Kekerasan verbal merupakan kekerasan dilakukan untuk menjatuhkan mental seseorang agar menjadi tak percaya diri.
Womanindonesia.co.id – Bentuk kekerasan verbal berupa penyiksaan terhadap seseorang melalui kata-kata. Psikolog Liza Marielly Djaprie mengatakan, kekerasan verbal beririsan dengan kekerasan psikologis yang dampaknya lebih buruk dari kekerasan fisik yang bekasnya terlihat dan bisa disembuhkan dengan obat-obatan.
Kekerasan verbal biasanya lebih sering terjadi pada anak. Lantas kekerasan verbal seperti apa yang sering terjadi pada anak? Simak berikut ini.
Bentuk Kekerasan Verbal yang Sering Terjadi Pada Anak
1. Suka mengkritik
Kritik bisa berisi komentar kasar. Bila terus disampaikan ke anak, ini bisa membuatnya merasa buruk dengan diri sendiri. Kritik itu pentung, tapi harus yang membangun dan tidak menyakiti anak.
2. Membentak anak
Ketika marah kepada anak yang melakukan kesalahan, intonasi suara biasanya akan meninggi. Seiring dengan kehilangan kesabaran, orangtua mungkin terlanjur membentak anak. Berteriak kepada anak merupakan hal spontan yang biasa dilakukan orangtua untuk menunjukkan superioritasnya dan untuk menarik perhatian anak agar memperhatikan dan mendengarkan ucapannya.
3. Gaslighting
Gaslighting adalah bentuk pelecehan emosional yang berbahaya, dan terkadang terselubung, di mana pelaku membuat korbannya mempertanyakan penilaian terhadap dirinya sendiri. Gaslighting bisa membuat anak cemas, merasa tidak berdaya, dan depresi.
4. Mengancam si kecil juga termasuk kekerasan verbal pada anak
Tidak jarang orangtua mengancam anak agar anak mau menurut. Contohnya jika anak tidak mau membereskan mainan, orangtua mengancam akan membuang mainannya. Mengancam anak dapat membuat anak merasa terintimidasi dan merasa inferior. Hal ini kurang bagus untuk perkembangannya. Cobalah memberikan pengertian dengan halus tetapi tetap tegas kepada anak.
5. Sering memanggil dengan sebutan kasar
Kekerasan verbal pada anak bisa dimulai dari memberikan sebutan kasar seperti ‘bodoh’ atau ‘jelek’. Sebutan kasar ini sering dikatakan ketika marah, tidak suka, atau meremehkan. Meski tujuannya hanya menggoda, sebaiknya tidak dilakukan ya.
6. Body shaming pada anak
Menjadi isu yang cukup hangat,body shaming juga terkadang dilakukan orangtua kepada anak. Body shaming adalah ejekan terhadap kondisi bentuk tubuh yang terjadi lewat percakapan. Mengejek baik tubuh yang terlalu gemuk, terlalu kurus, bergigi tonggos, berhidung pesek, dan sebagainya adalah bentuk dari body shaming.
Anak yang sering mengalami body-shaming, apalagi dari orangtuanya sendiri, akan menjadi tidak percaya diri. Ajarkan kepada anak untuk mencintai tubuhnya sendiri, seperti apapun kondisinya.
Itulah beberapa bentuk kekerasan verbal yang sering dialami anak. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News