Ruam popok atau dermatitis popok rentan dialami oleh bayi karena banyak faktor. Kondisi ini membuat Si Kecil lebih mudah rewel dan kualitas tidurnya juga terganggu setiap hari.
Womanindonesia.co.id – Menurut data epidemiologi kasus ruam popok terjadi pada 65% bayi dan kasus tertinggi terjadi di usia 6-12 bulan. Jika Si Kecil mengalami ruam popok, maka Ia akan lebih mudah rewel dan kualitas tidurnya juga terganggu setiap hari.
Penyebab Ruam Popok
Penyebab ruam popok, juga dikenal sebagai dermatitis popok, adalah kondisi kulit yang biasanya terjadi pada bayi atau balita sebagai akibat dari iritasi pada kulit yang terjadi di area yang tertutup oleh popok. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab dermatitis popok meliputi:
Kelembaban: Kulit yang terkena paparan urine dan tinja yang terperangkap dalam popok selama periode waktu yang lama dapat menjadi lembab dan lembek, yang dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan ruam popok.
Gesekan: Gesekan yang berulang antara kulit bayi dan popok, terutama saat bayi bergerak atau bergeser dalam popok, dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan ruam popok.
Alergi atau iritasi terhadap bahan dalam popok: Bahan-bahan tertentu yang digunakan dalam popok, seperti pewangi, lateks, atau bahan kimia lainnya, dapat menyebabkan alergi atau iritasi pada kulit bayi dan memicu ruam popok.
Kurangnya ventilasi: Penggunaan popok yang terlalu ketat atau popok yang tidak cukup ventilasi dapat menyebabkan kantung udara yang terperangkap di dalam popok, meningkatkan kelembaban dan suhu di area popok, dan akhirnya memicu ruam popok.
Infeksi jamur: Infeksi jamur, seperti infeksi jamur Candida, dapat berkembang di area yang lembap dan terkena ruam popok, dan dapat memperparah kondisi tersebut.
Penggunaan antibiotik: Penggunaan antibiotik secara berlebihan pada bayi dapat mengganggu keseimbangan flora mikroba normal di kulit, termasuk di area popok, dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur dan ruam popok.
Faktor genetik: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami ruam popok. Jika salah satu atau kedua orang tua bayi memiliki riwayat ruam popok, bayi tersebut mungkin juga lebih rentan terhadap kondisi ini.
Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok: Beberapa produk perawatan kulit, seperti sabun, lotion, atau tisu basah yang digunakan saat mengganti popok, dapat mengandung bahan yang dapat mengiritasi kulit bayi dan memicu ruam popok jika tidak cocok dengan kulit bayi tersebut.
Pola makan bayi: Pola makan bayi yang mengandung makanan atau minuman yang asam atau pedas, seperti jus jeruk, tomat, atau makanan pedas, dapat mempengaruhi asam urin dan tinja bayi, yang dapat memicu iritasi kulit dan ruam popok.
Cara Mengatasinya
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya ruam popok Si Kecil adalah dengan melakukan edukasi mengenai dermatitis popok, terutama kepada Ibu muda di Indonesia. Rata-rata, jumlah Ibu nifas atau melahirkan di setiap provinsi Indonesia pada tahun 2019 berjumlah 148.548.
Oleh karena itu, penting diadakan edukasi untuk Ibu di Indonesia secara rutin, apalagi kasus dermatitis popok di Indonesia sudah tidak jarang dialami oleh Si Kecil.
dr. Kemala prianggardini, SpA, dokter spesialis anak Siloam Hospital ASRI menjelaskan, ibu adalah sosok penting dalam menjaga kesehatan kanggota keluarga, termasuk kebersihan kulit bayi.
Oleh karenanya edukasi sangat penting. Jika kebersihan kulit tidak terjaga, apalagi jika dialami oleh bayi, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit seperti dermatitis popok.
Selain memilih popok yang tepat, ibu juga disarankan rutin untuk mengganti popok, yaitu setiap 2-3 jam sekali sehingga urine tidak terlalu lama kontak langsung dengan kulit.
“Kulit yang lembab dan kurang bersih memicu ruam popok yang sangat menggangu kesehatan bayi,” kata dr. Kemala dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Menyadari pentingnya edukasi terhadap Ibu di Indonesia, MAKUKU mengadakan Program Pekan Edukasi Ruam Popok mulai Maret hingga Mei 2023.
“Program Pekan Edukasi Ruam Popok ini merupakan bentuk komitmen kami untuk senantiasa mengedukasi para Ibu di Indonesia, khususnya ibu muda yang masih belajar untuk menciptakan pengalaman parenting yang menyenangkan bagi ibu dan Si Kecil,” ujar Jason Lee.
Pihaknya juga akan terus mengedukasi Ibu di Indonesia tentang pentingnya pemilihan popok yang tepat bagi Si Kecil.
Sebelumnya, MAKUKU telah memecahkan dua rekor MURI sebagai “Popok Bayi Sekali Pakai Tertipis” dan “Popok dengan Fasilitas Anti Gumpal Pertama di Indonesia (SAP Teknology)”.
“Kami menciptakan popok yang super tipis dengan ketebalan hanya 1,6mm untuk memberikan kenyamanan dan membantu mengurangi risiko dermatitis popok pada Si Kecil dengan teknologi inti struktur SAP pertama di Indonesia. Inti struktur SAP (Super Absorbent Polymer) pada MAKUKU SAP Diapers Slim Care tidak menjadikan popok menggumpal pada satu titik, sehingga penyerapan cairan lebih merata dan menjaga permukaan tetap kering. Hal ini dikarekan teknologi inti penyerap SAP memiliki daya serap yang lebih tinggi dan sirkulasi udara yang terjaga selama pemakaian popok,” pungkasnya.
Untuk mendukung mendukung penanganan masalah dermatitis popok di Indonesia, saat ini MAKUKU sedang mengadakan beberapa kegiatan, khususnya bagi Orangtua baru di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News