Bukan tidak ada hambatan ketika melakukan ekspor pertama kali ke Korea Selatan yang berhasil mengekspor 2400 bungkus kerupuk kulit sapinya ini, karena tenaga kerja yang sedikit dan produksi secara manual, serta packing kemasan yang masih belum menggunakan teknolgi tinggi alhasil memakan waktu yang cukup lama yakni satu bulan.
Namun Dedi Rolis selaku pelaku UMKM ini merasa bangga bahwa produknya berhasil menembus pasar internasional yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan. “Keberhasilan kami tentu berkat dukungan dari Ibu Wina selaku pembina UMKM seluruh Indramayu dan juga PT. Niaga Teknologi Indonesia yang mengatur segala izin dan kemasan.
Selain itu kami berharap mendapat dukungan dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar para UMKM yang ada di wilayahnya juga mendapat perhatian dan dukungan tidak hanya sekedar apresiasi, tapi juga dukungan material yang dapat mendorong para UMKM lebih berkembang baik untuk kemajuan ekonomi masyarakat”.
Pasangan guru honorer ini bisa menjadi contoh bagi para UMKM lain untuk terus menggali dan mengasah kreatifitas produknya agar dapat berkembang. Karena ternyata mereka tidak hanya memproduksi kerupuk kulit sapi saja, tapi Kerupuk Mangga yang rasanya tidak kalah enaknya, serta Sambel Kamijara yang sudah menembus pasar Cirebon dan sekitarnya.
Semoga dengan keberhasilan kerupuk sapi Naura menembus pasar internasional ini menjadi langkah baik untuk UMKM di Indonesia dan menjadi perhatian pemerintah untuk membantu para UMKM agar tidak hanya menyentuh level tertentu tapi juga mampu menyentuh UMKM yang berada di daerah-daerah yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News