Womanindonesia.co.id – Gangguan tiroid adalah kondisi medis yang terjadi ketika hormon tiroid dalam tubuh tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hormon tiroid memainkan peran kunci dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sayangnya, gangguan tiroid seringkali terabaikan, dan lebih dari 50% dari penderita gangguan tiroid tidak terdiagnosis.
Di Indonesia, data tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah penyandang hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan yang sangat rendah, yaitu hanya 1,9%. Jumlah penyandang hipertiroid diperkirakan mencapai 13,2 juta dengan tingkat penanganan yang juga rendah, hanya 6,2%.
Untuk mengatasi masalah ini, PT Merck Tbk, dalam kolaborasi dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Indonesian Thyroid Association (InaTA) cabang Jakarta, melakukan talk show bertajuk “Kenali Tiroid Anda (KITA)” dan skrining gangguan tiroid gratis, yang telah berlangsung sejak Mei 2023.
Skrining gangguan Tiroid Gratis
PT Merck Tbk telah memulai Program RAISE Tiroid yang telah melibatkan lebih dari 2.600 praktisi kesehatan dan menyediakan pemeriksaan gangguan tiroid untuk lebih dari 19.200 pasien di 59 kota dan 12 provinsi di seluruh Indonesia.
Program ini juga mencakup pemberian tes Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) gratis sebagai bagian dari program donasi Merck kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai pelaksana testing. Dengan demikian, diharapkan jumlah pasien yang mendapatkan perawatan untuk gangguan tiroid dapat meningkat secara signifikan pada tahun-tahun mendatang.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, memberikan apresiasi atas upaya Merck dalam meningkatkan kesadaran tentang gangguan tiroid.
Ia mengatakan bahwa gangguan tiroid adalah masalah serius yang dapat berdampak pada semua kelompok usia, dan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya deteksi dini dan penanganan gangguan tiroid.
Ketua Indonesian Thyroid Association Cabang Jakarta Raya (InaTA Jaya), dr. Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., FINASIM, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai sektor dalam upaya deteksi dini dan pengelolaan gangguan tiroid di Indonesia. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan skrining, terutama pada populasi dewasa berisiko tinggi.
Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Ir. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, MARS, menyambut baik kolaborasi dengan Merck dalam menyelenggarakan skrining tiroid gratis dan menyatakan kesiapan RSCM dalam memberikan perawatan yang tepat bagi pasien dengan gangguan tiroid.
Dalam kata-kata Hong Chow, Head of China & International Healthcare, Merck KGaA, upaya ini merupakan bagian dari komitmen Merck Global untuk meningkatkan kesadaran tentang gangguan tiroid. Program RAISE Tiroid ditargetkan untuk mencapai sekitar 52.000 tenaga kesehatan dan melakukan skrining pada 3 juta populasi dewasa berisiko tinggi di 7.000 fasilitas kesehatan.
Harapannya, pada tahun 2030, terapi penanganan gangguan tiroid dapat meningkat secara signifikan, mengurangi dampak serius pada kesehatan masyarakat.
Program ini, yang dimulai pada tahun 2014, merupakan kolaborasi antara Merck, Kementerian Kesehatan, dan berbagai asosiasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang gangguan tiroid di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, program ini telah berhasil melatih ribuan praktisi kesehatan dan memberikan pemeriksaan gangguan tiroid kepada ribuan pasien di seluruh Indonesia.
Inisiatif ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining gangguan tiroid dan membantu lebih banyak pasien mendapatkan perawatan yang tepat. Gangguan tiroid yang terdeteksi dan ditangani lebih awal dapat mencegah masalah kesehatan serius di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News