasus kanker payudara justeru meningkat drastis,” jelas dr. Bob pada webinar bertema “Quality of Life After Breast Cancer” oleh Philips Foundation berkolaborasi dengan Lovepink bebrapa hari lalu.
Lebih lanjut dr. Bob menjelaskan ada dua faktor risiko kanker payudara yakni tidak dapat dimodifikasi dan ada juga yang dapat dimodifikasi. Yang tidak dapat dimodifikasi ialah jika faktor risiko ini dikarenakan genetik (keturunan). Jika dalam keluarga baik ibu atau nenek mengalami kanker payudara maka orang tersebut mempunyai bakat kanker payudara. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi ialah pola hidup.
“Tidak diketahui secara pasti penyebab kanker payudara. Namun dengan melakukan deteksi dini, menjaga pola hidup sehat maka perempuan bisa menurunkan faktor risiko kanker payudara,” kata dr. Bob.
Pemerintah Indonesia terus mendorong para perempuan untuk melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dengan nyaman di rumah; dan SADANIS (Sadari Pemeriksaan Klinis) yang dilakukan oleh dokter dengan menggunakan alat radiologi atau ultrasound. Pemerintah juga mendorong SADANIS untuk menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan bagi perempuan berusia 20 tahun ke atas.
Bulan Peduli Kanker Payudara
Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan teratas daftar kasus baru untuk penyakit kanker serta semua penyakit tidak menular lainnya. Selain itu, bagi para perempuan yang diskrining positif, empat dari lima sudah menderita kanker payudara baik stadium lanjut atau metastasis.
Penting bagi perempuan untuk memperoleh Informasi terkait penyakit, perkembangannya, diagnosis spesifik, dan pilihan pengobatan agar dapat didiskusikan dengan profesional medis sebelum membuat keputusan.
Philips Foundation, dengan misinya untuk menyediakan akses ke layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu melalui inovasi, mengumumkan kolaborasinya dengan Lovepink Indonesia dan Docquity untuk menjalankan kampanye di Bulan Peduli Kanker Payudara sedunia.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran atas kanker payudara melalui edukasi awam dan aktivasi masyarakat; serta akan memberikan akses gratis kepada 1.000 perempuan pra-sejahtera untuk skrining kanker payudara di kota-kota Jabodetabek, Bandung, Jember, Pekanbaru, Banjarbaru, Yogyakarta dan Padang.
“Organisasi kami berfokus pada edukasi dan pendampingan deteksi dini bagi perempuan penderita kanker payudara dengan tujuan untuk menekan jumlah penderita kanker payudara stadium lanjut,” jelas Samantha Barbara, Ketua Lovepink Indonesia.
Sayangnya, kata Samantha tidak semua perempuan, terutama yang berasal dari keluarga pra-sejahtera, memiliki akses untuk melakukan pemeriksaan payudara, dan tidak memiliki informasi tentang kanker payudara dan dampak penyakitnya. “Dukungan Philips Foundation atas kampanye kami akan memungkinkan kami membantu melakukan skrining kanker payudara bagi para perempuan ini,” ujarnya.
Direktur Philips Foundation Philips Foundation Margot Cooijmans mengungkapkan, Philips Indonesia, telah berkomitmen untuk mendukung kampanye Indonesia Goes Pink 2021 karena akan membantu banyak perempuan Indonesia untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang deteksi dini, dan memberikan pendidikan dan bantuan mengenai implikasi kanker payudara.
“Menyediakan keahlian Philips yang memungkinkan akses yang lebih baik ke skrining, terutama bagi perempuan keluarga pra-sejahtera, adalah contoh bagaimana kami memenuhi misi kami. Kami sangat antusias untuk terlibat dalam kampanye peduli kanker payudara ini yang memungkinkan Lovepink Indonesia dan Docquity menjangkau komunitas yang lebih luas melalui webinar edukasi dan dengan menyediakan tes skrining yang dapat menyelamatkan jiwa,” pungkasnya.
Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman mengatakan, sebagai perusahaan teknologi kesehatan, Philips mendorong para perempuan untuk melakukan tes skrining berkala dan berkonsultasi dengan dokter mengenai tanda-tanda kanker payudara.
“Philips memiliki solusi dan keahlian dalam memberikan skrining dan deteksi kanker payudara yang berkualitas. Perangkat ultrasound canggih mendukung profesional medis dengan diagnosis yang lebih baik, sehingga bila dibutuhkan perawatan dapat dimulai sesegera mungkin,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News