Womanindonesia.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan peningkatan kasus campak di Provinsi Papua Tengah dalam tiga bulan terakhir. Hingga 3 Maret, Kementerian Kesehatan mencatat total 397 kasus campak di tujuh kabupaten di Papua Tengah.
Maxi Rein Rondonuwu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan memaparkan tujuh kabupaten yakni Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.
“Sekitar 48 orang dinyatakan positif campak, utamanya di Kabupaten Mimika sebanyak 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus dan Kabupaten Paniai tujuh kasus,” kata Maxi, Selasa (7/3) di laman resmi Kementerian Kesehatan.
Maxi melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus rubella juga terkonfirmasi di Kabupaten Mimika. Dari kasus campak dan rubella yang terkonfirmasi, 19 orang masih dirawat, 182 orang ditemukan sembuh dan dua orang meninggal dunia.
“Tercatat ada dua yang meninggal dunia, satu dari Kabupaten Nabire dan satu dari Kabupaten Paniai,” lanjutnya.
Lebih lanjut Maxi memperkirakan, peningkatan kasus campak di Papua tengah disebabkan rendahnya cakupan vaksinasi MR anak selama tahun 2022
Karena menurut laporan Departemen Kesehatan, cakupan vaksin MR1 hanya 64,1 persen, setelah itu turun menjadi 48,6 persen untuk vaksin MR-2.
Menurutnya, penyakit ini juga menempatkan Papua Tengah dalam kategori risiko infeksi campak-rubella.
“Di wilayah pengamatan kami, 87 persen kasus yang dilaporkan tidak pernah mendapatkan vaksinasi MR. Hal ini terjadi pada hampir semua kelompok umur, bahkan yang sebagian besar tidak mendapatkan vaksinasi,” ujarnya.
Menanggapi temuan tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengambil beberapa langkah proaktif, antara lain berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Dinas Kesehatan di tujuh wilayah yang terkonfirmasi.
Kementerian Kesehatan, lanjut Maxi, akan terus meningkatkan surveilans aktif, meningkatkan cakupan vaksinasi dan melengkapi fasilitas kesehatan untuk persiapan menghadapi kasus campak.
Ia juga mengingatkan bahwa imunisasi MR masih merupakan cara yang efektif untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yakni campak dan rubella. Karenanya, Maxi mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima vaksin MR.
Setelah menerima laporan ini, kami bergegas mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, kata Maxi.
Gejala Campak
Campak adalah infeksi pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini ditandai dengan ruam kulit di sekujur tubuh dan gejala mirip flu.
Campak, juga dikenal sebagai rubella, disebabkan oleh virus. Gejala biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah tubuh terpapar virus campak. Penyakit ini kebanyakan terjadi pada anak-anak dan dapat mengancam jiwa.
Gejala campak baru muncul 10-14 hari setelah terpapar. Gejala tersebut antara lain batuk, pilek, mata sakit, sakit tenggorokan, demam, dan ruam berbintik merah.
Tidak ada pengobatan untuk infeksi campak yang ada, tetapi pereda demam atau vitamin A yang dijual bebas dapat meredakan gejala Campak.
Berikut beberapa gejala Campak:
- Demam,
- Batuk kering,
- Masuk angin,
- Sakit tenggorokan,
- Mata merah dan meradang (konjungtivitis),
- Bintik putih kecil di selaput lendir pipi,
- Ruam
Penyebab Campak
Campak yang menyerang manusia disebabkan oleh morbillivirus, yang merupakan virus RNA. Virus ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa, terutama yang belum pernah divaksinasi atau pernah terkena campak saat masih kecil.
Virus penyebab campak ditemukan di hidung atau tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. Ketika seseorang terinfeksi virus, mereka mungkin batuk dan bersin.
Tetesan tersebut kemudian dapat menyebar ke udara di mana orang lain dapat menghirupnya. Tetesan infeksi dapat bertahan di udara selama sekitar satu jam.
Campak dianggap sebagai salah satu penyakit paling menular di dunia. Penyakit ini ditularkan melalui batuk dan bersin serta melalui kontak langsung dengan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit campak pada anak.
Mengutip situs Mayo Clinic, berikut ini di antaranya.
1. Tidak divaksinasi
Vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk mencegah infeksi campak. Jika anak-anak tidak divaksinasi, risiko terkena campak semakin besar.
2. Bepergian ke luar negeri
Jika anak dibawa ke negara-negara di mana campak berlimpah, ada risiko si kecil akan tertular penyakit yang sama.
3. Kekurangan vitamin A
Ketika anak-anak tidak mendapat cukup vitamin A, gejala dan komplikasi campak pada masa kanak-kanak menjadi serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News