Womanindonesia.co.id – Mendengkur terjadi ketika udara tidak dapat mengalir dengan bebas melalui saluran udara di bagian belakang tenggorokan. Saat seseorang menghirup atau menghembuskan napas, jaringan di sekitar saluran napas bergetar, menciptakan suara yang dapat didengar.
Beberapa faktor dapat membuat penyumbatan saluran udara dan menyebabkan seseorang mendengkur.
Pada anak-anak, faktor risiko yang paling umum untuk mendengkur meliputi:

Amandel dan kelenjar gondok yang besar atau bengkak
Amandel dan kelenjar gondok ditemukan di dekat bagian belakang tenggorokan, dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Jika mereka secara alami lebih besar atau bengkak karena infeksi, amandel dan kelenjar gondok dapat menghalangi jalan napas dan menyebabkan dengkuran. Ini adalah penyebab paling umum gangguan pernapasan saat tidur pada anak.
Obesitas
Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan lebih cenderung mendengkur. Obesitas dapat mempersempit jalan napas dan meningkatkan risiko SDB termasuk apnea tidur obstruktif.
Kemacetan
Gejala seperti pilek dapat menyebabkan kemacetan yang menghalangi kelancaran aliran udara, dan infeksi dapat mengobarkan amandel dan kelenjar gondok.
Alergi
Alergi yang meningkat dapat menyebabkan peradangan di hidung dan tenggorokan yang dapat membuat lebih sulit bernapas dan meningkatkan risiko mendengkur.
Asma
Seperti alergi, asma dapat menghambat pernapasan normal, dan jika menyebabkan penyumbatan sebagian saluran napas, dapat memicu dengkuran.
Karakteristik anatomi
Beberapa orang memiliki karakteristik anatomi yang membuat mereka sulit bernapas secara normal saat tidur. Misalnya, septum yang menyimpang, di mana lubang hidung tidak terpisah sama, dapat menyebabkan pernapasan mulut dan mendengkur.
Asap tembakau lingkungan (ETS)
Paparan ETS, sering disebut sebagai perokok pasif, dapat mempengaruhi pernapasan dan telah berkorelasi dengan risiko yang lebih tinggi dari mendengkur pada anak-anak.
Udara yang terkontaminasi
Kualitas udara yang rendah atau kontaminan yang berlebihan dapat menimbulkan tantangan bagi pernapasan normal dan dapat memengaruhi kemungkinan anak untuk sering mendengkur.
Durasi menyusui yang lebih pendek
Penelitian telah menemukan hubungan antara mendengkur pada anak dan berkurangnya durasi menyusui. Alasan pasti untuk ini tidak diketahui, tetapi mungkin menyusui membantu saluran napas bagian atas berkembang dengan cara yang mengurangi kemungkinan mendengkur.
Apnea tidur obstruktif adalah faktor risiko penting lainnya untuk mendengkur pada masa kanak-kanak. Biasanya anak-anak dengan apnea tidur obstruktif mendengkur, termasuk dengan jeda napas seperti terengah-engah. Sementara kebanyakan anak dengan OSA mendengkur, tidak semua anak yang mendengkur menderita OSA.
Itulah sejumlah penyebab anak mendengkur saat tidur. Orangtua harus jeli mengenali tanda bahaya mendengkur pada Si Kecil.
(sumber: sleepfoundation.org)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News