Womanindonesia.co.id – Gempa Turki yang terjadi pada Senin pagi hingga saat ini telag menewaskan 20.451 orang dalam gempa raksasa di Turki dan Suriah.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi setidaknya 17.134 orang dan 70.347 terluka.
Pada saat yang sama, total korban tewas akibat gempa bumi di Suriah sedikitnya 3.317 orang.
White Helmets, sebuah kelompok sukarelawan Suriah, mengatakan jumlah total kematian di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut setidaknya 1.970.
Kemudian 1.347 tewas di daerah yang dikuasai pemerintah Suriah. Setidaknya 75.592 orang telah terluka di Suriah dan Turki, menurut pemerintah Turki, Helm Putih dan media pemerintah Suriah.
Korban tewas di kedua negara tersebut melebihi perkiraan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sebesar 10.000. Total korban tewas juga melebihi perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak 20.000 orang.
Jumlah korban tewas masih bisa berubah mengingat korban diselamatkan dari puing-puing bangunan yang runtuh.
Gempa kuat bermagnitudo 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pagi pukul 04:17 waktu setempat. Gempa tersebut dianggap yang terkuat dalam 100 tahun sejak 1939.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan keadaan darurat tiga bulan pada hari Selasa setelah gempa.
Keadaan darurat berlaku di 10 provinsi. Sepuluh kabupaten dinyatakan sebagai daerah bencana gempa.
“Kami telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat untuk memastikan operasi penyelamatan dan pemulihan kami dapat dilakukan dengan cepat,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.
Saat itu, Erdogan menegaskan akan mengirim lebih dari 50.000 petugas penyelamat ke daerah bencana. Ia juga menyediakan dana bantuan sebesar 100 miliar lira atau Rp 80 triliun.
Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri (WNI) dapat mendaftar melalui portal pengobatan online untuk WNI di www.peduliwni.kemlu.go.id.
Sedangkan bagi keluarga yang ingin menghubungi kerabat atau koleganya di Turki dapat menghubungi Telepon Perlindungan Sipil Indonesia di Ankara yaitu +905321352298.
Mereka yang berada di Suriah dapat menghubungi National Protection Hotline Indonesia di Damaskus yaitu. +96395810.
1. Gempa Turki
Gempa berkekuatan 7,7 derajat mengguncang dari Turki hingga Suriah. Guncangan ini juga dirasakan di negara tetangga Lebanon.
Setelah gempa pertama, US Geological Survey (USGS) mencatat sedikitnya 100 gempa susulan. Gempa bumi berkekuatan 7,5 dan terjadi 10 kilometer di bawah permukaan bumi.
Para ahli memperkirakan banyak korban karena gempa berada jauh di dalam pemukiman penduduk dan terjadi pada malam hari saat orang sedang tidur.
2. Alasan Gempa Turki sangat merusak:
Melansir dari akun Twitter Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, ada lima alasan mengapa gempa bumi yang mengguncang Turki tersebut sangat destruktif. Berikut alasannya:
- Magnitudo gempa yang relatif besar yaitu 7,8.
- Gempa terjadi di kerak bumi yang dangkal.
- Terjadi tiga gempa besar, yakni 7,8 SR, 6,7 SR, dan 7,5 SR.
“(4) Saat gempa pagi pukul 16.00 WIB, banyak warga yang berada di rumah dan masih tidur,” tulis Daryono di akun Twitternya @DaryonoBMKG.
Daryono juga mengungkapkan, empat kota besar yang dilingkupi gempa juga porak poranda. “(4) pusat gempa dikelilingi oleh empat kota besar: Gaziantep, Kahramanmaras, Pazarick & Nurdagi”, tulisnya.
- Kedalaman gempa yang terjadi pada Senin (6/2) pukul 01:17:36 WIB (08:17:36 WIB) adalah 24,1 kilometer.
- Seperti dikutip New York Times, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat 24 gempa susulan setelah gempa terbesar di Turki itu. Pusat gempa kira-kira berada di sayap Anatolia Timur.
3. RI kirim bantuan untuk gempa Turki
Bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia untuk korban gempa tahap pertama telah tiba di Gaziantep, Turki.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal menyerahkan bantuan kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) pada Rabu (8/2) pukul 13.00 waktu setempat.
Bantuan itu berupa wadah makanan. Bantuan tiba di Gaziantep setelah 34 jam berkendara dari Istanbul. Waktu tempuh lebih lama dari biasanya, 11 jam.
“Presiden RI melalui Menteri Luar Negeri mengimbau pemerintah Indonesia sebagai sahabat dekat negara untuk segera mengirimkan bantuan yang diperlukan ke wilayah yang dilanda gempa di Turki. Ini adalah bantuan kemanusiaan pertama bantuan berupa logistik. Dari negara ASEAN hingga tiba di lokasi bencana,” kata Lalu dalam keterangan resmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News