Womanindonesia.co.id – Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat penting diperingati bagi seluruh umat Islam di dunia, sama halnya dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha mengingat peristiwa ini memiliki makna yang sangat mendalam.
Bagaimana tidak, karena pada peristiwa Isra Mi’raj inilah Allah SWT memberikan perintah untuk menunaikan salat lima waktu yang diwajibkan untuk seluruh umat Islam sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat kita lihat di surah ke-17 Al-Qurán, Surah Al-Isra.
Dan tidak ada nabi lain selain Rasulullah. Nabi Muhammad SAW yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratulmuntaha seperti ini. Namun tidak hanya itu saja, peristiwa Isra Mi’raj ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah merasa sedih akan nasib umatnya kelak.
Tentang Isra Mi’raj
Isra Mi’raj dalam bahasa Arab: الإسراء والمعراج, dengan terjemahan al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.
Menurut tradisi, perjalanan ini dikaitkan dengan Lailat al-Mi’raj, sebagai salah satu tanggal paling penting dalam kalender Islam.
Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Perbedaan Isra dan Mi’raj
Sering kali masyarakat menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad “diberangkatkan” oleh Allah. dari Masjidilharam hingga Masjidilaqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, dia mendapat perintah langsung dari Allah. untuk menunaikan salat lima waktu.
Lailat al-Mi’raj dalam bahasa Arab: لیلة المعراج, Lailätu ‘l-Mi‘rāğ), juga dikenal sebagai Shab-e-Mi’raj dalam bahasa Persia: شب معراج, Šab-e Mi’râj termasuk di Iran, Pakistan, India dan Bangladesh. Sementara dalam bahasa Turki mereka menyebutnya Miraç Kandili . Dan biasanya perayaan ini dilangsungkan saat Isra dan Mi’raj.
Beberapa Muslim merayakannya dengan melakukan salat tahajud di malam hari, dan di beberapa negara mayoritas Muslim, dengan menghias kota dengan lampu dan lilin. Umat Islam berkumpul di masjid dan melakukan salat berjemaah serta mendengarkan khotbah mengenai Isra dan Mi’raj.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News