Womanindonesia.co.id – Hampir setiap orang pernah merasakan ketegangan emosi atau marah. Rasa marah ini bisa muncul karena kondisi emosi Anda yang tidak stabil dan tak bisa terkendalikan. Hal ini bisa membuat Anda uring-uringan sepanjang hari dan membuat Anda merasa lelah tentunya.
Rasa marah biasanya muncul ketika kondisi emosi Anda tidak stabil dan tidak terkendali, yang akhirnya kemarahan cenderung melelahkan bukan? Nah, mengapa hal demikian terjadi?
Simak penjelasan mengapa kemarahan cenderung melelahkan berikut ini:
Secara ilmiah, saat seseorang sedang marah, neurotransmiter katekolamin dan beberapa hormon lain dalam otak akan keluar, seperti adrenalin dan kortisol. Bersama-sama, ketiga senyawa aktif ini akan menyebabkan seseorang lebih aktif dan bertenaga. Hal tersebut juga diikuti dengan peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, dan pernapasan.
“Tak heran bila sedang marah, Anda akan merasa napas terengah-engah dan dada terasa berdebar. Aliran darah juga akan semakin banyak, terutama ke bagian wajah, sehingga kadang wajah akan terlihat kemerahan,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong.
Kondisi ini tak akan bertahan lama. Setelah kemarahan mereda, umumnya seseorang akan merasakan badan lemas karena kemarahan dapat membuat terasa lelah. Bila kondisi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, bukan tak mungkin kalau efeknya bisa lebih buruk lagi.
Selain badan terasa lelah, berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) bahkan penyakit jantung turut mengintai kesehatan tubuh Anda. Hal ini kian memperkuat bahwa kemarahan yang tak terkendali dapat sangat merugikan.
Mengatasi hal tersebut, saat ini telah banyak studi yang menyebutkan bahwa pikiran positif berdampak baik bagi kesehatan. Berpikir positif dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membuat Anda lebih jarang sakit, menurunkan risiko terkena penyakit jantung, mencegah tekanan darah tinggi, menghindari badan lemas, dan mengurangi rasa nyeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News