Womanindonesia.co.id – Senjata bambu runcing merupakan alat yang digunakan oleh bangsa Indonesia saat berperang melawan penjajah belanda. Senjata tradisional Indonesia ini menjadi sebuah senjata yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan.
Penasaran dengan senjata tradisional yang gunakan dalam perang kemerdekaan Indonesia? Simak berikut ini.
Sejarah Senjata Bambu Runcing
Melansir dari kompas.com, senjata bambu runcing digunakan sebagai alat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tercetusnya bambu runcing sendiri bermula dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan masih harus terus dilanjutkan.
Maka dari itu, para pejuang Indonesia menggunakan peralatan seadanya untuk dijadikan senjata, yaitu bambu. Pencetus bambu runcing pertama adalah Kyai Subchi Parakan asal Temanggung, seorang ulama.
Kyai Subchi tinggal di sebuah pesantren. Ketika rakyat sedang berjuang, banyak santri yang juga ingin ikut terjun dalam pertempuran.
Berawal dari situ, Kyai Subchi kemudian memperkenalkan bambu sebagai senjata kepada para santri. Para santri dan rakyat yang akan berjuang terlebih dulu diajarkan cara membuat senjata runcing ini.
Bambu-bambu dikumpulkan oleh para santri dari Tegalan. Mereka kemudian meruncingkan bambu tersebut hingga lancip, lalu diolesi dengan cairan.
Ternyata dalam realitas sejarah, perjuangan dengan menggunakan senjata bambu runcing, terjadi pada hampir semua medan perang. Laskar-laskar rakyat BKR, AMRI, Hizbullah, Sabilillah dan sebagainya yang terlibat pada pertempuran di berbagai peristiwa, menggunakan senjata tradisional ini sebagai senjata utama, sebelum mereka mampu merebut senjata musuh.
Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa dilacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing.
Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang.
Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, tetapi jejak-jejaknya masih ada. Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan senjata dari bambu tersebut juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, sampai sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.
Perjuangan bersenjata yang melibatkan senjata Bambu Runcing oleh berbagai lasykar rakyat dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nyata. Bahkan selama masa setelah Proklamasi Kemerdekaan dengan musuh utama Jepang, Belanda dan Sekutu, di mana pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki cukup senjata, maka bambu runcing menjadi senjata massal rakyat Indonesia.
Kepemilikan senjata modern oleh rakyat, setelah mampu merebut dari senjata musuh terutama dari Jepang yang telah menyerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News