Berikut makanan olahan khas Aceh yang sering dijumpai di bulan Ramadhan.
Womanindonesia.co.id – Akhirnya kita telah memasuki bulan suci Ramadhan, dimana seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa, menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12-14 jam setiap hari, selama sebulan penuh. Ketika tiba waktunya berbuka, saat terdengar suara adzan Maghrib, umat Islam boleh mulai minum atau makan.
Di Indonesia sendiri memiliki berbagai macam olahan makanan untuk berbuka puasa dari sabang sampai meraoke, kita tinggal memilih makanan khas mana yang ingin di nikamti saat berpuasa. Nah, berhubungan dengan olahan makan untuk buka puasa, kali ini kita akan membahas mengenai menu olahan istimewa saat berpuasa ciri khas Aceh. Untuk itu, simak berikut ini.
Makanan Olahan Khas Aceh di Bulan Ramadhan
1. Leumang
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang pertama adalah Leumang. Sekilas, makanan buka puasa khas Aceh satu ini akan mengingatkan kita pada lontong, Bedanya, ukuran leumang jauh lebih besar dan menggunakan beras ketan sebagai bahan utamanya.
Selain itu, leumang juga diolah dengan cara dibakar dalam potongan bambu. Tentu saja ini membuat leumang memiliki cita rasanya tersendiri. Leumang biasa disantap dengan tambahan gula aren sampai durian.
2. Lepat Gayo
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang kedua dalah Lepat Gayo. Kuliner khas Ramadhan di Aceh yang juga kerap menjadi incaran adalah Lepat Gayo. Sesuai dengan namanya, sajian ini berasal dari tanah Gayo yang mana menjadi sebuah tradisi untuk saling bertukar lepat dengan tetangga saat menjelang Ramadhan.
Tradisi ini bernama Meugang, dimana setiap rumah membuat lepat Gayo untuk kemudian ditukarkan dengan lepat Gayo milik tetangga. Lepat Gayo terbuat dari labu, ketan ataupun singkong yang kemudian diaduk menjadi satu bersamaan dengan air dan gula aren.
Adukan tepung ini kemudian akan berubah warna menjadi cokelat lalu dibungkus dengan daun pisang. Setelah matang, lepat biasanya diasapi agar bisa disimpan hingga berhari-hari.
3. Lambai
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang ketiga adalah Lambai. Berbahan dasar aneka jenis daun dan lalapan, lambai menjelma sebagai sesuatu yang istimewa kala Ramadan tiba. Bagi warga Kabupaten Pidie, Banda Aceh dan sekitarnya, makanan khas ini juga sering dinamakan sambai petplohpet atau sambai empat puluh empat, sesuai dengan jumlah bahan yang diracik di dalamnya.
Salah satu alasan yang menjadikan lambai hanya bisa dijumpai pada bulan puasa adalah penggunaan bahan dasarnya berupa daun peugaga. Saat ini, lambai boleh dihidangkan hanya dengan menggunakan campuran daun peugaga, daun jeruk perut, daun delima, daun pucuk mangga, dan daun kedondong. Keseluruhan daun itu dicuci bersih kemudian dicincang hingga halus.
4. Kanji Rumbi
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang keempat adalah Kanji Rumbi. Makanan sejenis bubur ayam ini lazim dimasak di bulan Ramadan dan dibagi-bagikan kepada mereka yang berbuka puasa di masjid. Masyarakat Aceh percaya bahwa mengonsumsi kanji rumbi di bulan Ramadan baik untuk kesehatan pencernaan. Kanji rumbi biasanya disajikan dengan suwiran ayam atau udang sebagai pelengkapnya.
5. Ie bu peudah
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang kelima adalah Ie bu peudah. Ie bu peudah adalah makanan sejenis bubur yang dimasak dari berbagai ramuan dan diolah dari 44 macam jenis dedaunan hutan, di antaranya daun peugaga, capa, oen tahe, muling dan sebagainya. Namun daun yang digunakan harus yang masih muda.
Lalu, ramuan itu dimasak dengan campuran lada, kunyit, lengkuas, dan bawang putih. Adonan rempah ini kemudian dicampur dengan beras dan kelapa yang telah diparut. Rempah yang digunakan sebagai bumbu akan terasa sedikit pedas. Karena itu, makanan ini disebut ie bu peudah atau air nasi pedas. Makanan khas Aceh Besar ini sudah turun temurun dilestarikan.
Bahkan setiap desa selalu memasak ie bu peudah di masjid, lalu dibagikan ke masyarakat. Tak ketinggalan, budaya gotong-royong menjadi kunci dalam memasak ie bu peudah. Makanan ini sangat jarang dijual di pasaran. Namun, jika anda ingin mencicipinya, setiap masjid di wilayah Aceh Besar selalu memasak ie bu peudah selama Ramadan dan dibagiakan ke masyarakat sekitar secara gratis.
6. Boh Rom-Rom
Makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan yang keenam adalah Boh Rom-Rom. Makanan ini bisa menjadi pilihan saat berbuka puasa. Boh Rom-Rom menjadi salah satu kuliner khas Ramadhan di Aceh yang sering diburu warga di pasar takjil.
Sekilas sajian ini tampat terlihat seperti kue klepon. Boh Rom-Rom terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan garam dan sari daun pandan. Untuk isiannya, Boh Rpm-Rom mengggunakan gula pasir atau potongan gula aren. Sehingga, pada gigitan pertama Anda langsung bisa merasakan manisnya gula aren memenuhi mulut. Rasa manisnya sangat pas sebagai awal pembuka puasa.
Itulah enam makanan olahan khas Aceh di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News