Sistem kekebalan tubuh dipicu oleh asupan makanan setiap hari. Makanan miskin nutrisi dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Womanindonesia.co.id – Diet padat nutrisi dan menyeluruh mendukung sistem kekebalan tubuh, sebaliknya diet yang rendah nutrisi dan tinggi makanan olahan dapat merusak fungsi kekebalan tubuh.
Dilansir berbagai sumber berikut beberapa makanan yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh Anda.
Makanan yang Dapat Menurunkan Kekebalan Tubuh
1. Gula tambahan
Makanan yang mengandung gula tambahan secara signifikan meningkatkan gula darah, meningkatkan produksi protein inflamasi seperti tumor necrosis alpha (TNF-α), protein C-reaktif (CRP), dan interleukin-6 (IL-6), semuanya yang secara negatif mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh.
Hal ini terutama berlaku pada penderita diabetes, karena mereka dapat mengalami peningkatan kadar gula darah lebih lama daripada orang dengan kadar gula darah yang diatur dengan baik.
Terlebih lagi, memiliki kadar gula darah tinggi dapat menghambat respons neutrofil dan fagosit, dua jenis sel kekebalan yang membantu melindungi terhadap infeksi.
Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak fungsi penghalang usus dan mendorong ketidakseimbangan bakteri usus, yang dapat mengubah respons kekebalan Anda dan membuat tubuh Anda lebih rentan terhadap infeksi.
2. Makanan asin
Makanan asin seperti keripik, makan malam beku, dan makanan cepat saji dapat merusak respons kekebalan tubuh Anda, karena diet tinggi garam dapat memicu peradangan jaringan dan meningkatkan risiko penyakit autoimun.
Dalam sebuah studi tahun 2016, enam pria sehat pertama kali mengonsumsi 12 gram garam per hari selama 50 hari. Ini diikuti oleh sekitar 50 hari mengkonsumsi 9 gram garam per hari dan kemudian mengkonsumsi 6 gram per hari untuk durasi yang sama. Terakhir, mereka mengkonsumsi 12 gram setiap hari selama 30 hari.
Pada diet tinggi garam yang mengandung 12 gram per hari, para pria memiliki tingkat sel darah putih yang lebih tinggi yang disebut monosit dan penanda inflamasi IL-23 dan IL-6. Mereka juga memiliki protein anti-inflamasi IL-10 yang lebih rendah, menunjukkan respon imun yang berlebihan.
Garam juga dapat menghambat fungsi kekebalan normal, menekan respon anti-inflamasi, mengubah bakteri usus, dan mempromosikan generasi sel-sel kekebalan yang terlibat dalam patogenesis penyakit autoimun.
Faktanya, para peneliti percaya bahwa asupan garam yang berlebihan dapat dikaitkan dengan peningkatan penyakit autoimun di negara-negara Barat.
3. Makanan tinggi lemak omega-6
Tubuh Anda membutuhkan lemak omega-6 dan omega-3 untuk berfungsi. Makanan barat cenderung tinggi lemak omega-6 dan rendah omega-3. Ketidakseimbangan ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit dan kemungkinan disfungsi kekebalan.
Diet tinggi lemak omega-6 tampaknya mempromosikan ekspresi protein pro-inflamasi yang dapat melemahkan respon imun, sementara diet tinggi lemak omega-3 mengurangi produksi protein tersebut dan meningkatkan fungsi kekebalan.
Terlebih lagi, penelitian pada orang dengan obesitas menunjukkan bahwa asupan makanan tinggi lemak omega-6 dapat menyebabkan disfungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kondisi tertentu seperti asma dan rinitis alergi.
4. Makanan yang digoreng
Makanan yang digoreng tinggi dalam kelompok molekul yang disebut produk akhir glikasi lanjutan (AGEs). AEG terbentuk ketika gula bereaksi dengan protein atau lemak selama memasak suhu tinggi, seperti saat menggoreng.
Jika kadarnya menjadi terlalu tinggi dalam tubuh Anda, AGEs dapat berkontribusi pada peradangan dan kerusakan sel.
AGEs dianggap melemahkan sistem kekebalan dalam beberapa cara, termasuk dengan meningkatkan peradangan, menguras mekanisme antioksidan tubuh Anda, menginduksi disfungsi seluler, dan secara negatif mempengaruhi bakteri usus.
Dengan demikian, para peneliti percaya bahwa diet tinggi AGEs dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit seperti malaria dan meningkatkan risiko kondisi medis seperti sindrom metabolik, kanker tertentu, dan penyakit jantung.
5. Daging olahan dan hangus
Seperti makanan yang digoreng, daging olahan dan daging hangus mengandung AGEs yang tinggi. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang menganalisis kandungan AGE dari 549 makanan menemukan bahwa bacon goreng, hot dog panggang, paha ayam dengan kulit panggang, dan steak panggang memiliki kandungan AGE tertinggi.
Daging olahan juga tinggi lemak jenuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak jenuh dan rendah lemak tak jenuh dapat menyebabkan disfungsi sistem kekebalan tubuh.
Plus, diet tinggi lemak jenuh dapat menyebabkan peradangan sistemik dan membahayakan fungsi kekebalan tubuh.
Selain itu, asupan tinggi daging olahan dan daging hangus telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar.
6. Makanan cepat saji
Makanan cepat saji telah dikaitkan dengan banyak hasil kesehatan yang negatif. Makan terlalu sering juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh Anda.
Diet tinggi makanan cepat saji dan makanan olahan dapat mendorong peradangan, meningkatkan permeabilitas usus, dan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri dalam usus, yang semuanya dapat berdampak negatif pada kesehatan kekebalan tubuh Anda.
Makanan cepat saji juga dapat mengandung bahan kimia bis(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) dan diisononyl phthalate (DiNP), yang merupakan dua jenis phthalates . Phthalates dapat larut ke dalam makanan cepat saji, misalnya, melalui kemasan atau sarung tangan plastik yang dipakai selama persiapan makanan.
Phthalates diketahui mengganggu endokrin tubuh Anda, atau sistem penghasil hormon. Mereka juga dapat meningkatkan produksi protein inflamasi yang dapat melemahkan respons imun Anda terhadap patogen dan menyebabkan disregulasi imun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News