Womanindonesia.co.id – Ketua Persit KCK Daerah XVIII/Kasuari, Ny. Alin Gabriel Lema mengikuti webinar yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum (Ketum) Persit KCK, Ny. Rahma Dudung Abdurachman dengan Survivors Kanker Payudara (SKP) Kartika dari Kantor Persit KCK PD XVIII/Kasuari, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat, Kamis (17/2/2022).
Webinar ini terselanggara juga bekerjasama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan dihadiri oleh Ketua umum YKPI Ny. Linda Agum Gumelar.
Membuka acara tersebut , Ketum Persit KCK dalam sambutannya menyampaikan organisasi Persit berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi baik dari moril maupun materiil bagi seluruh Persit KCK.
“Persit KCK berkomitmen akan terus memberikan pendampingan dan menjadi bagian disetiap langkah perjuangan para penyintas kanker payudara, karena peranan dan dukungannya sangatlah penting untuk membantu proses pengobatan dan penyembuhan,” ucapnya.
Ia juga menghimbau kepada para Ketua Persit Kartika Chandra Kirana masing-masing daerah agar mendeteksi secara dini sakit yang diderita para anggotanya sebelum menjadi berat.
“Bagi anggota Persit yang terkena kanker payudara, kesembuhan memang butuh waktu dan kerja keras namun ibu-ibu tidak sendiri, kami akan selalu berdoa untuk kesembuhan ibu-ibu”.
“Sakit bukan penghalang namun harus percaya dapat melewati semua ini. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih yang tulus dan apresiasi kepada ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua,” tuturnya.
Seperti kita ketahui, berdasarkan informasi yang dilansir dari situs kemenkes bahwa kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
“70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,” kata Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia, Rabu (2/2.
Padahal sekitar 43% kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.
Tingginya angka kanker payudara di Indonesia menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah, namun demikian bukan berarti penanganan kanker jenis lainnya diabaikan. Pada saat yang sama, Kemenkes tetap melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit kanker lainnya seperti yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Kanker 2022-2022.
Dalam ketentuan ini, Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup 3 pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini dan tatalaksana kasus.
Secara rinci ketiga pilar tersebut menargetkan 80% perempuan usia 30-50 tahun dideteksi dini kanker payudara, 40% kasus didiagnosis pada stage 1 dan 2 dan 90 hari untuk mendapatkan pengobatan.
Untuk mencapai target ini, Kementerian Kesehatan tidak bekerja sendiri, melainkan turut dibantu oleh berbagai pihak seperti Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Dengan program unggulan sosialisasi skrinjng dan deteksi dini kanker payudara, YKPI telah berhasil menjangkau lebih dari 150.000 peserta baik secara daring dan luring pada 2016-2021.
Tak hanya itu, YKPI juga membantu menyediakan mobil mammografi serta aktif melakukan praktek SADARI bagi masyarakat awam dan kader kesehatan.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan semakin kuat dan ditingkatkan, dalam kerangka penanggulangan kanker payudara di Indonesia, sehingga semakin banyak pasien kanker yang terselamatkan.
Hari Kanker Sedunia diperingati tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Peringatan Hari Kanker Sedunia 2022 mengangkat tema “Close the Cure Gap” yang bertujuan untuk meminimalkan kesenjangan perawatan pada pasien kanker serta menekankan kesetaraan pasien dalam mendapatkan layanan medis. Sebab, saat ini masih terdapat kesenjangan kualitas layanan dalam perawatan pasien sehingga menghambat proses pengobatan.
Sejalan dengan tema ini, pemerintah juga akan memperkuat pelayanan medis untuk pengobatan kanker payurdara dengan mengatur pemerataan pelayanan kesehatan bagi pasien kanker guna memudahkan pasien mengakses layanan kesehatan yang memadai.
Semoga dengan adanya informasi ini dapat membantu masyarakat lebih peduli akan kesehatan dengan cara mendeteksi penyakit sejak dini agar tidak menunggu penyakitnya lebih parah lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News