Womanindonesia.co.id – Kementerian Agama RI dan otoritas Arab Saudi telah menyepakati penggunaan aplikasi bio-visa bagi seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M. Aplikasi ini memungkinkan jemaah haji tahun 2023 dapat mendaftar secara mandiri.
Aplikasi Visa Bio digunakan dalam proses penerbitan visa dengan merekam biometrik wajah, sidik jari dan fotokopi paspor.
Kesepakatan tersebut dicapai pada Kamis (3/9) dalam pertemuan antara Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama dengan delegasi Saudi di Kedutaan Besar Saudi di Kuningan, Jakarta.
Delegasi Saudi terdiri dari perwakilan Kementerian Haji dan Umrah, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Otoritas Penerbangan Sipil (GACA), Wukala, Tim Visa Bio dan Tim Rute Makkah. Kedatangan mereka dipimpin oleh Abdurrahman Al Bijawi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
“Aplikasi ‘Saudi Visa Bio’ akan diterapkan untuk seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M untuk memudahkan dan mempercepat screening jemaah haji setibanya di bandara Arab Saudi,” kata Dirjen PHU Hilman Latief dalam keterangan pers resmi. rilis. . pembebasan Pernyataan, Jumat (3 Oktober) ).
Hilman mengatakan dengan menggunakan aplikasi Saudi Visa Bio akan memungkinkan jemaah untuk mendaftar secara mandiri tanpa harus mengunjungi Kedutaan Besar dan Konsulat Saudi atau Pusat Penerbitan Visa di Indonesia.
Ia menambahkan, aplikasi tersebut sudah tersedia di Playstore dan App Store.
“Aplikasi ini dapat diunduh melalui perangkat stasiun masing-masing dan semua identitas, termasuk sidik jari dan wajah stasiun, tersimpan di dalam aplikasi,” ujarnya.
Selain itu, implementasi jalur Mekkah atau tol juga dibahas dalam rapat koordinasi antar negara. Tahun ini juga sprint jemaah haji dari DKI Jakarta, Banten, Lampung dan sebagian Jawa Barat akan berlangsung di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
“Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pihak Saudi meminta ruang tunggu Bandara Soetta Express yang lebih luas dan akses yang lebih mudah,” kata Hilman.
Menurut Hilman, layanan ekspres diluncurkan sejak 2018. Melalui layanan tersebut, proses keimigrasian jemaah haji sudah diatur sejak kedatangan mereka di bandara di Indonesia. Jamaah haji tidak perlu mengecek ulang paspor dan visa setibanya di Arab Saudi.
“Jumlah jemaah yang dilayani kereta peluru sebanyak 55.321 jemaah,” jelasnya.
Sementara itu, Saiful Mujab, Direktur Pelayanan Haji Domestik, mengatakan Arab Saudi telah meminta agar Nota Kesepahaman Indonesia-Arab Saudi segera dilaksanakan untuk melanjutkan ibadah puasa. Dengan begitu Anda dapat merencanakan ke depan.
“Ada pembahasan bersama dengan Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura 2, Imigrasi, Avsec dan maskapai terkait lokasi yang dipercepat,” ujar Saiful.
Dalam pertemuan antar negara itu juga dibahas rencana penerbangan haji. GACA dari Arab Saudi menanyakan kepada Dirjen PHU dan maskapai tentang jadwal penerbangan haji.
“Jadwalnya dibuat bersama antara departemen umum PHU dan maskapai penerbangan. Kami sepakat rata-rata 17 rombongan akan berangkat dari kapal yang berbeda ke Arab Saudi setiap hari,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News