Womanindonesia.co.id – Anemia defisiensi besi masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 3 dari 10 ibu hamil mengalami anemia, dan sekitar 1 dari 4 anak di bawah usia 5 tahun juga terdampak. Dampaknya tidak bisa dianggap remeh anemia pada ibu dapat berisiko meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, sementara pada anak, kekurangan zat besi dapat menghambat tumbuh kembang serta berisiko menyebabkan stunting.
Untuk menjawab permasalahan ini, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berkolaborasi dengan e-Nutri dalam meluncurkan program Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia, dengan memperkenalkan Kalkulator Zat Besi sebagai alat bantu inovatif bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan, dalam mendeteksi dan mencegah anemia defisiensi besi sejak dini.
Deteksi Dini Anemia dengan Kalkulator Zat Besi
Di era digital, pendekatan inovatif menjadi kunci dalam meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan. Kalkulator Zat Besi yang diperkenalkan oleh e-Nutri adalah fitur berbasis kuesioner yang memungkinkan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak untuk menilai risiko anemia secara cepat dan mandiri.
Gladys Samosir, Digital Engagement Lead e-Nutri, menjelaskan bahwa fitur ini dikembangkan berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan disesuaikan dengan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) Indonesia.
“Dengan hanya menjawab 7-10 pertanyaan sederhana terkait pola makan harian, dalam waktu 3 menit pengguna dapat mengetahui risiko anemia dan mendapatkan rekomendasi asupan zat besi yang lebih optimal,” jelasnya di Bogor, Kamis (13/2).
Melalui teknologi ini, tenaga kesehatan seperti bidan dapat melakukan skrining awal dengan lebih mudah dan efisien. Hasilnya dapat menjadi dasar untuk edukasi serta intervensi yang tepat guna mencegah anemia sejak dini.
Bidan sebagai Garda Terdepan Pencegahan Anemia
Peran bidan dalam mencegah anemia sangat penting, mengingat mereka merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak di berbagai pelosok negeri. Dr. Ade Jubaedah, Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, menekankan bahwa gerakan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung program nasional penurunan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
“Dengan jumlah bidan yang mencapai 26,2% dari total tenaga kesehatan di Indonesia, keberadaan mereka sangat vital dalam pencegahan dini anemia defisiensi besi. Kami menyambut baik kolaborasi dengan e-Nutri ini karena dapat membantu meningkatkan skrining anemia di seluruh pelayanan bidan,” ujar Ade Jubaedah.
Selain itu, melalui aplikasi e-Nutri, bidan juga mendapatkan akses ke berbagai informasi ilmiah terbaru, materi pelatihan, dan fitur konsultasi dengan ahli, yang semakin memperkuat perannya dalam edukasi dan pelayanan kesehatan.
Langkah Konkret Menuju Generasi Bebas Anemia
Melalui Gerakan Skrining dan Edukasi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi, IBI dan e-Nutri menargetkan untuk menjangkau 500.000 ibu dan anak di seluruh Indonesia. Program ini sudah berjalan sejak awal Februari 2025 dan akan terus berlanjut ke berbagai daerah.
Lebih dari sekadar alat skrining, Kalkulator Zat Besi juga menjadi langkah edukatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan zat besi dalam mencegah anemia. Dengan dukungan teknologi dan tenaga kesehatan yang kompeten, harapannya, angka anemia dapat ditekan secara signifikan dan mendorong terwujudnya Generasi Emas 2045 yang lebih sehat dan cerdas.
Kolaborasi antara tenaga kesehatan dan inovasi digital seperti Kalkulator Zat Besi membuktikan bahwa transformasi kesehatan berbasis teknologi bukan lagi sekadar wacana, melainkan solusi nyata yang dapat membawa perubahan bagi kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News