Program literasi keuangan Visa “Ibu Berbagi Bijak” kini berdayakan pengusaha perempuan di Bali.
Womanindonesia.co.id – Sebanyak 500 pelaku Isaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan di wilayah Badung dan Denpasar mengikuti workshop literasi keuangan Visa #IbuBerbagiBijak. Program kampanye literasi keuangan yang dimulai pada tahun 2017 dengan tujuan memberdayakan pelaku usaha perempuan agar memiliki keterampilan manajemen keuangan yang lebih baik dan mengembangkan bisnis mereka.
Workshop hybrid ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemerintah daerah Bali.
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman mengatakan Visa secara konsisten menjalankan program #IbuBerbagiBijak untuk menjangkau pelaku UMKM perempuan sebagai tulang punggung perekonomian di Bali, dan mendukung untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mereka dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Melalui program ini, Visa berupaya memberdayakan dan membekali para perempuan pelaku UKM dengan keterampilan dan sarana manajemen keuangan dan bisnis yang diperlukan agar dapat bertahan dalam jangka panjang, sekaligus membuka pintu bagi mereka untuk mengembangkan penjualan.
“Tujuan ini sejalan dengan fokus pemerintah tahun ini untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia untuk mendorong peran strategis perempuan dalam pertumbuhan UMKM di Indonesia dan membantu mereka go global,” kata Riko dalam virtual talkshow kemarin.
Kembali bermitra bersama Maxi Consulting di tahun ini, program ini akan memberdayakan pelaku UMKM perempuan untuk lebih berorientasi ekspor, serta membantu mereka dalam memahami dan membangun potensi untuk mengembangkan bisnis mereka ke luar wilayah.
Rangkaian workshop, dilanjutkan dengan hybrid expo dan sesi business matching, akan melibatkan narasumber praktisi dan akademisi, serta figur publik seperti Andy F. Noya, dan sejumlah mitra potensial, termasuk bisnis lokal yang mapan, seperti Titipku dan Bhinneka.
Berdasarkan data terakhir Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia memiliki lebih dari 64 juta UMKM yang menyumbang 60 persen dari PDB nasional. Sekitar 60 persen UMKM dimiliki dan dikelola oleh perempuan meliputi: 34 persen usaha menengah, 50,6 persen usaha kecil, dan 52,9 persen usaha mikro.
Pemerintah telah menetapkan sejumlah target untuk pengembangan UMKM nasional, antara lain meningkatkan kontribusi UMKM hingga 65 persen dari PDB nasional pada tahun 2024, menargetkan kontribusi UMKM hingga 17 persen dari total ekspor pada tahun 2024, dan digital onboarding 30 juta UMKM pada tahun 2030.
Berdasarkan survei kuantitatif yang dilakukan Kompas, pengembangan UMKM merupakan enabler penting untuk pertumbuhan inklusif di Indonesia. Sekitar 57 persen UMKM melibatkan komunitas lokal dalam menjalankan usahanya seiring aspirasi mereka untuk memberdayakan sumber daya manusia lokal (76 persen) dan mengurangi pengangguran (69 persen).
Sementara itu, akses permodalan (56 persen), kemudahan berusaha (31 persen), dan pelatihan kewirausahawan (15 persen) menjadi perhatian utama UMKM seiring tekanan-tekanan tambahan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Dukungan Pemerintah Terhadap Program Literasi Keuangan untuk Pelaku UMKM Perempuan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, mengatakan, masalah pelatihan, perizinan, pemasaran, dan juga pembukuan keuangan yang baik menjadi salah satu tantangan. Perlu kita tingkatkan kemampuan sumber daya manusia, khususnya literasi keuangan atau financial literacy.
“Selamat dan sukses program literasi keuangan dan inkubasi bisnis UMKM #IbuBerbagiBijak Bali 2022, saya harap kegiatan ini memberikan inspirasi kepada para hadirin (pelaku UMKM perempuan) bersama-sama dengan pemerintah, sinergi, dan kolaborasi mendukung ketahanan ekonomi masyarakat,” kata Sandi.
Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Temmy Satya Permana, mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, mengatakan, pihaknya mengapresiasi program #IbuBerbagiBijak Visa dalam upayanya memfasilitasi digital onboarding, mendorong literasi keuangan dan digital, serta mengglobalisasikan UMKM perempuan di Bali.
“Kami berharap program ini dapat membantu meningkatkan peran perempuan dalam pengembangan UMKM, dan mewujudkan pertumbuhan yang inklusif, selaras dengan semangat G-20 untuk pulih bersama dan lebih kuat pasca pandemi,” kata Temmy.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali I Wayan Jarta, mewakili Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada seluruh aspek kehidupan masyarakat Bali, termasuk sebagian besar UMKM, khususnya milik perempuan, terdampak signifikan.
Mereka perlu cerdas finansial dan teknologi, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan melalui business matching, dan go global untuk peluang pasar yang lebih luas.
“Kami yakin program #IbuBerbagiBijak ini akan membantu dan membekali pelaku UMKM perempuan dengan pengetahuan dan instrumen yang tepat untuk bertahan dan bertumbuh jangka panjang,” ujarnya.
Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan, Sarjito mengatakan, mengapresiasi program #IbuBerbagiBijak yang selama beberapa tahun terakhir terus meningkatkan literasi keuangan bagi perempuan dan pelaku UMKM perempuan.
“Kami berharap program ini dapat mengedukasi pelaku UMKM dalam mengelola keuangannya secara bijak dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap berbagai produk keuangan yang tersedia, termasuk layanan kredit atau pembiayaan dari entitas yang legal di bawah pengawasan OJK,” ungkapnya.
Pemahaman ini, kata Sarjito penting untuk menghindari jebakan pinjaman online ilegal yang memungut bunga sangat tinggi, disertai dengan perilaku sebagian penagih hutang yang kadang meresahkan.
“Edukasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap risiko penipuan yang marak terjadi, seperti bukti transfer palsu, yang merugikan pelaku UMKM,” lanjutnya.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari, mengatakan, tidak saja dalam kerangka peningkatan literasi, tapi kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan membuka akses untuk ekspor.
Hal inilah yang diperlukan sekarang dalam membuka berbagai kesempatan untuk menandai kebangkitan kembali pasca pandemi.
“Program #IbuBerbagiBijak ini juga pada dasarnya sejalan dengan program presidensi Indonesia dalam G20 dalam area financial inclusion, melalui kerangka kerja keuangan inklusif dalam rangka memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas serta inklusivitas ekonomi yang berkelanjutan, khususnya untuk UMKM yang dimiliki oleh perempuan dan pemuda,” kata Yunita.
Adopsi dan penggunaan teknologi membantu kita untuk menjadi lebih produktif, namun yang tetap paling utama adalah modal manusia. Oleh karena itu literasi keuangan dan literasi digital menjadi modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap UMKM agar secara optimal dapat memanfaatkan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
“Peran serta industri ini sangat kami harapkan untuk bersama pemerintah, otoritas, dan seluruh masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan dan keberdayaan konsumen, khususnya adalah untuk pelaku usaha perempuan Indonesia,” pungkas Yunita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News