Womanindonesia.co.id – Antibiotik merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Meskipun sangat efektif dalam mengobati berbagai penyakit, penggunaan antibiotik yang tidak bijak dapat memiliki efek samping yang merugikan, terutama pada mikrobioma usus.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana konsumsi antibiotik dapat merusak mikrobioma dan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh.
Mikrobioma Usus: Komunitas Bakteri yang Vital
Mikrobioma usus adalah kumpulan triliunan mikroorganisme, termasuk bakteri baik, yang hidup di dalam saluran pencernaan kita. Komunitas ini berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, seperti pencernaan makanan, produksi vitamin, dan penguatan sistem kekebalan tubuh. Keseimbangan mikrobioma yang sehat dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi dan berbagai penyakit.
Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik
Menurut Dr. Bongjoon Kim, ahli probiotik dan mikrobioma dari Korea, penggunaan antibiotik dapat mengakibatkan kerusakan pada mikrobioma usus.
“Setelah menggunakan antibiotik, kondisi infeksi memang berkurang dengan cepat. Namun, di sisi lain, antibiotik dapat membunuh bakteri baik di usus, yang dapat menyebabkan munculnya berbagai kondisi kesehatan, seperti diabetes, obesitas, dan masalah kardiovaskular,” jelasnya dalam acara Nutrilite Daily Nutrition For Gut Health Expo & Rally di Senayan City Hall, Jakarta, Sabtu (12/10).
Proses ini terjadi karena antibiotik tidak hanya menyerang bakteri penyebab penyakit, tetapi juga membunuh bakteri baik yang diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, keseimbangan mikrobioma terganggu, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, peradangan, dan penurunan daya tahan tubuh.
Penurunan Daya Tahan Tubuh
Michael Duong, Managing Director Amway Malaysia, Indonesia & Brunei, menyoroti pentingnya menjaga kesehatan mikrobioma untuk mempertahankan daya tahan tubuh.
“Mikrobioma yang sehat berkontribusi pada sistem kekebalan yang kuat. Ketika mikrobioma terganggu akibat penggunaan antibiotik, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan berbagai penyakit,” tuturnya.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami gangguan mikrobioma, terutama setelah penggunaan antibiotik, lebih mungkin mengalami masalah kesehatan seperti alergi, infeksi, dan bahkan gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan penggunaan antibiotik dan hanya mengonsumsinya saat benar-benar diperlukan.
Cara Memulihkan Mikrobioma Usus
Setelah mengonsumsi antibiotik, sangat penting untuk memulihkan mikrobioma usus agar kesehatannya kembali optimal. Dr. Kim membagikan beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki bakteri usus:
- Konsumsi Probiotik: Menambahkan probiotik ke dalam diet, baik melalui makanan fermentasi seperti yogurt dan kimchi maupun suplemen, dapat membantu menyeimbangkan kembali bakteri baik di usus.
- Perbanyak Serat: Makanan tinggi serat seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian dapat memberikan dukungan bagi pertumbuhan bakteri baik.
- Hindari Makanan Olahan: Mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan olahan yang dapat merusak mikrobioma usus.
- Jaga Hidrasi: Minum cukup air membantu mendukung fungsi pencernaan dan kesehatan usus secara keseluruhan.
- Gaya Hidup Sehat: Melakukan aktivitas fisik secara teratur, tidur yang cukup, dan mengelola stres adalah kunci untuk mendukung kesehatan mikrobioma.
Konsumsi antibiotik memang diperlukan dalam beberapa kasus medis, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan bijak untuk menghindari dampak negatif pada mikrobioma usus. Memahami pentingnya menjaga kesehatan mikrobioma dapat membantu kita mencegah penurunan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Mari jaga kesehatan usus kita agar tetap bugar dan optimal!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News