Womanindonesia.co.id – Sebagai makanan yang dikenal karena nutrisinya, jamur kini justru menjadi alternatif yang dinilai layak untuk bahan pembuatan kulit dan bahan bangunan konvensional. Kedengarannya sulit dipercaya, tetapi bahan makanan sederhana ini nyatanya berhasil diolah menjadi bahan seperti kulit yang terbarukan dan berkelanjutan untuk bahan pembuatan tas, perabot rumah tangga, dan pakaian, berkat perusahaan rintisan dengan teknologi inovatif seperti Mycotech Lab (MYCL).
Mengenal MYCL
MYCL adalah sebuah wirausaha sosial asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2015 dengan fokus untuk menciptakan dampak sosial yang positif. Wirausaha sosial ini menciptakan bahan bangunan dan produk dari bagian vegetatif seperti benang dari jamur yang dikenal sebagai miselium.
limbah tersebut dari limbah terhadap limbah jamur tiram yang karena tak terpakai, MYCL memanfaatkan sisa makanan yang terbuang. Dengan sistem pengolahan yang mirip dengan tempe, MYCL mengikat miselium dengan limbah pertanian seperti jagung dan serpihan kayu, dan menumbuhkannya menjadi bahan yang disebut MyleaTM.
Bahan ini tahan api, tahan air dan fleksibel, bahkan dapat diubah menjadi berbagai kreasi kulit imitasi eksperimental. Menarik bukan?
Berbekal misi untuk mengungkap dampak industri kulit tradisional bagi bumi, MYCL selanjutnya memasarkan teknologi mereka ke bisnis lain di industri konstruksi dan mode. Kali ini MYCL bekerja sama dengan Doublet, sebuah merek fashion streetwear terkemuka asal Jepang. Dua kali koleksi berbahan dasar MyleaTM yang dikembangkan oleh MYCL. Koleksi runway tersebut telah ditampilkan pada Paris Fashion Week di bulan Juni 2021.
Doublet mengganti kulit dalam koleksi fashion ini dengan MyleaTM, bahan mirip kulit yang terbuat dari miselium jamur yang ditanam oleh perusahaan Biomaterial MYCL. Dibandingkan dengan kulit, MyleaTM dapat tumbuh menjadi bahan seperti kulit dengan waktu yang lebih singkat dan konsumsi air yang lebih sedikit.
Selain itu, MyleaTM mengemisi karbon yang jauh lebih sedikit dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya atau logam berat dalam proses pembuatannya. Hal tersebut meminimalkan risiko berbahaya, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesehatan manusia, dan yang terpenting tidak ada yang dirugikan selama proses tersebut.
Rama Lingkungan
Dengan konsep Spring Summer 2022 collection (SS22), MYCL dan Doublet ingin mengajak masyarakat untuk berani menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan yang lebih baik dengan merasa percaya diri akan fashion mereka terlepas dari stereotip yang ada saat ini. MYCL percaya bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan alternatif yang berkelanjutan, seperti beralih dari kulit hewan ke serat jamur.
Co-Founder MYCL, Ronaldiaz, mengatakan, penerapan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan yang diciptakan sebuah tren, melainkan sebuah kebutuhan. Bukan bumi yang membutuhkan kita, tapi kita membutuhkan bumi.
“Dengan MYCL, kami mencoba menyelamatkan bumi dengan menawarkan alternatif yang berkelanjutan melalui penggunaan serat jamur sebagai pengganti kulit hewan. Kami senang lingkungan kami ini juga mendapat dukungan dari institusi seperti Bank DBS,” ujarnya.
Misi MYCL tersebut didukung oleh Bank DBS Indonesia yang memiliki kepedulian yang sama sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank). Pada tahun 2016, Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation memberikan dana hibah kepada MYCL melalui program DBS Foundation Social Enterprise (SE) Grant. Dana tersebut mendukung pengembangan prototipe bio-material berkelanjutan rancangan MYCL.
Selain dana hibah, DBS Foundation juga memberikan bimbingan kepada MYCL untuk membantu mereka mengatasi berbagai tantangan bisnis. Setelah berhasil mengembangkan prototipe kerja dan model bisnis yang dapat diskalakan, MYCL kemudian kembali dianugerahi dana hibah oleh DBS Foundation pada tahun 2018 untuk mendukung rencana mereka dalam meningkatkan produksi dan menetapkan strategi kekayaan intelektual.
“Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation mendukung terus tumbuh kembang wirausaha sosial di Indonesia yang berusaha menyelesaikan masalah sosial dengan menciptakan dampak positif bagi. Kami menyediakan dukungan melalui berbagai program, dimulai dari sesi pendampingan hingga dana hibah. Kami senang melalui program serta pembinaan yang kami lakukan dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan MYCL,” ujar Executive Director, Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News