Womanindonesia.co.id – Ibadah haji dan umrah menjadi momen sakral bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun, di tengah jutaan jemaah yang berkumpul, risiko penularan penyakit juga meningkat, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh berbagai virus, salah satunya Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Bagi jemaah lansia dan penderita penyakit kronis, RSV bisa menjadi ancaman serius karena dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia dan gagal napas. Oleh karena itu, memahami cara pencegahan sebelum dan selama ibadah haji sangatlah penting agar kesehatan tetap terjaga.
Setiap tahunnya, sekitar 2-3 juta jemaah dari berbagai negara datang ke Tanah Suci. Dalam lingkungan yang padat dan aktivitas ibadah yang padat, risiko penularan virus pernapasan meningkat drastis. Data Pusat Kesehatan Haji menunjukkan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, jumlah jemaah lansia (65 tahun ke atas) terus meningkat, dengan 21% jemaah haji pada 2024 berasal dari kelompok usia ini.
Lansia lebih rentan terhadap infeksi karena mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh terkait usia atau Age-Related Declined in Immunity (ARDI). Jika terinfeksi RSV, mereka berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius yang dapat berujung pada perawatan di rumah sakit bahkan kematian. RSV sendiri menyebar melalui droplet dari batuk atau bersin, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Gejalanya mirip dengan flu, seperti batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Namun, bagi lansia atau individu dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), RSV bisa berkembang menjadi infeksi paru yang lebih parah.
Untuk mengurangi risiko infeksi, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bersama Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) dan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, serta didukung oleh GSK Indonesia, telah mengeluarkan rekomendasi pencegahan ISPA bagi jemaah haji dan umrah. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Pertama, vaksinasi sebelum keberangkatan. Vaksinasi menjadi langkah utama dalam mencegah infeksi pernapasan. Arab Saudi telah memasukkan vaksin RSV dalam program imunisasi nasional untuk lansia berusia 60 tahun ke atas. PDPI juga merekomendasikan vaksin influenza, pneumonia, dan meningitis bagi jemaah haji dan umrah sebelum keberangkatan.
- Kedua, menggunakan masker di area ramai. Dengan banyaknya jemaah di satu tempat, risiko penularan virus meningkat. Penggunaan masker medis atau N95 dapat membantu mencegah penyebaran droplet yang mengandung virus, terutama di lokasi ibadah yang ramai seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
- Ketiga, menjaga kebersihan diri. Sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menutup mulut saat batuk atau bersin dengan siku atau tisu, serta menghindari menyentuh wajah terutama hidung, mulut, dan mata setelah menyentuh permukaan umum.
- Keempat, menjaga jarak dan menghindari kontak fisik berlebihan. Saat berada di area yang padat, usahakan menjaga jarak dan mengurangi kontak fisik seperti berjabat tangan. Hindari juga berbagi peralatan makan atau minum dengan orang lain.
- Kelima, konsultasi kesehatan sebelum berangkat. Bagi jemaah yang memiliki riwayat penyakit kronis, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum berangkat. Hal ini penting untuk memastikan kondisi kesehatan optimal dan mendapatkan rekomendasi medis yang sesuai.
- Keenam, menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, minum air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi, serta istirahat yang cukup agar tubuh tetap fit selama perjalanan ibadah.
Ketua Majelis Kehormatan PDPI, Prof. Dr. Tjandra Yoga SpP(K), menegaskan bahwa pencegahan penyakit pernapasan, terutama RSV, dapat dilakukan dengan vaksinasi dan perilaku hidup sehat. “Lansia dan jemaah dengan penyakit penyerta perlu lebih waspada dan mengambil langkah preventif sebelum berangkat,” katanya di Jakarta, Kamis (26/2).
Sementara itu, Presiden Direktur GSK Indonesia, Manishkumar Munot, menambahkan bahwa vaksinasi memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jemaah selama ibadah haji dan umrah. “Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi agar jemaah dapat menjalani ibadah dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Ibadah haji dan umrah memerlukan kesiapan fisik dan mental. Jangan biarkan ISPA dan RSV menghambat perjalanan ibadah yang telah lama dinantikan. Dengan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk.
Ingat, kesehatan adalah investasi utama untuk ibadah yang lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News