WomanIndonesia.co.id – Gigi sensitif atau hipersensitivitas dentin merupakan kondisi klinis umum yang umumnya dikaitkan dengan permukaan dentin yang terbuka. Hal ini paling sering disebabkan oleh hilangnya lapisan email yang meluas ke dentin. Gigi sensitif kebanyakan mempengaruhi individu pada usia 20-40 tahun dan menyebabkan ketidaknyamanan pada penderitanya.
Gaya hidup urban yang serba instan dan padat, juga memiliki dampak yang mampu mempengaruhi timbulnya gigi sensitif. Tidak hanya kopi hitam maupun es krim, pola makan sehat seperti infused water dan konsumsi jus buah-buahan yang tinggi kadar asamnya juga mampu mengakibatkan gigi sensitif. Terlebih lagi tren generasi muda saat ini yang selalu ingin tampil sempurna dengan melakukan perawatan gigi kosmetik, seperti bleaching dan veneer yang kini sangat diminati.
Tanda Keluhan Gigi Sensitif dan Penyebabnya
Menurut survey yang dilakukan oleh Unilever melalui badan riset independen IPSOS 2018 memperlihatkan bahwa satu dari lima penduduk di Indonesia atau 19% dari total populasi mengalami keluhan gigi sensitif. Penderita gigi sensitif tersebut dibagi menjadi dua kategori: penderita ringan (13%) dan penderita berat (6%).
Dari total penderita tersebut, 93% dari total penderita tidak mengambil tindakan apapun untuk mengatasi keluhan gigi sensitifnya. Survey juga menunjukkan bahwa penderita gigi sensitif juga menderita penyakit gusi, ulcers pada mulut, gigi goyang dan erosi email pada gigi.
Apabila Anda seringkali merasakan ngilu pada gigi Anda pada saat mengonsumsi makanan dingin dan asam, dapat diasumsikan Anda mengalami keluhan gigi sensitif. Ada beberapa penyebab gigi sensitif, berikut diantaranya:
1. Resesi gusi yang terjadi karena adanya infeksi gusi atau gingivitis.
2. Abrasi gigi akibat cara menyikat gigi yang salah menyebabkan dentin terbuka dan gigi mudah ngilu
3. Treatment gigi seperti scaling (pembersihan karang gigi), atau bleaching dan veneer menyebabkan gigi ngilu.
4. Erosi gigi akibat makanan dan minuman yang mengandung kadar asam tinggi atau berkarbonasi menyebabkan rangsangan ke dentin yang terbuka, sehingga menyebabkan rasa ngilu.
5. Keluhan gigi sensitif dan gingivitis umumnya rentan untuk diderita oleh perempuan yang sedang dalam masa kehamilan.
Keluhan gigi sensitif umumnya dapat dihindari apabila Anda melakukan perawatan dan pemeliharaan gigi yang efektif dan dapat dikurangi dengan penggunaan pasta gigi sensitif secara tepat dan rutin.
Drg Astrid Khatalia, Sp. Pros menjelaskan bahwa terdapat beberapa tipe senyum. Pertama, monalisa smile atau senyum kecil yang hanya memperlihatkan gigi bagian atas. Kedua, social smile atau senyum sosial yang mengangkat bibir ke arah atas dan kedua gigi baik atas maupun bawah terlihat. Ketiga, complex smile, dimana senyum dengan bibir terangkat maksimal.
“Dalam menciptakan senyum yang ideal untuk pasien, dokter gigi dapat memilih untuk melakukan tindakan perawatan veneer,” kata Astrid pada kegiatan Pepsodent Dental Expert Forum: ‘Smile Revolution’ #ByeNgilu di Jakarta baru-baru ini.
Drg. Astrid menjelaskan bahwa veneer adalah perawatan yang dirancang untuk menghasilkan kombinasi senyuman sehat dan indah dengan memerhatikan proporsi dan bentuk gigi yang simetris, refleksi/warna gigi serta keharmonisan antara keseluruhan gigi, bibir dan wajah.
“Prosedur perawatan harus melalui perencanaan yang baik dan sesuai dengan standar operasional yang ada, sehingga pasien dapat memperoleh hasil treatment yang tidak merugikan kesehatan giginya,” jelas drg Astrid.
Tindakan perawatan yang tidak tepat seperti mengambil lapisan email terlalu banyak atau dalam rangkaian tahapan veneer terkadang menstimulus gigi menjadi sensitif sehingga pasien harus di edukasi bahwa jika muncul gejala sensitif ini, dapat menggunakan pasta gigi khusus sensitif yang tepat.
Drg. Bernard O. Iskandar,Sp.KG,FICCDE,FICD menjelaskan perawatan endodontik adalah perawatan untuk memperbaiki gigi yang mengalami infeksi mencapai ruang saraf gigi. Maksud dari perawatan endodontik untuk mempertahankan gigi tanpa perlu dicabut sehingga kembali mampu berfungsi baik pengunyahan maupun menjaga penampilan gigi tetap baik.
Keluhan gigi dan gusi ringan biasanya dimulai dari keluhan awal seperti terasa pasien mengeluh nyilu biasa disebut gigi sensitif. Beliau menjelaskan, apabila keluhan tersebut tidak ditindak secara cepat dan tepat, akan mengakibatkan kerusakan gigi yang lebih berat dan membutuhkan perawatan gigi khusus, seperti perawatan endodontik.
Untuk itu, ia mengingatkan para dokter untuk dapat mengedukasi pasien, jika pasien mengeluh gigi terasa nyilu dan sensitif, dapat menggunakan cara aplikasi pasta gigi sensitif dan jika sudah mengeluh adanya sakit gigi agar dapat melalukan perawatan endodontik yang tepat dan benar.
Drg. Griya Ridha Raharja menuturkan para dokter diingatkan untuk selalu mengedukasi para pasien agar menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif.
“Tidak hanya untuk perawatan pasca tindakan, penggunaan pasta gigi khusus gigi sensitif pun direkomendasikan untuk digunakan selama tindakan berlangsung untuk mengurangi rasa ngilu pada gigi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News