Womanidnonesia.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan ada 53 kasus Covid-19 subvarian CH.1.1 atau Orthrus di Indonesia.
“Ada 53 kasus varian Orthrus. 30 (kasus) di Jakarta,” kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat berkumpul di Balai Sidang Jakarta, Kamis (23/2).
Nadia memastikan puluhan subvarian kasus Orthrus itu merupakan transmisi lokal, bukan pemudik dari luar negeri (PPLN).
“Bukan PPLN, sudah menjadi pertunjukan lokal,” ujarnya. Ia menjelaskan, Orthrus masuk dalam daftar yang dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan data Kamis (23/2), kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 215 kasus. Dengan demikian, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 6.735.033 sejak awal pandemi.
3 orang meninggal hari ini. Total kematian sebanyak 160.897 kasus. Sedangkan total pasien sembuh sebanyak 6.570.305 kasus, dengan 265 pasien sembuh hari ini.
Jumlah kasus aktif sebanyak 3.566 pasien, turun 53 kasus dari kemarin. Jumlah sampel yang diperiksa hari ini sebanyak 20.526 sampel, dimana 1.363 kasus suspek.
Pemerintah membekukan aturan PPKM terkait pandemi Covid-19 yang dimulai awal tahun ini. Beberapa pantangan sudah dilonggarkan, namun masyarakat diminta segera mendapatkan suntikan booster.
Covid-19 Varian Othrus:
Kementerian Kesehatan memastikan ada 14 kasus Covid-19 subvarian CH.1.1 atau Orthrus di Indonesia. Kasus pertama ditemukan pada Oktober 2022.
“Kasus pertama dilaporkan pada 11 Oktober 2022, sejauh ini sudah ada 14 kasus varian Orthrus di Indonesia,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, dalam keterangannya, Selasa (21/2).
Dari 14 kasus terkonfirmasi, 10 berasal dari DKI Jakarta. Sedangkan 4 kasus lainnya berasal dari Lampung, Riau, dan Jawa Barat. Orthrus pertama kali dilaporkan di India pada Juli 2022.
Per 18 Januari 2023, lebih dari 12.000 kasus orthrus telah dilaporkan di 66 negara di seluruh dunia. Kebanyakan di Inggris, Denmark, Singapura dan Selandia Baru.
Kini, Orthrus telah masuk dalam kategori Variant Under Control (VuM) dari World Health Organization (WHO) sebagai salah satu lini varian BA 2.75. Sifat laki-laki dicurigai, yang menimbulkan risiko di masa depan.
“Kementerian Kesehatan saat ini terus melakukan pemantauan terhadap Varian Orthrus di tingkat nasional dan daerah, meskipun sejauh ini belum terjadi peningkatan kasus. Namun, kami akan terus melakukan pemantauan,” jelas Syahril.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada karena Covid-19 masih ada dengan varian baru. Syahril menjelaskan, pencegahan bisa dilakukan melalui pola hidup sehat, vaksinasi lengkap dan suntikan booster.
Gejala Covid-19 Varian Orthrus
Sejauh ini tidak ada gejala subvarian Orthrus yang dilaporkan. Namun, kemungkinan subvarian ini menimbulkan gejala seperti pendahulunya.
Seperti dilansir Express, satu-satunya gejala Orthrus yang dilaporkan adalah sakit tenggorokan, pilek, dan batuk. Selain ketiga gejala tersebut, Orthrus juga dapat memicu beberapa gejala sebagai berikut.
1. Demam
Setiap infeksi pasti dapat menyebabkan demam. Demam menandakan bahwa sistem imun tubuh sedang bekerja melawan virus, termasuk virus penyebab Covid-19.
2. kelelahan
Bahkan jika Anda tidak melakukan banyak aktivitas fisik, tubuh Anda bisa terasa sangat lelah. Tubuh menggunakan seluruh energinya untuk melawan penyakit dan peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
3. Sakit kepala
Biasanya, infeksi Covid-19 menyebabkan sakit kepala. Ini sangat mungkin terjadi dengan infeksi yang disebabkan oleh subvarian Orthrus. Sakit kepala berdenyut dan berlangsung beberapa lama. Ini juga merupakan gejala Covid-19 Orthrus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News